Adab-Adab Yang Berkaitan Dengan Masjid
Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
1. Membersihkan kotoran-kotoran yang ada di masjid, berdasarkan hadits:
البُزَاقُ فِي الْمَسْجِدِ خَطِيْئَةٌ وَكَفَّارَتُهَا دَفْنَةٌ.
“Meludah di dalam masjid itu adalah suatu perbuatan dosa dan tebusannya adalah menguruknya.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Selasa, 24 November 2020
Adab-Adab Sabar Dan Adab-Adab Shadaqah
ADAB-ADAB SABAR
Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
1. Sabar ketika mendapat musibah pada goncangan yang pertama, sebagaimana hadits:
الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ اْلأُوْلَى.
“Sabar itu adalah pada goncangan yang pertama.” [HR. Al-Bukhari no. 1283 dan Muslim no. 926 (14)]
2. Berdzikir mengingat Allah tatkala ditimpa musibah, hal tersebut dipanjatkan dengan penuh kerendahan diri kepada Allah, Allah berfirman:
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun...’” [Al-Baqarah/2: 156]
3. Sabar dalam menghadapi berbagai musibah dan mengharapkan pahala dari Allah dengan adanya musibah tersebut.
Adab-Adab Minta Izin Dan Adab-Adab Memasuki Suatu Tempat (Rumah)
ADAB-ADAB MEMINTA IZIN
Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
1. Batasan meminta izin untuk bertemu ke rumah orang lain adalah sebanyak tiga kali saja. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِِذَا اسْتَأْذَنَ اَحَدُكُمْ ثَلاَثاً فَلَمْ يُؤْذَنْ لَهُ فَلْيَرْجِعْ.
“Jika salah seorang di antara kalian sudah meminta izin tiga kali dan tidak diizinkan maka pulanglah.” [HR. Al-Bukhari no. 6245 dan Muslim no. 2153 (33)]
2. Hendaknya tidak berdiri tepat menghadap di depan pintu ketika meminta izin, hal ini karena ada seseorang yang meminta izin kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berdiri di depan pintu, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya:
هَكَذَا عَنْكَ أَوْ هَكَذَا فَإِنَّمَا اْلاِسْتِئْذَانُ مِنَ النَّظَرِ.
“(Harusnya engkau) begini (berdiri tidak di depan pintu) atau begini, sesungguhnya (disyari’atkan) meminta izin (tidak lain untuk menjaga) pandangan mata.” [HR. Abu Dawud no. 5174 dan selainnya]
Adab-Adab Berpakaian
Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
1. Tidak dibolehkan memakai sutera dan emas bagi kaum lelaki berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dimana beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambil kain sutera dan memegangnya dengan tangan kanannya sedangkan emas dipegang dengan tangan kirinya kemudian bersabda:
إِنَّ هذَيْنِ حَرَامٌ عَلَى ذُكُوْرِ أَمَّتِيْ.
“Sesungguhnya keduanya haram atas kaum lelaki dari ummatku.” [HR. Abu Dawud no. 4057 diriwayatkan pula dengan sanad hasan oleh an-Nasa-i VIII/160 dan Ibnu Hibban no. 1465]
Minggu, 22 November 2020
Di kajian sekolah muamalah surabaya kemarin ustadz Erwandi cerita tentang luar biasanya negeri ini.
Beliau pernah mendapat wakaf alQur'an beberapa dus dari luar negeri, namun tertahan di bea cukai. Saat pergi ke sana untuk mengurus, beliau disambut pertanyaan si petugas, "Pak, gaada amplop nih buat ucapan terima kasih?"
"Amplop apa?? Ini lho alQur'an! Masa' masih dimintain..??"
"Oh Qur'an ya pak... Kalo gitu minta Qur'annya aja pak..."
"Kalau mau, silahkan ajukan permintaan ke yayasan. Karna ini punya yayasan."
Al 'Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata:
"Sebagian orang menentang hukum potong tangan bagi pencuri dan mengatakan: Kalau kita potong tangan pencuri, maka setengah rakyat kita tangannya buntung!".
Kata beliau, "Anda berarti mengakui bahwa setengah rakyat Anda pencuri?!"
Kita katakan pula, "Jika Anda memotong tangan seorang pencuri, maka ribuan pencuri akan berhenti mencuri!"
(Syarah Arbain An Nawawiyah h.224)
Prof. Dr. Bassam Al Syaththi
====
Banyak orang salah sangka dalam Islam setiap yang dituduh mencuri langsung potong tangan, padahal tidaklah demikian. Dilihat berapa yang dicuri, sebab pencuriannya, benarkah tuduhannya dll.
