BAHASAN : SIRAH NABI
KABAR GEMBIRA TENTANG KEDATANGAN SEORANG NABIS
Sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus, jauh sebelumnya para nabi telah memberitahukan kepada umatnya bahwa akan ada seorang nabi yang diutus. Penjelasan ini terkadang dengan menyebutkan nama, terkadang juga hanya menyebutkan sifat-sifatnya. Penjelasan ini ada di dalam kitab-kitab sebelum al Qur`an, seperti Taurat dan Injil. Banyak bukti yang menunjukkah hal ini, baik dari al Qur`an, hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun dari kitab-kitab mereka. Para ulama sirah membawakan bukti-bukti itu dalam kitab-kitab mereka, untuk menunjukkan bahwa kedatangan nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah disebutkan dalam Taurat dan Injil. Karenanya para ulama Ahi Kitab mengetahui masalah ini.
Syaikhul Islam berkata, ”Berita-berita tentang para ahli kitab yang mengetahui sifat-sifat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kitab-kitab mereka terdahulu adalah, mutawatir”. [Al Jawabush Shahih I/340].[1]
Syaikhul Islam, mengatakan : “Aku sendiri pernah melihat sebagian kitab Zabur, yang di dalamnya disebutkan kenabian Muhammad dengan menyebutkan namanya langsung”. [Al Jawabush Shahih, II/27).[2]
Berikut, kami bawakan beberapa bukti dari al Qur`an disertai penjelasan singkat dari para ulama.
Pertama, Nabi Isa Alahissallam telah menyampaikan kabar gembira ini kepada umatnya dengan menyebutkan namanya secara gamblang. Disebutkan dalam al Quran, yang artinya :
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ
Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. [Ash Shaf / 61 : 6].
Ketika menjelaskan ayat ini, Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan :
Nabi Isa Alaihissallam berdiri di tengah-tengah kaumnya menyampaikan kabar gemberi tentang Muhammad, yaitu Ahmad penutup para nabi dan rasul. Tidak ada risalah dan nubuwwah setelahnya. Alangkah bagus hadits yang dibawakan oleh Imam al Bukhari dalam kitab Shahih-nya. Beliau rahimahullah mengatakan,”Kami diberitahu oleh Abul Yaman, kami diberitahu oleh Syu’aib dari az Zuhri, dia mengatakan,’Aku diberitahu oleh Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari bapaknya (yaitu Adi, salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wafat tahun 59Hijrah) :
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ لِي أَسْمَاءً أَنَا مُحَمَّدٌ وَأَنَا أَحْمَدُ وَأَنَا الْمَاحِي الَّذِي يَمْحُو اللَّهُ بِيَ الْكُفْرَ وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِي وَأَنَا الْعَاقِبُ
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya aku memiliki lima nama, yaitu saya Muhammad, Ahmad, al Maahi, yang dengan sebab saya Allah menghapuskan kekufuran, al Hasyir, yang seluruh manusia dikumpulkan di atas (bekas) telapak kakiku (setelahku) dan saya juga al ‘Aqib’.” (Diriwayatkan juga oleh Imam Muslim dari az Zuhri).[3]
Kedua, Injil dan Taurat telah menyampaikan kabar gembera ini dengan menjelaskan sifat dan tanda-tandanya. Sebagaimana Allah Azza wa Jalla telah berfirman :
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar, dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk, dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al Qur`an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. [al A’raf / 7 : 157].
