بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ
Senin, 30 Mei 2016
Aku Mencintaimu Karena Allah
Minggu, 29 Mei 2016
Perang Uhud [3]
BAHASAN : SIRAH NABI
PERANG UHUD
Pembelotan yang dilakukan oleh kaum munafiqin menyebabkan jumlah pasukan kaum Muslimin berkurang. Namun, ini tidak mengendorkan semangat tempur para Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah menginap pada malam itu, pada harinya yaitu Sabtu pagi, kaum Muslimin melanjutkan perjalanan menuju bukit Uhud. Ketika sudah sampai di sana, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai mengatur strategi. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan pasukan kaum Muslimin untuk membelakangi bukit Uhud dan menghadap ke Madinah. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menempatkan 50 orang pemanah untuk berada di puncak bukit ‘Ainain. Tugas para pemanah yang dipimpin oleh ‘Abdullâh bin Jubair Radhiyallahu anhu ini adalah melindungi kaum Muslimin yang berada di bawah bukit dari serangan kaum kafir Quraisy yang mungkin dilakukan dari arah belakang kaum Muslimin. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang keras para pemanah ini meninggalkan tempat mereka ini, meskipun dalam keadaan genting kecuali ada perintah dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنْ رَأَيْتُمُوْنَا تَخْطَفُنَا الطَّيْرُ فَلاَ تَبْرَحُوْا مَكَانَكُمْ هَذَا حَتَّى أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ وَإِنْ رَأَيْتُمُوْنَا هَزَمْنَا الْقَوْمَ وَأَوْطَأْنَاهُمْ فَلاَ تَبْرَحُوْا حَتَّى أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ
Meskipun kalian melihat kami disambar burung, janganlah kalian meninggalkan tempat kalian ini sampai aku mengutus utusan kepada kalian. Meskipun kalian melihat kami telah berhasil mengalahkan mereka, maka janganlah kalian meninggalkan tempat kalian ini sampai aku mengutus utusan kepada kalian [HR. al- Bukhâri][1]
Sabtu, 28 Mei 2016
Perang Uhud [2]
BAHASAN : SIRAH NABI
PERANG UHUD
Setelah bermusyawarah dengan para shahabat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memutuskan untuk menyambut serangan kaum kuffar Makkah dan sekitarnya diluar Madinah. Sebelum berangkat, Rasulullah membagi pasukan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi tiga regu dan masing-masing diberi bendera. Bendera regu Muhajirin diserahkan kepada Mush’ab bin Umar Radhiyallahu anhu yang selanjutnya diganti oleh Ali bin Abu Thâlib setelah Mush’ab Radhiyallahu anhu wafat sebagai syahid di medan tempur, bendera Aus dibawa oleh Usaid bin Hudhair sementara satu bendera lagi yaitu bendera Khazraj dipercayakan kepada al Habbab bin al Mundzir Radhiyallahu anhu.
Jumat, 27 Mei 2016
Perang Uhud [1]
BAHASAN : SIRAH NABI
PERANG UHUD[1]
Pengalaman pahit yang dirasakan oleh kaum Quraisy dalam perang Badar telah menyisakan luka mendalam nan menyakitkan. Betapa tidak, walaupun jumlah mereka jauh lebih besar dan perlengkapan perang mereka lebih memadai, namun ternyata mereka harus menanggung kerugian materi yang tidak sedikit. Dan yang lebih menyakitkan mereka adalah hilangnya para tokoh mereka. Rasa sakit ini, ditambah lagi dengan tekad untuk mengembalikan pamor Bangsa Arab yang telah terkoyak dalam Perang Badar, mendorong mereka melakukan aksi balas dendam terhadap kaum Muslimin. Sehingga terjadilah beberapa peperangan setelah Perang Badar. Perang Uhud termasuk di antara peperangan dahsyat yang terjadi akibat api dendam ini. Disebut perang Uhud karena perang ini berkecamuk di dekat bukit Uhud. Sebuah bukit dengan ketinggian 128 meter kala itu, sedangkan sekarang ketinggiannya hanya 121 meter. Bukit ini berada di sebelah utara Madinah dengan jarak 5,5 km dari Masjid Nabawi.[2]
Kamis, 26 Mei 2016
Perang Bani Qainuqa
BAHASAN : SIRAH NABI
PERANG BANI QAINUQA
Sebagian besar Ulama Ahli Sejarah menyebutkan bahwa peperangan ini terjadi setelah Perang Badar Kubra. Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Hajar[1] dengan berpegang pada hadits Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh Abu Dâwud[2] dan beliau rahimahullah menyatakan hadits ini hasan dan diperkuat dengan riwayat Ubâdah bin al-Walîd dalam Maghâzi Ibnu Ishâq[3]
PENYEBAB PEPERANGAN
Disebutkan dalam kitab-kitab sirah bahwa ada dua sebab terjadinya peperangan ini.