♻ Via Ustadz Amrullah Akadhinta
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,
"Perkaranya bukanlah tentang melakukan ketaatan, namun bagaimana menjaga ketaatan tersebut dari hal-hal yang dapat membatalkan pahalanya."
عدة الصابرين 119
Ya, betapa banyak orang yang melakukan ketaatan, namun ia sulit menjaga agar pahala ketaatan tersebut tetap membersamainya hingga hari catatan amal dihamparkan.
Sabtu, 21 November 2020
Penuntut ilmu pemula, baru ngaji, tidak pas belajar tentang firaq
Bagi orang yang baru hijrah, baru mulai serius belajar agama, baru mulai dari nol, atau para penuntut ilmu pemula, maka bukan waktunya mereka belajar masalah firaq (aliran-aliran sesat) secara mendalam dengan berbagai macam penyimpangan dan karakteristiknya.
Penuntut ilmu pemula (seperti saya) hendaknya sibukkan diri memahami dasar-dasar tauhid dan akidah Ahlussunnah, prinsip-prinsipnya, dan kaidah-kaidahnya, secara mujmal (global) dan tafshil (rinci). Mulai dulu secara global, jika sudah menguasai, baru secara tafshil. Para ulama mengatakan:
من حرم الأصول حرم الوصول
"Orang yang terhalangi dari ushul (perkara pokok dan mendasar) maka tidak akan sampai pada pemahaman yang benar".
Isi Hati yang tidak terlihat oleh mata menjadi daya tarik tersendiri dalam memilah pasangan yang kemudian divisualisaikan kedalam bentuk adab dan amal
Bisa dipahami ya...
Berbakti ketika beliau (orang tua) masih hidup dan setelah wafat (mendo'akannya). Adapun saat ajal menjemput maka untuk disegerakan proses penguburannya...
JANGAN TINGGALKAN
Syaikh Sholih al-Fauzan -hafidzohullah- berkata :
"فلا يجوز للمسلم الذي عرف شيئاً من العلم أن يسكت عليه وهو يرى الناس في حاجة إليه خصوصاً علم التوحيد وعلم العقيدة لأنه إذا فعل ذلك فقد ترك واجباً عظيماً
Seorang muslim yang mengetahui sebuah ilmu tidak boleh diam sedangkan dia melihat masyarakat membutuhkannya.
Terlebih ilmu tentang tauhid dan akidah, kalau sampai melakukannya sungguh dia telah meningalkan kewajiban besar
[ إعانة المستفيد \صـ: 137 ]
♻ Ustadz Nur Hadi Nugroho
Marak Perzinaan Di Kalangan Selebritis! Masih Mengidolakan Mereka?
Marak Perzinaan Di Kalangan Selebritis! Masih Mengidolakan Mereka?
Padahal kita semua tahu zina adalah dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al Isra: 32).
Tingkat fatalitas zina dalam ayat ini bisa kita ketahui dari beberapa poin:
Bertanya pada diri sendiri...
Jangan sibukan diri berdebat dengan orang lain, apalagi di dunia maya. Jika orang-orang terdekatmu masih jauh dari nasihat dan ilmu yang kau pelajari selama ini...
Atau mungkin ilmu yang selama ini dipelajari belum sekalipun diamalkan atau malah dilupakan kemudian terlupakan ?
📌 Muhasabah..
📌 Muroqobah
Wahai Suami...
Istri itu minta bantuanmu, bukan karena ia tidak mampu. Tapi karena ia masih menganggap engkau masih ada di hatinya. Biarlah istrimu ini mengadu terus, bermanja terus, biar makin dalam cintanya kepadamu. Biarlah kau menjadi satu-satunya lelaki tempatnya bergantung di dunia ini.
Kalau istrimu sudah tidak lagi menganggap engkau itu ada, jangankan ngangkat galon, ngangkat kulkas pun ia sanggup.😀 (copas, anonim)
▬▬▬▬▬▬•◇✿◇•▬▬▬▬▬▬
*🍃DOSA PENYIMAK🍃*
▬▬▬▬▬▬•◇✿◇•▬▬▬▬▬▬
*Al-Imam asy-Syafi'i* mengatakan,
نَزِّهُوْا أَسْمَاعَكُمْ عَنِ اسْتِمَاعِ الْخِنَا كَمَا تُنَزِّهُوْنَ أَلْسِنَتَكُمْ عَنِ النُّطْقِ بِهِ فَإِنَّ الْمُسْتَمِعَ شَرِيْكُ الْقَائِلِ
*Hindarilah mendengarkan perkataan kotor sebagaimana kalian menghindari bertutur kata yang kotor karena pendengar dan penyimak sesuatu itu seperti orang yang mengucapkannya*
📚 Hilyatul Auliya' 9/123.