Ini merupakan sifat-sifat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ada di dalam kitab para nabi sebelumnya. Mereka memberitahukan kabar gembira ini kepada umat tentang kebangkitan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memerintahkan mereka untuk mengikutinya. Sifat-sifat ini masih dan terus ada, diketahui oleh para ulama dan rahib mereka.[4]
عَنْ أَبِي صَخْرٍ الْعُقَيْلِيِّ حَدَّثَنِي رَجُلٌ مِنَ الْأَعْرَابِ قَالَ جَلَبْتُ جَلُوبَةً إِلَى الْمَدِينَةِ فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا فَرَغْتُ مِنْ بَيْعِي قُلْتُ لَأَلْقَيَنَّ هَذَا الرَّجُلَ فَلَأَسْمَعَنَّ مِنْهُ قَالَ فَتَلَقَّانِي بَيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ يَمْشُونَ فَتَبِعْتُهُمْ فِي أَقْفَائِهِمْ حَتَّى أَتَوْا عَلَى رَجُلٍ مِنْ الْيَهُودِ نَاشِرًا التَّوْرَاةَ يَقْرَؤُهَا يُعَزِّي بِهَا نَفْسَهُ عَلَى ابْنٍ لَهُ فِي الْمَوْتِ كَأَحْسَنِ الْفِتْيَانِ وَأَجْمَلِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْشُدُكَ بِالَّذِي أَنْزَلَ التَّوْرَاةَ هَلْ تَجِدُ فِي كِتَابِكَ هَذَا صِفَتِي وَمَخْرَجِي فَقَالَ بِرَأْسِهِ هَكَذَا أَيْ لَا فَقَالَ ابْنُهُ إِنِّي وَالَّذِي أَنْزَلَ التَّوْرَاةَ إِنَّا لَنَجِدُ فِي كِتَابِنَا صِفَتَكَ وَمَخْرَجَكَ وَأَشْهَدُ أَنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ فَقَالَ أَقِيمُوا الْيَهُودَ عَنْ أَخِيكُمْ ثُمَّ وَلِيَ كَفَنَهُ وَحَنَّطَهُ وَصَلَّى عَلَيْهِ
Diriwayatkan dari Abu Sakhr al Uqailiy, aku diberitahukan oleh salah seorang Arab badui. Dia mengatakan : “Semasa hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , aku membawa unta penuh barang dagangan ke Madinah. Usai menjual barang-barang, aku mengatakan,‘Sungguh aku harus menemui lelaki ini, dan aku harus mendengarkan sesuatu darinya,’ dia melanjutkan,’Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewatiku antara Umar dan Abu Bakr. Aku mengikuti mereka dari belakang, sampai mereka mendatangi seorang Yahudi sedang menyebarkan Taurat. Dia membacanya untuk menghibur dirinya atas anaknya yang sedang sekarat, sebagai seorang pemuda terbagus dan rupawan’.”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Aku bersumpah kepadamu dengan nama Dzat yang menurunkan Taurat. Apakah engkau mendapatkan dalam kitabmu sifatku dan waktu pengutusanku?”
Orang itu memberikan isyarat begini dengan kepalanya, maksudnya tidak. Maka anaknya mengatakan : “Sesungguhnya aku, demi Dzat yang menurunkan Taurat, sungguh kami dapatkan dalam kitab kami sifatmu dan waktu pengutusanmu. Dan aku bersaksi, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa engkau adalah rasulullah”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Wahai orang-orang Yahudi, tinggalkanlah saudara kalian ini,” kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengkafaninya, memberikan minyak wangi dan menshalatinya.
Setelah membawakan hadits ini, Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan : “Ini adalah hadits yang bagus dan kuat, memiliki syahid dalam hadits shahih dari Anas.[5]
Begitu juga diterangkan dalam hadits shahih riwayat Imam al Bukhari :
عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ لَقِيتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قُلْتُ أَخْبِرْنِي عَنْ صِفَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي التَّوْرَاةِ قَالَ أَجَلْ وَاللَّهِ إِنَّهُ لَمَوْصُوفٌ فِي التَّوْرَاةِ بِبَعْضِ صِفَتِهِ فِي الْقُرْآنِ يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا وَحِرْزًا لِلْأُمِّيِّينَ أَنْتَ عَبْدِي وَرَسُولِي سَمَّيْتُكَ المتَوَكِّلَ لَيْسَ بِفَظٍّ وَلَا غَلِيظٍ وَلَا سَخَّابٍ فِي الْأَسْوَاقِ وَلَا يَدْفَعُ بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ وَلَكِنْ يَعْفُو وَيَغْفِرُ وَلَنْ يَقْبِضَهُ اللَّهُ حَتَّى يُقِيمَ بِهِ الْمِلَّةَ الْعَوْجَاءَ بِأَنْ يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Dari Atha` bin Yasar, dia berkata : Aku menjumpai Abdullah bin Amr bin ‘Ash radhiyallahu anhuma , lalu aku mengatakan,”Beritahukan kepadaku tentang sifat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ada di dalam Taurat!’