Selasa, 24 Mei 2016
Beberapa Peristiwa Sesudah Perang Badar
BAHASAN : SIRAH NABI
BEBERAPA PERISTIWA SESUDAH PERANG BADAR
Kemenangan yang Allah Azza wa Jalla anugerahkan kepada kaum Muslimin pada perang Badar menorehkan luka yang amat dalam bagi kaum musyrikin dan komplotannya. Peristiwa menyakitkan ini memicu berbagai tindakan balas dendam, sehingga sesudah perang Badar tercatat beberapa peperangan lagi dalam sejarah Islam.
Rencana Membunuh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Suatu ketika, Umair bin Wahab berbincang-bincang dengan Shafwân bin Umayyah tentang kekalahan yang mereka derita dalam perang Badar. Kemudian, Umair mengatakan kepada Shafwân bahwa seandainya dia tidak memiliki tanggungan hutang dan keluarga yang dikhawatirkan masa depannya, tentu dia sudah berangkat ke Madinah untuk membunuh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mendengar ucapan ini, Shafwân tidak menyia-nyiakannya. Dia berjanji untuk melunasi hutang Umair dan memelihara keluarganya, jika dia berhasil membunuh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka bersepakat dan mereka merahasiakan rencana ini.
Senin, 23 Mei 2016
Keutamaan Para Sahabat Yang Ikut Perang Badar
BAHASAN : SIRAH NABI
KEUTAMAAN PARA SAHABAT YANG IKUT PERANG BADAR
Allah Azza wa Jalla berfirman :
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Sungguh Allah telah menolong kalian dalam peperangan Badar, padahal kalian adalah (ketika itu) lemah. Karena itu, bertakwalah kepada Allah, supaya kalian mensyukuri-Nya. [Ali Imrân/3:123]
Minggu, 22 Mei 2016
Berapa Jumlah Istri Anda di Surga?
Pertanyaan :
Saya pernah mendengar, jumlah istri seorang laki-laki di surga lebih dari satu. Apa benar demikian?. Thkn’s
Jawaban :
Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du
Pertama, penjelasan semacam ini selayaknya membuat untuk semakin serius dalam menggapai surga. Berusaha menjaga iman, jangan sampai tercampur dengan kekufuran dan keyakinan yang menyimpang. Dengan demikian, pembahasan tentang surga bukan semata menjadi dongeng yang nyaman didengar, namun hampa amalan.
Ghanimah Dan Tawanan Perang Badar
BAHASAN : SIRAH NABI
GHANIMAN DAN TAWANAN PERANG BADAR
Perang Badar telah usai dengan kemenangan di pihak kaum Muslimin. Sebuah kemenangan karunia Allah Azza wa Jalla yang diberikan sebagai realisasi janji-Nya kepada Rasul-Nya dan kaum Muslimin. Kemenangan dalam peperangan identik dengan ghanîmah (harta rampasan perang). Itu pula lah yang terjadi kala itu. Para Sahabat mendapatkan banyak ghanîmah yang diproleh dari tangan musuh yang melarikan diri, terbunuh atau yang tertawan.
Sabtu, 21 Mei 2016
Hikmah Membunuh Cicak
Assalamu ’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ustadz, Saya belum memahami hikmah perintah membunuh cicak jika membaca riwayat berikut: Diriwayatkan dari Imam Ahmad, “Bahwasanya ketika Ibrahim dilemparkan ke dalam api maka mulailah semua hewan melata berusaha memadamkannya, kecuali cicak, karena sesungguhnya cicak itu menghembus-hembus api yang membakar Ibrahim.” [Imam Ahmad, 6:217]
Cicak yang menghembus agar api semakin membesar terjadi pada masa Nabi Ibrahim.