Bukalah lemarimu sejenak. . . .
"Waspada lah kita ini. Rumah penuh dengan kelebihan pakaian di luar kebutuhan. Sebagian pakaian itu tidak terpakai semenjak bertahun-tahun. Orang miskin membutuhkan pakaian itu. Kita tidak memakainya hingga -kita pun tidak- mengambil manfaat dari pakaian itu di dunia. Pula, kita tidak menyedekahkannya hingga -kita pun tidak- mengambil manfaat dari hal tsb di akhirat."
♻ Dr. Muhammad Isa al-Ma'sharawiy-- via Yani Fahriansyah
▬▬▬▬▬▬•◇✿◇•▬▬▬▬▬▬
*🍃MENZALIMI DIRI🍃*
▬▬▬▬▬▬•◇✿◇•▬▬▬▬▬▬
*Al-Imam asy-Syafi'i* mengatakan,
أَظْلَمُ الظَّالِمِيْنَ لِنَفْسِهِ مَنْ تَوَاضَعَ لِمَنْ لَا يُكْرِمُهُ وَرَغِبَ فِيْ مَوَدَّةِ مَنْ لَا يَنْفَعُهُ وَقَبِلَ مَدْحَ مَنْ لَا يَعْرِفُهُ
*Orang yang paling zalim terhadap diri sendiri adalah orang yang rendah hati kepada orang yang tidak akan menghormatinya, sangat ingin disukai oleh orang yang tidak akan memberi manfaat kepadanya dan menerima sanjungan orang yang tidak mengenali dirinya dengan baik*.
📚 ath-Thabaqat al-Kubro karya asy-Sya'rani 1/43.
Jumat, 20 November 2020
Saudaraku muslimin muslimat...
Belajarlah kalian tentang pengurusan jenazah sesuai tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Sering kudapati pihak keluarga yg ditinggalkan tidak faham apa apa sehingga didikte orang lain. 8 oktober 2020 ada orang bapak berusia sepuh meninggal dunia jam 11:30 namun diumumkan wafat jam 13.00.
Terlalu Gaul
▬▬▬▬▬▬•◇✿◇•▬▬▬▬▬▬
*🍃TERLALU GAUL🍃*
▬▬▬▬▬▬•◇✿◇•▬▬▬▬▬▬
*Al-Imam asy-Syafi'i* mengatakan,
اَلْإِنْقِبَاضُ عَنِ النَّاسِ مَكْسَبَةٌ لِلْعَدَاوَةِ وَالْاِنْبِسَاطُ إِلَيْهِمْ مَجْلَبَةٌ لِقَرْنَاءِ السُّوْءِ فَكُنْ بَيْنَ الْمُنْقَبِضِ وَالْمُنْبَسِطِ
*Tidak bisa gaul itu menyebabkan tidak disukai oleh banyak orang. Sedangkan terlalu gaul menyebabkan bertemu dengan kawan-kawan yang buruk. Jadilah orang yang pertengahan antara terlalu gaul dan tidak bisa gaul*
📚 Hilyatul Auliya' 9/122.
Penjelasan Hadits: “Allah Menciptakan Adam Dalam Bentuk-Nya”
Penjelasan Hadits: “Allah Menciptakan Adam Dalam Bentuk-Nya”
Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
خَلَقَ اللَّهُ عزَّ وجلَّ آدَمَ علَى صُورَتِهِ، طُولُهُ سِتُّونَ ذِراعًا
“Allah 'Azza wa Jalla menciptakan Adam dalam bentuk-Nya. Tinggi beliau 60 hasta” (HR. Bukhari no.6227, Muslim no. 2841).
Dalam riwayat Muslim:
إذا قاتَلَ أحَدُكُمْ أخاهُ، فَلْيَجْتَنِبِ الوَجْهَ، فإنَّ اللَّهَ خَلَقَ آدَمَ علَى صُورَتِهِ
“Jika kalian saling berkelahi dengan saudaranya, maka jangan pukul wajah. Karena Allah 'Azza wa Jalla menciptakan Adam dalam bentuk-Nya” (HR. Muslim no. 2612).
keduanya terbelenggu dengan rantai besi, tetapi salah satu di antara keduanya senantiasa menjadi penyangga ...