Dia menimpali : “Ya. Demi Allah, sesungguhnya beliau itu diterangkan sifatnya dalam Taurat dengan sebagian sifat yang ada di dalam al Qur`an, (yaitu),’Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan serta penjaga bagi orang-orang Arab. Kamu adalah hamba dan RasulKu. Namamu al mutawakkil, bukan keras dan kasar,’ dan Allah Azza wa Jalla tidak mencabut nyawanya sampai dia berhasil meluruskan millah (agama) yang bengkok dengan mengatakan laa ilaha illallah”. [HR Bukhari].[6]
Inilah beberapa bukti, bahwa di dalam Taurat dan Injil terdapat keterangan tentang kedatangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Ketiga, Para ulama ahli kitab mengetahui kabar kedatangan seorang nabi melalui kitab mereka.
Para ulama ahli kitab di Madinah -sebelum kedatangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam – mereka sudah mengetahui dari kitab dan para ulama mereka, bahwa akan ada seorang nabi yang diutus oleh Allah Azza wa Jalla . Oleh karena itu, setiap kali mereka mendapatkan intimidasi dari suku Khazraj dan Aus -yang kala itu masih musyrik- para ahli kitab ini mengancam dengan mengatakan, akan ada seorang nabi yang dibangkitkan. Jika nabi ini sudah dibangkitkan, mereka akan bergabung bersamanya, dan akan bangkit melawan orang-orag yang selama ini menyakiti mereka. Tetapi kenyataannya, dan karena faktor kesombongan, ketika nabi ini dibangkitkan oleh Allah Azza wa Jalla , justru mereka membangkang, menuduhnya dusta dan mengingkarinya. Allah Azza wa Jalla menceritakan keadaan mereka dalam firmanNya :
وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ ۚ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ
Dan setelah datang kepada mereka al Qur`an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui ini, mereka ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. [al Baqarah/2:89]
Kesombongan mereka bertolak belakang dengan orang Khazraj dan Aus. Kaum yang awalnya musyrik ini berubah menjadi beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Imam Ibnu Katsir di dalam tafsirnya membawakan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas, bahwa orang-orang Yahudi berharap mendapatkan kemenangan atas suku Aus dan Khazraj dengan kedatangan seorang Rasul Allah Azza wa Jalla sebelum Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus. Ketika Allah Azza wa Jalla mengutusnya dari bangsa Arab, mereka ingkar kepadanya dan memungkiri semua perkataan yang telah mereka ucapkan tentangnya.
Oleh karena itu, Mu’adz bin Jabal dan Bisyr bin al Barra’ bin Ma’rur serta Daud bin Salamah berkata kepada mereka : “Wahai orang-orang Yahudi. Bertakwalah kalian kepada Allah Azza wa Jalla dan masuklah ke dalam Islam. Dahulu kalian mengharapkan mendapatkan kemenangan dengan kedatangan Muhammad. Adapun kami, kala itu sebagai orang-orang musyrik. Kalian memberitahukan kepada kami, bahwa dia akan diutus, dan kalian menjelaskan kepada kami sifat-sifatnya”.
Juga diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas : “Ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus dan mereka melihatnya bukan dari golongan mereka, maka mereka mengingkarinya dan hasad kepadanya”. [7]
Banyak bukti-bukti yang menunjukkan, bahwa sebenarnya orang-orang Yahudi dan Nashrani sudah mengetahui akan ada seorang rasul yang diutus. Bahkan mereka sudah mengetahui nama dan sifat-sifat utusan yang dimaksud, seperti diceritakan dalam kisah keislaman Salman al Farisi.
Kesombongan dan kedengkian, telah menyebabkan mereka ingkar dan tidak mengikuti nabi yang dijanjikan Allah, yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Hingga akhirnya, orang-orang Yahudi dan Nashrani ini tersungkur ke dalam jurang kekufuran, yang menyebabkan Allah Azza wa Jalla melaknat mereka. Na’udzubillah.
Semoga Allah Azza wa Jalla selalu menunjukkan kepada kita jalan kebenaran, sehingga kita selalu membenarkan apa yang dibawa Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dan semoga Allah Azza wa Jalla melindungi kita dari sifat tercela yang menyebabkan kekufuran.
Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.
[Http://cerkiis.blogspot.com, Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun X/1427H/2006M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196, almanhaj.or.id]
Footnote
[1]. Lihat Sirah Nabawiyah ash Shahihah, Dr. Akram Dhiya’ al Umari, halaman 119.
[2]. Ibid, halaman 120.
[3]. Lihat Tafsir al Qur`an al Azhim, IV/366-367.
[4]. Ibid, II/261.
[5]. Ibid, II/261.
[6]. Ibid, II/262.
[7]. Ibid, I/125-126.
Syaikhul Islam, mengatakan : “Aku sendiri pernah melihat sebagian kitab Zabur, yang di dalamnya disebutkan kenabian Muhammad dengan menyebutkan namanya langsung”. [Al Jawabush Shahih, II/27).[2]
Berikut, kami bawakan beberapa bukti dari al Qur`an disertai penjelasan singkat dari para ulama.
Pertama, Nabi Isa Alahissallam telah menyampaikan kabar gembira ini kepada umatnya dengan menyebutkan namanya secara gamblang. Disebutkan dalam al Quran, yang artinya :
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ
Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)”. [Ash Shaf / 61 : 6].
Ketika menjelaskan ayat ini, Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan :
Nabi Isa Alaihissallam berdiri di tengah-tengah kaumnya menyampaikan kabar gemberi tentang Muhammad, yaitu Ahmad penutup para nabi dan rasul. Tidak ada risalah dan nubuwwah setelahnya. Alangkah bagus hadits yang dibawakan oleh Imam al Bukhari dalam kitab Shahih-nya. Beliau rahimahullah mengatakan,”Kami diberitahu oleh Abul Yaman, kami diberitahu oleh Syu’aib dari az Zuhri, dia mengatakan,’Aku diberitahu oleh Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari bapaknya (yaitu Adi, salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wafat tahun 59Hijrah) :
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ لِي أَسْمَاءً أَنَا مُحَمَّدٌ وَأَنَا أَحْمَدُ وَأَنَا الْمَاحِي الَّذِي يَمْحُو اللَّهُ بِيَ الْكُفْرَ وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِي وَأَنَا الْعَاقِبُ
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya aku memiliki lima nama, yaitu saya Muhammad, Ahmad, al Maahi, yang dengan sebab saya Allah menghapuskan kekufuran, al Hasyir, yang seluruh manusia dikumpulkan di atas (bekas) telapak kakiku (setelahku) dan saya juga al ‘Aqib’.” (Diriwayatkan juga oleh Imam Muslim dari az Zuhri).[3]
Kedua, Injil dan Taurat telah menyampaikan kabar gembera ini dengan menjelaskan sifat dan tanda-tandanya. Sebagaimana Allah Azza wa Jalla telah berfirman :
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar, dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk, dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al Qur`an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. [al A’raf / 7 : 157].
Ini merupakan sifat-sifat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ada di dalam kitab para nabi sebelumnya. Mereka memberitahukan kabar gembira ini kepada umat tentang kebangkitan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memerintahkan mereka untuk mengikutinya. Sifat-sifat ini masih dan terus ada, diketahui oleh para ulama dan rahib mereka.[4]
عَنْ أَبِي صَخْرٍ الْعُقَيْلِيِّ حَدَّثَنِي رَجُلٌ مِنَ الْأَعْرَابِ قَالَ جَلَبْتُ جَلُوبَةً إِلَى الْمَدِينَةِ فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا فَرَغْتُ مِنْ بَيْعِي قُلْتُ لَأَلْقَيَنَّ هَذَا الرَّجُلَ فَلَأَسْمَعَنَّ مِنْهُ قَالَ فَتَلَقَّانِي بَيْنَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ يَمْشُونَ فَتَبِعْتُهُمْ فِي أَقْفَائِهِمْ حَتَّى أَتَوْا عَلَى رَجُلٍ مِنْ الْيَهُودِ نَاشِرًا التَّوْرَاةَ يَقْرَؤُهَا يُعَزِّي بِهَا نَفْسَهُ عَلَى ابْنٍ لَهُ فِي الْمَوْتِ كَأَحْسَنِ الْفِتْيَانِ وَأَجْمَلِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْشُدُكَ بِالَّذِي أَنْزَلَ التَّوْرَاةَ هَلْ تَجِدُ فِي كِتَابِكَ هَذَا صِفَتِي وَمَخْرَجِي فَقَالَ بِرَأْسِهِ هَكَذَا أَيْ لَا فَقَالَ ابْنُهُ إِنِّي وَالَّذِي أَنْزَلَ التَّوْرَاةَ إِنَّا لَنَجِدُ فِي كِتَابِنَا صِفَتَكَ وَمَخْرَجَكَ وَأَشْهَدُ أَنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ فَقَالَ أَقِيمُوا الْيَهُودَ عَنْ أَخِيكُمْ ثُمَّ وَلِيَ كَفَنَهُ وَحَنَّطَهُ وَصَلَّى عَلَيْهِ