Apakah cicak termasuk hewan terkutuk sehingga ia tetap harus dibunuh hingga akhir zaman? Bukankah cicak mengurangi populasi nyamuk?
Jazakumullah khairan katsira (semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan yang banyak).
Jumat, 20 Mei 2016
Perang Badar Berkecamuk
BAHASAN : SIRAH NABI
PERANG BADAR BERKECAMUK
Setelah melakukan berbagai persiapan fisik, tepatnya pada hari Jum’at pagi, tanggal 17 Ramadhan, tahun 2 Hijriyah, ketika kedua belah pihak (Muslim dan Quraisy) sudah saling berhadapan dan sedang mengambil ancang-ancang untuk saling menyerbu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a : “Ya Allah Azza wa Jalla, kaum Quraisy telah datang dengan sombong dan penuh kecongkakan. Mereka menentang-Mu dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah Azza wa Jalla, berilah pertolongan yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla, binasakanlah mereka pagi ini!”
Kamis, 19 Mei 2016
Kisah Perang Badar
BAHASAN : SIRAH NABI
KISAH PERANG BADAR
Ketika Rasullulah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pasukannya sampai di dekat Safra` (suatu daerah di dekat Badar); beliau mengutus Basbas dan Ady bin Abi Zaghba` ke Badar. Keduanya disuruh mencari informasi tentang Abu Sufyan dan rombongan dagangnya.[1] Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar Radhiyallahu anhu juga keluar untuk tujuan ini. Keduanya bertemu dengan seseorang yang sudah tua. Rasulullah bertanya kepadanya tentang pasukan Quraisy. Orang tua itu mau menjawab asalkan mereka berdua memberitahu dari mana asal mereka ? Keduanya setuju. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memintanya agar bercerita lebih dahulu. Orang itu menjelaskan bahwa ia mendengar berita tentang Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya telah berangkat pada hari ini dan ini. Jika si pembawa berita itu benar, berarti mereka sekarang sudah sampai di tempat ini dan ini. Dan jika si pembawa berita tentang pasukan Quraisy juga jujur, berarti mereka sekarang berada di tempat ini dan ini.
Hukum Membunuh Semut Dan Kecoak Yang Mengganggu
Bagaimana hukum membunuh semut dan kecoak jika mengganggu? Padahal dalam hadits disebutkan bahwa semut tidaklah boleh dibunuh.
Hukum Membunuh Semut Rumah
ما حكم قتل النمل القارص ، حتى لو لم يقرص ، وكذا قتل باقي أنواع الحشرات ، التي في المنازل وغيرها ، حتى لو لم يكن منها الأذى ؟
Pertanyaan : “Apa hukum membunuh semut yang suka menggigit meski ketika itu sedang tidak menggigit? Demikian pula, apa hukum membunuh binatang-binatang kecil lain yang biasa ada di rumah atau pun tempat yang lain meski tidak mengganggu?”
Rabu, 18 Mei 2016
Sekedar Himbauan Untuk Wanita Berjilbab Lebar (Bijak Berkendara)
بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ
Wanita berjilbab mulai banyak, Termasuk pula model jilbab lebar, Entah dilengkapi cadar, Atau ga bercadar. Umum sudah saya jumpai di kota-kota besar atau kota-kota setengah besar setengah kecil. Lalu lalang akhwat-akhwat ghuroba itu berjalan kaki atau bermotor ria, Ada yang tertib berkendara, Ada pula yang kurang tertib.
Selasa, 17 Mei 2016
Perang Badar Kubra
BAHASAN : SIRAH NABI
PERANG BADAR KUBRA
Kezaliman kaum Quraisy terhadap kaum Muslimin sudah tak terperikan. Termasuk ketika kaum Muslimin berhijrah dari Mekah menuju Madinah. Seluruh harta kaum Muslimin yang masih di sana, mereka rampas. Inilah di antara sebab yang mendorong kaum Muslimin melakukan pencegatan kafilah dagang kaum Quraisy yang melintas di Madinah. Pencegatan-pencegatan yang dilakukan kaum Muslimin atas perintah Rasulullah ini tidak membuat kafir Quraisy jera. Karena, belum pernah terjadi kontak fisik yang sengit di antara mereka. Menyadari bahaya yang terus mengintai, kafir Quraisy memperketat dan memperkuat sisi keamanan untuk mengawal bisnis mereka.