♻ Hendra Wibawa
______
Sebuah ikatan yang tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus saling menguatkan agar ikatan tersebut tetap kokoh
Mengapa Prancis Ikut Merayakan Mulid Nabi ?
Mengapa Prancis Ikut Merayakan Mulid Nabi ?
Al Jibrati rahimahullah berkata:
"Ketika Napoleon Bonaparte menjajah mesir, kamu shufiyah dan ashabul maulid menjadi lemah.
Lalu pada tahun 1798 komandan pasukan prancis bertanya mengapa perayaan maulid tidak dilakukan?
Syaikh sufi al bakri memberikan alasan karena kurangnya biaya dan sulitnya keadaan.
Sang komandan pun mengirimkan dana sebesar 300 reyal prancis agar menghidupkan kembali perayaan maulid.
Merekapun menyalakan lilin-lilin dan orang orang prancis ikut berkumpul bersama mereka. Mereka menabuh gendang dan suara meriam yang membumbung tinggi."
Al Jibrati menjelaskan alasan Napoleon membantu perayaan tersebut. Ia berkata:
"Prancis membantu itu karena mereka melihat acara tersebut telah keluar dari syariat, bercampur baurnya laki-laki dan wanita, adanya syahwat dan musik dan keharaman lainnya."
(Tarikh Ajaibil Atsar 2/201 dan kitab muzhirtaqdis bizawal daulat fransis hal 47)
♻ Ustadz Badru Salam
Hanya sedikit dari banyak manusia tertipu oleh dunia...
Umur manusia mungkin sampai puluhan atau ratusan tahun, tapi ingatlah ada berapa banyak dari jasad-jasad yang terkubur untuk menunggu datangnya hari persidangan ?
Sudah berapa lamakah mereka menunggu penantian itu untuk dibangkitakan kembali dan masuk kepada alam yang kekal nan abadi
Yang dimana dipersidangan tersebut adalah hal mutlak untuk seseorang dimasukan ke dalam syurga atau neraka
Senin, 16 November 2020
- Tidak perlu mengajak boikot, cukup dari diri sendiri dan sesuai kemampuan jika memang harus menunggu keputusan penguasa mengenai boikot untuk negara tertentu.
Dalam islam kita diperbolehkan bermuamalah dengan orang kafir, begitu juga sebaliknya kita juga diperbolehkan untuk tidak bermuamalah dengan orang kafir. Jadi ada 2 opsi untuk kita sendiri menentukan pilihan tanpa ada keterkaitannya dengan penguasa (pemimpin).
- jika kedua orang tuamu dicela tentu kamu sekalian akan marah, bagaimana dengan pencelaan terhadap nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang hak-haknya harus lebih kita utamakan diatas kedua orang tua kita ?
Pemboikotan Ekonomi Dalam Tinjauan
PEMBOIKOTAN EKONOMI DALAM TINJAUAN
Seiring dengan pernyataan resmi Presiden Prancis yang menghina Nabi Muhammad shallalllahu alaihi wasallam, maka dalam rangka pembelaan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam mencuatlah seruan pemboikotan produk-produk kafir Prancis sebagai bentuk tekanan ekonomi dan membuat efek jera kepada penghina Nabi.
Namun, tentu saja penentuan hukum tidak bisa hanya dengan semangat dan emosi semata tetapi harus dengan timbangan syariat yang mulia, lebih-lebih terjadi pro kontra di kalangan penuntut ilmu, yang berimbas saling nyindir dan nyinyir.
Seorang lelaki tua hidup bersama putra, istri dari putranya serta cucunya. Karena sudah berumur, ia sudah tak kuat makan seperti biasanya. Tangan sudah gemetar dan penglihatannya melemah sehingga makanan yang ia pegang sering jatuh dari tangannya.
Suatu hari, piring jatuh dari tangannya hingga pecah. Si menantu, istri anaknya, marah atas momen tsb dan meminta suaminya agar memberi jalan keluar.
Sibukkan anak-anak dengan Al-Qur'an dan hadits. Tak lain agar iman di hatinya semakin bersemi. Jangan sibukkan dengan lagu dan musik. Itu bukan nutrisi bagi telinga dan jiwanya.