Diriwayatkan dari Abu Sakhr al Uqailiy, aku diberitahukan oleh salah seorang Arab badui. Dia mengatakan : “Semasa hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , aku membawa unta penuh barang dagangan ke Madinah. Usai menjual barang-barang, aku mengatakan,‘Sungguh aku harus menemui lelaki ini, dan aku harus mendengarkan sesuatu darinya,’ dia melanjutkan,’Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewatiku antara Umar dan Abu Bakr. Aku mengikuti mereka dari belakang, sampai mereka mendatangi seorang Yahudi sedang menyebarkan Taurat. Dia membacanya untuk menghibur dirinya atas anaknya yang sedang sekarat, sebagai seorang pemuda terbagus dan rupawan’.”
Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Aku bersumpah kepadamu dengan nama Dzat yang menurunkan Taurat. Apakah engkau mendapatkan dalam kitabmu sifatku dan waktu pengutusanku?”
Orang itu memberikan isyarat begini dengan kepalanya, maksudnya tidak. Maka anaknya mengatakan : “Sesungguhnya aku, demi Dzat yang menurunkan Taurat, sungguh kami dapatkan dalam kitab kami sifatmu dan waktu pengutusanmu. Dan aku bersaksi, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa engkau adalah rasulullah”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Wahai orang-orang Yahudi, tinggalkanlah saudara kalian ini,” kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengkafaninya, memberikan minyak wangi dan menshalatinya.
Setelah membawakan hadits ini, Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan : “Ini adalah hadits yang bagus dan kuat, memiliki syahid dalam hadits shahih dari Anas.[5]
Begitu juga diterangkan dalam hadits shahih riwayat Imam al Bukhari :
عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ لَقِيتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قُلْتُ أَخْبِرْنِي عَنْ صِفَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي التَّوْرَاةِ قَالَ أَجَلْ وَاللَّهِ إِنَّهُ لَمَوْصُوفٌ فِي التَّوْرَاةِ بِبَعْضِ صِفَتِهِ فِي الْقُرْآنِ يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا وَحِرْزًا لِلْأُمِّيِّينَ أَنْتَ عَبْدِي وَرَسُولِي سَمَّيْتُكَ المتَوَكِّلَ لَيْسَ بِفَظٍّ وَلَا غَلِيظٍ وَلَا سَخَّابٍ فِي الْأَسْوَاقِ وَلَا يَدْفَعُ بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ وَلَكِنْ يَعْفُو وَيَغْفِرُ وَلَنْ يَقْبِضَهُ اللَّهُ حَتَّى يُقِيمَ بِهِ الْمِلَّةَ الْعَوْجَاءَ بِأَنْ يَقُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Dari Atha` bin Yasar, dia berkata : Aku menjumpai Abdullah bin Amr bin ‘Ash radhiyallahu anhuma , lalu aku mengatakan,”Beritahukan kepadaku tentang sifat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ada di dalam Taurat!’
Dia menimpali : “Ya. Demi Allah, sesungguhnya beliau itu diterangkan sifatnya dalam Taurat dengan sebagian sifat yang ada di dalam al Qur`an, (yaitu),’Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi dan pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan serta penjaga bagi orang-orang Arab. Kamu adalah hamba dan RasulKu. Namamu al mutawakkil, bukan keras dan kasar,’ dan Allah Azza wa Jalla tidak mencabut nyawanya sampai dia berhasil meluruskan millah (agama) yang bengkok dengan mengatakan laa ilaha illallah”. [HR Bukhari].[6]
Inilah beberapa bukti, bahwa di dalam Taurat dan Injil terdapat keterangan tentang kedatangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Ketiga, Para ulama ahli kitab mengetahui kabar kedatangan seorang nabi melalui kitab mereka.
