Selasa, 24 November 2020

Adab-Adab Minta Izin Dan Adab-Adab Memasuki Suatu Tempat (Rumah)


ADAB-ADAB MEMINTA IZIN

Oleh Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani

1. Batasan meminta izin untuk bertemu ke rumah orang lain adalah sebanyak tiga kali saja. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

إِِذَا اسْتَأْذَنَ اَحَدُكُمْ ثَلاَثاً فَلَمْ يُؤْذَنْ لَهُ فَلْيَرْجِعْ.
“Jika salah seorang di antara kalian sudah meminta izin tiga kali dan tidak diizinkan maka pulanglah.” [HR. Al-Bukhari no. 6245 dan Muslim no. 2153 (33)]

2. Hendaknya tidak berdiri tepat menghadap di depan pintu ketika meminta izin, hal ini karena ada seseorang yang meminta izin kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berdiri di depan pintu, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya:

هَكَذَا عَنْكَ أَوْ هَكَذَا فَإِنَّمَا اْلاِسْتِئْذَانُ مِنَ النَّظَرِ.
“(Harusnya engkau) begini (berdiri tidak di depan pintu) atau begini, sesungguhnya (disyari’atkan) meminta izin (tidak lain untuk menjaga) pandangan mata.” [HR. Abu Dawud no. 5174 dan selainnya]

3. Apabila hendak masuk suatu rumah, maka katakanlah, “Assalamu’alaikum, bolehkah aku masuk.” Hal ini karena seseorang dari Bani ‘Amir meminta izin untuk masuk ke rumah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di saat beliau berada di rumahnya, ia berkata: “Bolehkah saya masuk?” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada pembantunya:

أُخْرُجْ إِلَى هَذَا فَعَلِّمْهُ اْلاِسْتِئْذَانَ، فَقُلْ لَهُ: قُلِ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَأَدْخُلُ؟ فَسَمِعَهُ فَقَالَ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَأَدْخُلُ؟ فَأَذِنَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَخَلَ.

“Keluarlah dan ajarkanlah kepada orang itu tentang tata cara meminta izin, katakanlah kepadanya, ‘Ucapkanlah assalamu’alaikum, bolehkah aku masuk?’ Orang itu mendengar apa yang disabdakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia mengucapkan ‘Assalamu’alaikum, bolehkah aku masuk?’ Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi izin kepadanya dan ia pun terus masuk.” [HR. Abu Dawud no. 5177, Ahmad III/414 dan selain keduanya, sanadnya jayyid]

4. Sangat dianjurkan untuk menggerakkan sandalnya dalam meminta izin ketika mau masuk rumahnya atau berdehem yang dimaksudkan agar penghuni rumah tidak terlihat dalam kondisi yang tidak mereka inginkan atau dia inginkan.[1] 


ADAB MEMASUKI SUATU TEMPAT (RUMAH)

1. Hendaknya mengucapkan do’a:

بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا وَ بِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا وَعَلَى رَبِّنَا تَوَكَّلْنَا.

“Dengan menyebut Nama Allah kami masuk, dan dengan menyebut Nama Allah kami keluar dan hanya kepada Rabb kami bertawakkal.” [HR. Abu Dawud no. 5096][2] 

2. Memberi salam kepada penghuninya. Berdasarkan firman Allah:

فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

“Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.” [An-Nuur/24: 61]

3. Mengawali keberadaannya di rumah dengan bersiwak, hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ بَدَأَ بِالسِّوَاكِ.

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila masuk ke rumahnya memulai dengan bersiwak.” [HR. Muslim no. 253 (44)]

[Cerkiis.blogspot.com, artikel: almanhaj, Disalin dari kitab Aadaab Islaamiyyah, Penulis ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani, Judul dalam Bahasa Indonesia Adab Harian Muslim Teladan, Penerjemah Zaki Rahmawan, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir Bogor, Cetakan Kedua Shafar 1427H - Maret 2006M]
_______
Footnote 
[1]. Lihat al-Adaab asy-Syar’iyyah, Ibnu Muflih
[2]. Hadits ini dha’if, al-Hafizh al-Munzhiri berkata: “Di dalam sanadnya terdapat Muhammad bin Isma’il ‘Iyasy, terdapat perbincangan tentang dia dan ayahnya.” Lihat Dha’if Sunan Abi Dawud no. 1091 oleh Imam al-Albani

Yang benar adalah mencukupkan dengan membaca bismillaah, berdasarkan hadits:

إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُوْلِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ: لاَ مَبِيْتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ.

“Apabila seorang masuk rumahnya kemudian berdzikir kepada Allah (mengucapkan bismillaah) ketika akan masuk dan ketika akan makan maka syaitan berkata (kepada kawan-kawannya): ‘Tidak ada (tempat) bermalam bagi kalian dan tidak ada makan malam untuk kalian.”’ [HR. Muslim no. 2018 (103)]-penj.