Imam asy-Syafi'iy berkata:
"Jika engkau menginginkan keshalehan/kebaikan hatimu, anakmu, saudaramu atau siapa saja yang engkau kehendaki keshalehannya, maka tempatkan ia di majelis/taman Al-Qur'an dan -jadikan ia- bersahabat dengan Al-Qur'an. Allah akan memperbaiki -hal ikhwal- dia itu baik dia menghendaki hal tsb atau enggan." (Hilyatul Auliya li Abi Nu'aim)
[Bismillah]
Sejak jaman kenabian dulu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sudah sangat sering mendapatkan perlakuan dan ucapan buruk dari orang-orang kafir. Selama masa dakwah beliau, hinaan, cacian, ejekan, bahkan disakiti secara fisik, ancaman pembunuhan, pengusiran, dilempari kotoran, semuanya, sudah beliau alami.
Apakah ada beliau menyuruh Shahabat:
"Tangkap itu si Fulan yang menyakitiku!"
"Bunuh si Fulan! Penggal lehernya!"
Ibrah Di Balik Penginaan Kepada Nabi
Ibrah Di Balik Penginaan Kepada Nabi
Yusuf Abu Ubaidah As Sidawi
Setiap peristiwa pasti ada hikmah di dalamnya. Orang yang cerdas adalah yang bisa mengambil ibrah dari peristiwa di sekitarnya. Kasus penghinaan kepada Nabi yang mulia Muhammad (shallallahu 'alaihi wa sallam) oleh Presiden Prancis memberikan kepada kita pelajaran-pelajarab penting, diantaranya:
1. Kebenciaan orang-orang kafir sejak dulu hingga sekarang kepada Islam. Mereka tidak akan pernah lelah membuat makar hingga kita mengikuti agama mereka.
Renungilah kedermawanan Allah: Dia anugerahkan engkau harta. Lalu Allah berikan engkau taufik untuk bersedekah dengan -sebagian- hartamu itu. Lantas Allah tundukkan/ilhamkan si miskin untuk menerimanya. Allah kemudian menerima -amal- sedekahmu darimu. Lantas Allah berkahi untukmu hartamu dan melipatgandakannya melebihi apa yang engkau infakkan. Tidakkah ini semua menjadikanmu lebih mencintai-Nya?
______
♻ Dr. Ahmad Isa al-Ma'sharaawiy
♻ Alih bahasa : Yani Fahriansyah
Jumat, 13 November 2020
Perbanyak Do'a Ini!
Doa meminta kehancuran untuk kaum kuffar yang memerangi dan melecehkan kaum Muslimin
Dari Rifa’ah bin Rafi’ radhiallahu’anhu, beliau mengatakan,
لمَّا انكفَأ المشرِكونَ عن أُحُدٍ قالَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ استَووا علَيَّ أُثْني علَى ربِّي فَصاروا خَلفَهُ صُفوفًا فقالَ اللَّهُمَّ لكَ الحَمدُ كلُّهُ فذكرَ الحديثَ بطولِهِ وفيهِ اللَّهُمَّ قاتِلِ الكفَرةَ الَّذينَ يصدُّونَ عن سبيلِكَ ويُكَذِّبونَ رُسُلَكَ واجعَل عليهِم رِجزَكَ وعذابَكَ اللَّهُمَّ عذِّبِ الكَفَرةَ إلَهَ الحقِّ
“Ketika kaum Musyrikin mundur dari gunung Uhud, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam berseru: “naiklah kepadaku, Aku akan memuji Rabb-ku“. Pasukan kaum Muslimin pun membuat barisan di belakang beliau. Lalu beliau berdoa: “Ya Allah, untuk-Mu segala pujian..”, lalu disebutkan doa yang panjang yang di dalamnya terdapat:
Beliau Menangis Karena Memikirkan Kita
Beliau Menangis Karena Memikirkan Kita
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah di surat Ibrahim,
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Ya Tuhanku, Sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, Maka Barangsiapa yang mengikutiku, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golonganku, dan Barangsiapa yang mendurhakai Aku, Maka Sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ibrahim: 36)
Saat engkau menikmati hal berat dan sulit dalam hidupmu, akalmu menjadi jauh lebih dewasa dibanding umurmu. Setiap derita, gangguan atau apapun hal tak nyaman itu adalah jenjang baru dalam kematanganmu. Sungguh, siapa yang tidak pernah menderita, perih dan kecewa, ia tak akan pernah belajar.