Perubahan Arah Kiblat
BAHASAN : SIRAH NABI
PERUBAHAN ARAH KIBLAT
Pada bulan Rajab tahun kedua hijrah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, telah terjadi pertempuran kecil antara utusan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dipimpin oleh Abdullah bin Jahsy dengan kelompok dagang kaum Quraisy. Pada bulan ini juga terjadi peristiwa penting yaitu perubahan arah kiblat kaum Muslimin dari masjid al-Aqsha ke arah Ka’bah.
Senin, 16 Mei 2016
Kegiatan Politik Dan Militer Menjelang Perang Badar Kubra
BAHASAN : SIRAH NABI
KEGIATAN POLITIK DAN MILITER MENJELANG PERANG BADAR KUBRA
Setelah Allah Azza wa Jalla mengizinkan Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berperang, kaum muslimin mulai mempersiapkan kekuatan untuk menghadapi kekuatan musuh dari kalangan Quraisy dan yang selainnya. Kaum muslimin berusaha menunjukkan bahwa mereka mampu menghadapi ancaman dan blokade ekonomi maupun politik dari kaum Quraisy serta mampu mengembalikan hak-hak mereka yang terampas
Minggu, 15 Mei 2016
Ancaman Kaum Quraisy Dan Izin Perang
BAHASAN : SIRAH NABI
ANCAMAN KAUM QURAISY DAN IZIN PERANG
‘Abdullah bin Ubay bin Salul adalah salah satu tokoh Madinah yang paling berpengaruh. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah, penduduk kota itu sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk menobatkannya sebagai penguasa di kota yang sebelumnya dikenal dengan Yatsrib. Namun, rencana ini gagal total, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung menjadi tokoh terkemuka dengan mahkota kenabian yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sandang. Kegagalan ini sangat mengecewakan ‘Abdullah bin Ubay bin Salul. Oleh karena itu, dia tidak segera menyatakan ke-Islamannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia memandang Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah merampas kekuasaannya di Madinah. Atas dasar cara pandang seperti inilah, dia kemudian memusuhi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meskipun sudah menyatakan masuk Islam. Permusuhan yang dia tampilkan berbeda dari kaum kafir Quraisy. Ia muncul dengan baju kemunafikan, dengan menampakkan diri sebagai seorang muslim, tapi dia sebenarnya memendam kekufuran besar dalam hatinya.
Piagam Madinah
BAHASAN : SIRAH NABI
PIAGAM MADINAH
Saat sudah menetap di Madinah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai mengatur hubungan antar individu di Madinah. Berkait tujuan ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menulis sebuah peraturan yang dikenal dengan sebutan Shahîfah atau kitâb atau lebih dikenal sekarang dengan sebutan watsîqah (piagam). Mengingat betapa penting piagam ini dalam menata masyarakat Madinah yang beraneka ragam, maka banyak ahli sejarah yang berusaha membahas dan meneliti piagam ini guna mengetahui strategi dan peraturan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menata masyarakatnya. Dari hasil penelitian mereka ini, mereka berbeda pendapat tentang keabsahannya. Penulis kitab as Sîratun Nabawiyah Fi Dhauil Mashâdiril Ashliyyah, setelah membawakan banyak riwayat tentang piagam ini berkesimpulan bahwa riwayat tentang Piagam Madinah derajatnya hasan lighairihi [1].
Sabtu, 14 Mei 2016
Penghuni Shuffah
BAHASAN : SIRAH NABI
PENGHUNI SHUFFAH
Kaum muslimin yang telah menempuh perjalanan hijrah dari Mekkah menuju Madinah menghadapi beberapa permasalahan sosial. Kedatangan mereka yang tanpa perbekalan memadai ke suatu daerah agraris yang sangat berbeda dengan daerah asal yang gersang menjadi faktor pemicu. Intinya, mereka membutuhkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan pemukiman.