Para ulama ahli kitab di Madinah -sebelum kedatangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam – mereka sudah mengetahui dari kitab dan para ulama mereka, bahwa akan ada seorang nabi yang diutus oleh Allah Azza wa Jalla . Oleh karena itu, setiap kali mereka mendapatkan intimidasi dari suku Khazraj dan Aus -yang kala itu masih musyrik- para ahli kitab ini mengancam dengan mengatakan, akan ada seorang nabi yang dibangkitkan. Jika nabi ini sudah dibangkitkan, mereka akan bergabung bersamanya, dan akan bangkit melawan orang-orag yang selama ini menyakiti mereka. Tetapi kenyataannya, dan karena faktor kesombongan, ketika nabi ini dibangkitkan oleh Allah Azza wa Jalla , justru mereka membangkang, menuduhnya dusta dan mengingkarinya. Allah Azza wa Jalla menceritakan keadaan mereka dalam firmanNya :
وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ ۚ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ
Dan setelah datang kepada mereka al Qur`an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui ini, mereka ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu. [al Baqarah/2:89]
Kesombongan mereka bertolak belakang dengan orang Khazraj dan Aus. Kaum yang awalnya musyrik ini berubah menjadi beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Imam Ibnu Katsir di dalam tafsirnya membawakan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas, bahwa orang-orang Yahudi berharap mendapatkan kemenangan atas suku Aus dan Khazraj dengan kedatangan seorang Rasul Allah Azza wa Jalla sebelum Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus. Ketika Allah Azza wa Jalla mengutusnya dari bangsa Arab, mereka ingkar kepadanya dan memungkiri semua perkataan yang telah mereka ucapkan tentangnya.
Oleh karena itu, Mu’adz bin Jabal dan Bisyr bin al Barra’ bin Ma’rur serta Daud bin Salamah berkata kepada mereka : “Wahai orang-orang Yahudi. Bertakwalah kalian kepada Allah Azza wa Jalla dan masuklah ke dalam Islam. Dahulu kalian mengharapkan mendapatkan kemenangan dengan kedatangan Muhammad. Adapun kami, kala itu sebagai orang-orang musyrik. Kalian memberitahukan kepada kami, bahwa dia akan diutus, dan kalian menjelaskan kepada kami sifat-sifatnya”.
Juga diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas : “Ketika Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus dan mereka melihatnya bukan dari golongan mereka, maka mereka mengingkarinya dan hasad kepadanya”. [7]
Banyak bukti-bukti yang menunjukkan, bahwa sebenarnya orang-orang Yahudi dan Nashrani sudah mengetahui akan ada seorang rasul yang diutus. Bahkan mereka sudah mengetahui nama dan sifat-sifat utusan yang dimaksud, seperti diceritakan dalam kisah keislaman Salman al Farisi.
Kesombongan dan kedengkian, telah menyebabkan mereka ingkar dan tidak mengikuti nabi yang dijanjikan Allah, yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Hingga akhirnya, orang-orang Yahudi dan Nashrani ini tersungkur ke dalam jurang kekufuran, yang menyebabkan Allah Azza wa Jalla melaknat mereka. Na’udzubillah.
Semoga Allah Azza wa Jalla selalu menunjukkan kepada kita jalan kebenaran, sehingga kita selalu membenarkan apa yang dibawa Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dan semoga Allah Azza wa Jalla melindungi kita dari sifat tercela yang menyebabkan kekufuran.
Washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.
[Http://cerkiis.blogspot.com, Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun X/1427H/2006M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196, almanhaj.or.id]
Footnote
[1]. Lihat Sirah Nabawiyah ash Shahihah, Dr. Akram Dhiya’ al Umari, halaman 119.
[2]. Ibid, halaman 120.
[3]. Lihat Tafsir al Qur`an al Azhim, IV/366-367.
[4]. Ibid, II/261.
[5]. Ibid, II/261.
[6]. Ibid, II/262.
[7]. Ibid, I/125-126.