♻ Yani Fahriansyah
Hukum Merayakan Maulid Nabi
Hukum Merayakan Maulid Nabi
Soal:
Bagaimana pandangan anda tentang perayaan Maulid Nabi? Seringkali orang-orang mengatakan bahwa sebagian ulama membolehkannya dan mengadakannya.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- menjawab:
Jumat, 06 November 2020
Adab-Adab Ta'ziyah (Bela Sungkawa), Shalat Jenazah Dan Tata Cara Penguburannya
ADAB-ADAB TA’ZIYAH (BELA SUNGKAWA), SHALAT JENAZAH DAN TATA CARA PENGUBURANNYA
Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
1. Dianjurkan untuk ta’ziyah[1] (belasungkawa)[2] terhadap keluarga yang tertimpa musibah (kematian). Lafazh ta’ziyah yang paling utama yang berasal dari Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اِصْبِرْ وَاحْتَسِبْ فَإِنَّ ِللهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلَّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مَسَمًّى.
Bersabarlah dan berharaplah pahala dari Allah, sesungguhnya adalah hak Allah mengambil dan memberikan sesuatu, segala sesuatu di sisi-Nya ada batas waktu yang telah ditentukan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim][3]
Adab-Adab Bagi Orang Sakit Dan Yang Menjenguknya
ADAB-ADAB BAGI ORANG SAKIT DAN YANG MENJENGUKNYA
Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
Adab-Adab Bagi Orang Sakit
1. Selayaknya bagi yang terkena musibah baik yang terkena itu dirinya, anaknya atau selainnya untuk mengganti ucapan mengaduh pada saat sakit dengan berdzikir, istighfar dan ta’abbud (beribadah) kepada Allah, karena sesungguhnya generasi Salaf -semoga Allah memberikan rahmat kepada mereka- tidak suka mengeluh kepada manusia, karena meskipun mengeluh itu membuat sedikit nyaman, namun mencerminkan kelemahan dan ketidakberdayaan sedangkan bila mampu bersabar dalam menghadapi kondisi sakit tersebut, maka hal itu menunjukkan pada kekuatan pengharapan pada Allah dan kemuliaan.
Adab-Adab Menguap Dan Bersin
ADAB-ADAB MENGUAP
Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
1. Apabila seseorang akan menguap, maka hendaknya menahan semampunya dengan jalan menahan mulutnya serta mempertahankannya agar jangan sampai terbuka, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ.
“Kuapan (menguap) itu datangnya dari syaitan. Jika salah seorang di antara kalian ada yang menguap, maka hendaklah ia menahan semampunya” [HR. Al-Bukhari no. 6226 dan Muslim no. 2944. Lafazh ini berdasarkan riwayat al-Bukhari]
Rabu, 04 November 2020
Adab-Adab Tidur
ADAB-ADAB TIDUR
Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
1. Tidak mengakhirkan tidur malam selepas shalat Isya’ kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muraja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah Radhiyallahu anhu:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَ (صَلاَةِ) الْعِشَاءِ وَالْحَدِيْثَ بَعْدَهَا.
“Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur malam sebelum (shalat Isya’) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.”[1]
Adab-Adab Mengucapkan Salam
Adab-Adab Mengucapkan Salam
Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
1. Apabila bertemu dengan seorang teman, maka cukupkanlah dengan berjabat tangan disertai dengan ucapan salam (assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh) tanpa berpelukan, kecuali ketika menyambut kedatangannya dari bepergian, karena memeluknya pada saat tersebut sangat dianjurkan. Hal ini berdasarkan hadits Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata
كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَلاَقَوْا تَصَافَحُوْا وَإِذَا قَدِمُوْا مِنْ سَفَرٍ تَعَانَقُوْا.
“Apabila Sahabat-Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam saling berjumpa, maka mereka saling berjabat tangan, dan apabila mereka datang dari bepergian, mereka saling berpelukan.” [HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Ausath no. 97 dan Imam al-Haitsami berkata dalam kitab Majma’uz Zawaa-id VIII/36, “Para perawinya adalah para perawi tsiqah.”]
Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
1. Apabila bertemu dengan seorang teman, maka cukupkanlah dengan berjabat tangan disertai dengan ucapan salam (assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh) tanpa berpelukan, kecuali ketika menyambut kedatangannya dari bepergian, karena memeluknya pada saat tersebut sangat dianjurkan. Hal ini berdasarkan hadits Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata
كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَلاَقَوْا تَصَافَحُوْا وَإِذَا قَدِمُوْا مِنْ سَفَرٍ تَعَانَقُوْا.
“Apabila Sahabat-Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam saling berjumpa, maka mereka saling berjabat tangan, dan apabila mereka datang dari bepergian, mereka saling berpelukan.” [HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Ausath no. 97 dan Imam al-Haitsami berkata dalam kitab Majma’uz Zawaa-id VIII/36, “Para perawinya adalah para perawi tsiqah.”]