Terjalinnya Persaudaraan Antara Kaum Muhajirin Dengan Kaum Anshar
BAHASAN : SIRAH NABI
TERJADINYA PERSAUDARAAN ANTARA KAUM MUHAJIRIN DENGAN KAUM ANSHAR
Secara umum, Islam menyatakan seluruh kaum muslimin adalah bersaudara sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Azza wa Jalla surat al-Hujurât/49 ayat 10, yang artinya: Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara. Konsekwensi dari persaudaraan itu, maka Islam mewajibkan kepada umatnya untuk saling tolong-menolong dalam al-haq. Namun yang menjadi fokus pembicaraan kita kali ini bukan persaudaraan yang bersifat umum ini, tetapi persaudaraan yang bersifat khusus antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshâr. Persaudaraan antara kaum Muhajirîn dan kaum Anshâr yang dideklarasikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki konsekwensi lebih khusus bila dibandingkan dengan persaudaraan yang bersifat umum.
Jumat, 13 Mei 2016
Kedatangan Rasullullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam Di Madinah
BAHASAN : SIRAH NABI
KEDATANGAN RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM DI MADINAH
Begitu terdengar keberangkatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah dari Makkah menuju Madinah, maka kaum Anshâr keluar dari rumah-rumahnya untuk menunggu kedatangan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka menunggu kedatangan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap hari pada hari masih pagi. Jika panas sudah terik, mereka pun kembali pulang ke rumah masing-masing. Demikian Imam Bukhâri rahimahullah, Ibnu Ishâq, al Hâkim dan ulama lainnya meriwayatkan.
Kamis, 12 Mei 2016
Perjalanan Menuju Madinah Dan Kisah Suraqah
BAHASAN : SIRAH NABI
PERJALANAN MENUJU MADINAH DAN KISAH SURAQAH
Setelah berdiam diri di gua Tsûr selama tiga hari, penunjuk jalan yang disewa Abu Bakar Radhiyallahu anhu datang menyusul mereka sembari membawa dua tunggangan yang telah dipersiapkan Abu Bakar Radhiyallahu anhu. Bersama mereka, ikut juga seorang budak milik Abu Bakar yang bernama Amir bin Fuhairah. Kemudian, empat orang ini memulai perjalanan menuju Madinah melalui daerah pinggiran.[1] Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan dengan tenang, dan lisannya tidak berhenti berdzikir menyebut asma Allah Azza wa Jalla seraya terus berdoa. Lain halnya dengan Abu Bakar Radhiyallahu anhu, ia seolah selalu gelisah, sering menolehkan kepalanya, karena rasa khawatir dan sangat menginginkan keselamatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam [2].
Rabu, 11 Mei 2016
Keberangkatan Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam Ke Madinah
BAHASAN : SIRAH NABI
KEBERANGKATAN RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM KE MADINAH
Gelombang hijrah kaum muslimin dari Makkah ke Madinah, baik secara individu maupun secara berkelompok, sangat menimbulkan kekhawatiran di kalangan kaum kafir Quraisy. Mereka khawatir kaum muslimin akan bersatu. Jika bersatu, berarti menjadi ancaman bagi keberadaan kaum kafir Quraisy dan budaya paganismenya. Kekhawatiran itu kian menjadi, jika Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ikut hijrah bersama mereka, lalu memimpin kaum muslimin. Ini tentu menjadi ancaman yang sangat menakutkan. Karena mereka mengetahui betapa sangat berpengaruh kedudukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di hati kaum muslimin. Kaum musyrikin Quraisy juga mengetahui kesiapan kaum muslimin rela berkorban demi membela agama yang dibawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Terlebih lagi dengan keberadaan kabilah Aus dan Khazraj yang telah menerima kaum Muhajirin. Dua kabilah tersebut memiliki kemampuan yang tidak bisa diragukan. Begitu pula secara geografis, kota Madinah dengan posisinya yang strategis merupakan jalur perdagangan yang menjadi sumber utama penghidupan kafir Quraisy.
Kisah Hijrah Beberapa Sahabat
BAHASAN : SIRAH NABI
KISAH HIJRAH BEBERAPA SAHABAT
Hijrah, menjadi pilihan untuk menyelamatkan keimanan, sekaligus menguji keteguhan dan kesetiaan kaum muslimin kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Betapa tidak, tanah kelahiran tempat berpijak, kerabat dekat yang dicinta, harta untuk memenuhi hajat hidupnya, semua harus dikorbankan, bahkan harus ditinggalkan demi hijrah. Sejauh manakah pengorbanan kaum muslimin dalam berhijrah? Berikut petikan kisah dari beberapa sahabat Radhiyallahu anhum.