Adab-Adab Safar
ADAB-ADAB SAFAR
Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
A. Adab-Adab Sebelum Safar
1. Melakukan shalat Istikharah sebelum bepergian, yaitu shalat sunnah dua raka’at kemudian berdo’a dengan do’a Istikharah.
Dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kami shalat Istikharah untuk memutuskan segala sesuatu, sebagaimana beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan al-Qur-an. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Apabila seseorang di antara kalian mempunyai rencana untuk mengerjakan sesuatu, hendaklah melakukan shalat sunnat (Istikharah) dua raka’at kemudian membaca do’a:
"اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ، اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمِّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِي وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ."
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan aku memohon kekuatan kepada-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan ke-Mahakuasaan-Mu. Aku memohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Mahaagung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahui dan Engkau-lah Yang Mahamengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendak-nya menyebutkan persoalannya) lebih baik dalam agamaku, penghidupanku, dan akibatnya ter-hadap diriku -atau Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘...Di dunia atau Akhirat’- sukseskanlah untukku, mudahkanlah jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agamaku, penghidupanku, dan akibatnya terhadap diriku, atau -Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘...Di dunia atau akhirat,’- maka singkirkanlah persoalan tersebut, dan jauhkanlah aku dari padanya, takdirkan kebaikan untukku dimana saja kebaikan itu berada, kemudian berikanlah keridhaan-Mu kepadaku.” [HR. Al-Bukhari no. 1162, 6382 dan 7390]
Sabtu, 31 Oktober 2020
Pemboikotan Ekonomi Dalam Tinjauan
PEMBOIKOTAN EKONOMI DALAM TINJAUAN
Seiring dengan pernyataan resmi Presiden Prancis yang menghina Nabi Muhammad shallalllahu alaihi wasallam, maka dalam rangka pembelaan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam mencuatlah seruan pemboikotan produk-produk kafir Prancis sebagai bentuk tekanan ekonomi dan membuat efek jera kepada penghina Nabi.
Namun, tentu saja penentuan hukum tidak bisa hanya dengan semangat dan emosi semata tetapi harus dengan timbangan syariat yang mulia, lebih-lebih terjadi pro kontra di kalangan penuntut ilmu, yang berimbas saling nyindir dan nyinyir.
Berikut kajian singkat masalah ini. Semoga bermanfaat dan menambah khazanah ilmiah dan kedewasaan kita tentang luasnya ilmu fiqih.
Kamis, 29 Oktober 2020
Adab-Adab Jamuan Dan Adab-Adab Menghadiri Undangan
ADAB-ADAB JAMUAN
Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
Di antara adab-adab mengundang orang untuk menghadiri suatu jamuan adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya mengundang orang-orang yang bertaqwa, tidak mengundang orang-orang yang fasiq dan fajir, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِناً وَلاَ يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلاَّ تَقِيٌّ.
“Janganlah engkau bergaul kecuali dengan orang mukmin, dan janganlah sampai menyantap makanan kalian melainkan orang yang bertaqwa.”[1]
Senin, 26 Oktober 2020
Adab-Adab Makan Dan Minum
ADAB-ADAB MAKAN DAN MINUM
Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
Adab-adab makan dan minum meliputi tiga hal; adab sebelum makan, adab ketika makan dan adab setelah makan.
1. Adab Sebelum Makan
a. Hendaknya berusaha (memilih untuk) mendapatkan makanan dan minuman yang halal dan baik serta tidak mengandung unsur-unsur yang haram, berdasarkan firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu...” [Al-Baqarah/2: 172]
b. Meniatkan tujuan dalam makan dan minum untuk menguatkan badan, agar dapat melakukan ibadah, sehingga dengan makan minumnya tersebut ia akan diberikan ganjaran oleh Allah.
c. Mencuci kedua tangannya sebelum makan, jika dalam keadaan kotor atau ketika belum yakin dengan kebersihan keduanya.[1]
Adab-Adab Yang Berkaitan Dengan Suami Isteri
ADAB-ADAB YANG BERKAITAN DENGAN SUAMI ISTERI
Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
1. Masing-masing dari suami dan isteri hendaknya mempercantik diri (berhias) hanya untuk pasangannya.
2. Hendaknya suami melakukan sunnah-sunnah fithrah, yaitu; khitan, membersihkan bulu kemaluan, menggunting kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak.[1]
Hal ini berlaku juga untuk seorang isteri, dan tidak membiarkannya lebih dari 40 hari.[2]
Hendaknya seorang isteri menjauhkan diri dari menyerupai wanita-wanita kafir dalam hal memanjangkan kuku dan mengecatnya.