Selasa, 10 Mei 2016
Hijrah Ke Madinah
BAHASAN : SIRAH NABI
HIJRAH KE MADINAH
Usai Bai’atul-‘Aqabah kedua, kaum Anshar pun kembali ke Madinah. Mereka sangat antusias menunggu dan mengharap kedatangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah. Sementara itu, kaum muslimin yang mendengar kesepakatan antara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Anshâr juga sudah siap berhijrah ke Madinah.
Meretas Bai'atul Aqabah Kedua
BAHASAN : SIRAH NABI
MERETAS BAI’ATUL AQABAH KEDUA
Setahun setelah Bai’atul-Aqabah pertama berlalu, tepatnya pada musim haji tahun ke-13 kenabian, sekelompok kaum muslimin Madinah dalam jumlah besar datang ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji bersama dengan kaum musyrik Madinah. Saat itu mereka dipimpin oleh al- Barrâ` bin Ma`rûr.[1]
Senin, 09 Mei 2016
Bai'atul Aqabah Yang Pertama
BAHASAN : SIRAH NABI
BAI’ATUL-AQABAH YANG PERTAMA
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan selamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min”. [at-Taubah/9:128]
Isrâ’ Dan Mi’râj
BAHASAN : SIRAH NABI
ISRA’ DAN MI’RAJ
Peristiwa Isrâ’ [1] dan Mi’râj [2] merupakan salah satu di antara mukjizat yang diberikan Allah Azza wa Jalla kepada Rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai wujud penghormatan dan pelipur lara setelah paman dan istri beliau meninggal dunia. Peristiwa ini juga sebagai penghibur setelah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan perlakuan tidak bersahabat dari penduduk Thâif.
Minggu, 08 Mei 2016
Berdakwah Ke Thaif
BAHASAN : SIRAH NABI
BERDAKWAH KE THAIF
Sepeninggal Abu Thalib dan Khadijah Radhiyallahu anha, gangguan kaum Quraisy terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam semakin meningkat. Kaum Quraisy tak peduli dengan kesedihan yang tengah menghinggapi diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hingga akhirnya, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memutuskan keluar dari Mekkah untuk menuju Thaif. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berharap penduduk Thaif mau menerimanya.
Mengarungi Masa Kesedihan; Persusuan Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Dan Peristiwa Pembelahan Dada
BAHASAN : SIRAH NABI
MENGURANGI MASA KESEDIHAN
Belum lama terlepas dari embargo kaum kafir Quraisy, ternyata beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam harus menanggung kesedihan, dikarenakan paman beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu Abu Thâlib yang selalu membantu melindunginya meninggal dunia. Belum lama berselang, istri beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tercinta, yaitu Khadîjah binti Khuwailid yang selalu menjadi penopang dakwah ini juga menyusulnya. Peristiwa ditinggalkan orang-orang terdekat ini yang secara beruntun ini sangat membekas pada diri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga sebagian ahli sejarah, menyebut tahun tersebut sebagai tahun kesedihan. Namun penamaan ini tidak dipakai oleh sebagian ahli sejarah lainnya. Karena, kesedihan yang dirasakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan disebabkan ditinggal dua orang yang sangat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam cintai ini. Akan tetapi, karena beliau merasakan kaumnya semakin berani menolak dakwah. Mereka semakin gencar menghalangi dan berusaha mematikan dakwah al-haq ini.
Sabtu, 07 Mei 2016
Kaum Musyrikin Quraisy Melancarkan Pemboikotan
BAHASAN : SIRAH NABI
KAUM MUSYRIKIN QURAISY MELANCARKAN PEMBOIKOTAN
Upaya teror, ancaman dan siksaan kaum Quraisy yang diarahkan kepada kaum Muslimin tidak mampu membendung perkembangan Islam. Makar mereka yang kotor dan keji ini tidak membuahkan hasil. Ternyata, justru kian banyak yang menerima seruah Islam, sehingga jumlah kaum Muslimin pun semakin bertambah. Seiring dengan perjalanan waktu, semakin lama banyak manusia yang menerima dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Cara-cara kaum Quraisy yang pernah mereka lakukan untuk memerangi dan menghambat kaum Muslimin tidak mendapatkan hasil apapun, terutama setelah Hamzah bin Abdul- Muthalib dan ‘Umar bin Khaththâb Radhiyallahu anhuma masuk Islam.
Hamzah Bin Abdul Muthalib Dan Umar Bin Khaththab Menyambut Seruan Islam
BAHASAN : SIRAH NABI
HAMZAH BIN ABDUL-MUTHALIB DAN UMAR BIN KHATHTHAB MENYAMBUT SERUAN ISLAM
Kegerahan kaum musyrikin Quraisy melihat perkembangan dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kian menyulut kemurkaan mereka. Dengan berbagai makarnya, mereka ingin memadamkan cahaya Islam. Siksaan serta ancaman kepada kaum Muslimin serta merta selalu mereka hujamkan. Bahkan masuknya beberapa pembesar Quraisy ke dalam agama Islam, tidak menyurutkan perlakuan buruk mereka terhadap kaum Muslimin
Benang Merah Syariat Dan Empat Sifat Dasar [ Melankolis, Koleris, Sanguin Dan Plegmatis ]
Buku ini sangat terkenal, dalam versi bahasa indonesia berjudul “Personality Plus” karya Florence Litteur. Kami mempunyai buku terjemahnya dan telah membacanya dan kami menemukan banyak manfaat dan faidahnya membaca buku ini. Manfaat buku ini dipergunakan oleh banyak kalangan, mulai dari psikolog pastinya, dokter jiwa, anggota MLM (katanya ini adalah buku wajib mereka untuk mencari downline), pemimpin dan bos yang mengatur orang banyak, tokoh masyarakat, pekerjaan yang menuntut berhubungan dengan banyak orang seperti sales, humas dan entertrainer. Bahkan digunakan untuk proses ta’aruf ikhwan-akhwat. Dengan sekedar mengatakan bahwa akhwat A itu plegmatis-melankolis, maka pahamlah si ikhwan bagaimana kira-kira gambaran umum sifat akhwat tersebut yang bisa dipergunakan sebagai pertimbangan pemilihan dan menyesuaikan dengan karakter dirinya. Dan kalau kami bisa memberi masukan, kami berharap para da’i Islam bisa mengetahui sekilas ilmu ini demi menyebarnya agama Islam sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah berdasarkan pemahaman para salaf yaitu Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut tabi’in.
Jumat, 06 Mei 2016
Sambutan Raja Najasyi Terhadap Kaum Muslimin
BAHASAN : SIRAH NABI
SAMBUTAN RAJA NAJASYI TERHADAP KAUM MUSLIMIN
Siksaan dan teror orang-orang kafir Quraisy terhadap kaum Muslimin tak jua surut. Budak-budak dan orang-orang lemah yang tidak memiliki pembela atau pelindung ini menjadi sasaran pelampiasan kemarahan kaum kafir Quraisy. Hingga orang-orang lemah ini merasakan kesempitan berada di kota Mekkah tempat mereka berpijak.
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ummu Salamah, ia Radhiyallahu anha menceritakan:
Siksaan dan teror orang-orang kafir Quraisy terhadap kaum Muslimin tak jua surut. Budak-budak dan orang-orang lemah yang tidak memiliki pembela atau pelindung ini menjadi sasaran pelampiasan kemarahan kaum kafir Quraisy. Hingga orang-orang lemah ini merasakan kesempitan berada di kota Mekkah tempat mereka berpijak.
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Ummu Salamah, ia Radhiyallahu anha menceritakan:
Kafir Quraisy Mengarahkan Teror Kepada Kaum Muslimin Yang Lemah
KAFIR QURAISY MENGARAHKAN TEROR KEPADA KAUM MUSLIMIN YANG LEMAH
Teror yang dilancarkan kaum kafir Quraisy tidak hanya diarahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berbagai strategi dirancang untuk menghambat gerak dakwah al Haq ini. Di antaranya dengan melakukan ancaman dan penyiksaan kepada orang-orang lemah yang tidak memiliki pembela atau pelindung. Sasaran kaum kafir Quraisy ini tidak lain ialah budak-budak yang telah memeluk Islam. Mereka benar-benar menjadi sasaran pelampiasan amarah dan kedengkian kaum kafir Quraisy terhadap Islam dan para pemeluknya. Tentu saja budak-budak ini tidak ada yang membela. Mereka disiksa dengan berbagai siksaan mengerikan.