Sabtu, 24 Oktober 2020
Adab-Adab Dalam Berdo'a
ADAB-ADAB DALAM BERDO’A
Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani
1. Mengucapkan pujian kepada Allah terlebih dahulu sebelum berdo’a dan diakhiri dengan mengucapkan shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Hal itu karena engkau memohon kepada Allah suatu pemberian rahmat dan ampunan, maka pertama kali yang harus dilakukan olehmu adalah memberikan sanjungan dan pengagungan sesuai dengan kedudukan Allah Yang Mahasuci.
عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ قَالَ: بَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدًا إِذْ دَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى فَقَالَ: اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ، فَقَالَ رَسُوْلَُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَجِلْتَ أَيُّهَا الْمُصَلِّيْ إِذَا صَلَّيْتَ فَقَعَدْتَ فَاحْمَدِاللهَ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ وَصَلِّ عَلَيَّ ثُمَّ ادْعُهُ قَالَ ثُمَّ صَلَّى رَجُلٌ آخَرُ بَعْدَ ذَلِكَ فَحَمِدَ اللهَ وَصَلَّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّهَا الْمُصَلِّي ادْعُ تُجَبْ.
Dari Fadhalah bin ‘Ubad Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan duduk-duduk, masuklah seorang laki-laki. Orang itu kemudian melaksanakan shalat dan berdo’a: ‘Ya Allah, ampunilah (dosaku) dan berikanlah rahmat-Mu kepadaku.’ Maka, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Engkau telah tergesa-gesa, wahai orang yang tengah berdo’a. Apabila engkau telah selesai melaksanakan shalat lalu engkau duduk berdo’a, maka (terlebih dahulu) pujilah Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya dan bershalawatlah kepadaku, kemudian berdo’alah.’ Kemudian datang orang lain, setelah melakukan shalat dia berdo’a dengan terlebih dahulu mengucapkan puji-pujian dan bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya, ‘Wahai orang yang tengah berdo’a, berdo’alah kepada Allah niscaya Allah akan mengabulkan do’amu.’”[1]
Fenomena Bertekad Taubat Ketika Hendak Bermaksiat
FENOMENA BERTEKAD TAUBAT KETIKA HENDAK BERMAKSIAT
Ada fenomena ‘aneh’ pada sebagian orang. Ketika akan berbuat maksiat, sudah ditanamkan untuk taubat setelah perbuatan buruk yang ia lakukan. Dalam hatinya ia berbisik, “Nanti setelah aku melakukan maksiat ini, saya akan bertaubat”.
Memang betul, pintu taubat akan tetap terbuka sebelum matahari terbit dari arah barat. Siapa saja bertaubat kepada Allâh dengan taubat sebenarnya (taubat nashuha) dari perbuatan syirik dan perbuatan lain yang lebih rendah darinya, Allâh Azza wa Jalla akan menerima taubatnya.
Jumat, 23 Oktober 2020
Dua Usaha Yang Tidak Bisa Bersanding
DUA USAHA YANG TIDAK BISA BERSANDING
Saudaraku kaum muslimin ! Sesungguhnya aturan dalam syari'at Islam yang mulia ini telah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dan memberi solusi terbaik untuk individu maupun masyarakat. Syari'at juga mengatur bagaimana seharusnya manusia berinteraksi dengan Allâh, berintraksi dengan sesama. Semua aturan dan solusi yang dibawakan dalam syari'at ini tidak keluar dari batas kehalalan atau perkara mubah yang disyari'atkan, yang sentiasa menjaga hak-hak, memelihara kemaslahatan serta menyingkirkan bahaya dan kerusakan.
Sebagaimana Islâm mensyari'atkan aqidah yang benar dan ibadah mulia yang bisa menghubungkan seorang hamba dengan Rabbnya, jika dipraktekkan sesuai dengan petunjuk al-Qur’ân dan Sunnah; Islam juga telah menggariskan suatu manhaj yang lurus yang mengatur muamalah (intraksi) antara manusia. Sebuah manhaj yang diatur dengan kaidah-kaidah syar’i dan adab-adab yang harus dijadikan pedoman dalam bermu'amalah. Dengan demikian, tidak ada kekacauan, tidak ada tindakan zhalim, permusuhan, melampaui batas, merampas, menipu, mangkir dari hutang, berbuat curang dan berbagai tindakan buruk lainnya. Yang ada hanya keadilan, saling menghormati, jujur, transparan dan penjagaan terhadap hak-hak orang lain.
Langganan:
Postingan (Atom)