Kamis, 05 Mei 2016
Teror Fisik Terhadap Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam Dan Para Pengikutnya
BAHASAN : SIRAH NABI
TEROR FISIK TERHADAP RASULULLAH SHALLALAHU ALAIHI WA SALLAM DAN PARA PENGIKUTNYA
Seruan dakwah yang dilakukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mengusik ketenangan para pembesar Quraisy yang masih musyrik. Apalagi ketika melihat para pengikut Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kian bertambah. Berbagai upaya, baik dengan cara yang halus, lembut, rayuan ataupun tawaran hadiah telah mereka lakukan untuk menghentikan laju dakwah al haq ini, namun semuanya tidak membuahkan hasil. Hingga kemudian para pembesar Quraisy memutuskan untuk melakukan tekanan-tekanan lebih keras. Yaitu dengan menggunakan cara-cara kekerasan.
Rabu, 04 Mei 2016
Kesombongan Menghalangi Hidayah
BAHASAN : SIRAH NABI
KESOMBONGAN MENGHALANGI HIDAYAH
Berbagai macam cara dilakukan oleh para pemuka Quraisy untuk membendung dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mulai diplomasi melalui paman beliau, Abu Thalib yang selalu melindungi meskipun berbeda keyakinan, hingga menggunakan cara-cara kasar. Misalnya memberikan gelar-gelar buruk, sebagai penyihir, pendongeng, dan juga dituduh gila. Tujuan para pemuka Quraisy itu, tidak lain adalah ingin menjauhkan manusia dari dakwah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mereka Menghambat Dakwah Dan Melontarkan Tuduhan Dusta
MEREKA MENGHAMBAT DAKWAH DAN MELONTARKAN TUDUHAN DUSTA
Dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam secara terang-terangan di kalangan kerabat dan keluarga dekatnya, ternyata tidak sia-sia, meskipun beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mendapatkan penentangan, terutama dari pamannya sendiri, yaitu Abu Lahab. Seiring dengan dakwah jahriyah (secara terang-terangan) ini, dakwah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap kerabat dekat beliau terus menggema di seantero kota Makkah, hingga akhirnya turun firman Allah:
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ
Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. [al Hijr/15:94].
Minggu, 01 Mei 2016
Ajakan Terbuka Antara Penentang Dan Pembela
BAHASAN : SIRAH NABI
AJAKAN TERBUKA, ANTARA PENENTANG DAN PEMBELA
Dakwah secara sirriyah telah dijalankan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam masa dakwah sirriyah ini, ternyata ajakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak mendapat sambutan dari orang-orang terdekat, yang kemudian mereka pun ikut mendakwahkan al haq. Hingga setelah masa tiga tahun, dakwah sirriyah ini berakhir seiring dengan diturukannya perintah dari Allah Azza wa Jalla, agar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah secara terang-terangan (dakwah terbuka). Sebagaimana perintah Allah :
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. [asy Syu’ara/26:214].
Peran Para Pendahulu Islam
BAHASAN : SIRAH NABI
PERAN PARA PENDAHULU ISLAM
Sebagaimana sudah diketahui, setelah menerima surat al Muddatstsir ayat 1-5, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai mendakwahkan Islam secara sirriyah (sembunyi-sembunyi). Mulanya dengan mendakwahkan kepada orang-orang yang terdekat. Dakwah dengan cara seperti ini berlangsung selama tiga tahun. Ada yang mengatakan selama empat tahun. Hingga akhirnya Islam mulai dikenal, dan mulai ada sahabat yang beriman kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
PERAN PARA PENDAHULU ISLAM
Sebagaimana sudah diketahui, setelah menerima surat al Muddatstsir ayat 1-5, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai mendakwahkan Islam secara sirriyah (sembunyi-sembunyi). Mulanya dengan mendakwahkan kepada orang-orang yang terdekat. Dakwah dengan cara seperti ini berlangsung selama tiga tahun. Ada yang mengatakan selama empat tahun. Hingga akhirnya Islam mulai dikenal, dan mulai ada sahabat yang beriman kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Langganan:
Postingan (Atom)