Sabtu, 05 November 2016
Renungan Dari Ekspedisi Nakhlah
Kita harus berusaha jernih melihat suasana. Jangan mudah terbawa isu atau propraganda.
Jangan mudah menyalahkan sesama muslim. Bahkan seandainya saudara kita benar-benar melakukan kesalahan maka harus kita sikapi secara proposional. Jangan terperdaya dengan makar musuh-musuh Islam. Jangan terjebak sekedar menyalahkan sesama muslim kemudian kita melupakan masalah dan musuh yang utama.
Mari kita simak sepenggalan kisah berharga dari sirah Nabawiyah berikut:
Pada bulan Rajab tahun ke-2 Hijriyah, Rasulullah memerintahkan Abdullah bin Jahsy bersama 12 sahabat untuk mencari berita tentang kafilah Quraisy di daerah Nakhlah, antara Mekah dan Tho’if. Kafilah Quraisy lewat di akhir bulan Rajab (salah satu bulan yang diharamkan), kalau dibiarkan sampai selesai Rajab maka mereka akan telah masuk Mekah (daerah yang diharamkan berperang juga). Akhirnya Abdullah bin Jahsy dan para sahabatnya menyerang mereka dan berhasil membunuh salah seorang diatara pasukan Quraisy, menawan 2 orang dan mengambil dagangan mereka untuk dibawa ke Madinah.
Rasulullah mengingkari apa yang dilakukan para sahabat, beliau tidak memerintahkan berperang di bulan haram, beliau hanya memerintahkan untuk mencari berita. Orang-orang kafir pun memakai kesempatan ini untuk menjatuhkan kedudukan kaum muslimin. Mereka mengatakan bahwa kaum muslimin telah melanggar kehormatan bulan haram dan mereka juga melemparkan tuduhan-tuduhan yang lainnya.
Allah pun menurunkan wahyu sebagai jawaban atas tuduhan-tuduhan tersebut dan sebagai penjelasan bahwa apa yang dilakukan oleh orang-orang kafir lebih besar dosanya dari apa yang dilakukan kaum muslimin.
Allah berfirman, : “Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah” (QS Al Baqarah: 217). Rasulullah kemudian membebaskan tawanan dan mengembalikan dagangan Quraisy serta membayar diyat orang yang terbunuh kepada keluarganya. (Diringkas dari Rahiqul Makhtum)
Semoga kita bisa selalu arif dalam melihat permasalahan yang ada. [1]
Nasehat Bagi Yang Mau Menerima Nasehat :
Perbuatan qaum muslimin yang berdemo itu keliru karena tidak menta'ati nasehat ulama' (yang melarang), dan meski keliru jika ada diantara kita yang membully mereka maka ini juga keliru, semua sudah terjadi, kebanyakan mereka adalah orang awam, nasehati mereka dengan bijak, sayangi mereka sebagaimana mereka adalah saudara kita, kalau bukan kita siapa yang akan menyayangi mereka ?
Bersikap keraslah dengan nasehatmu sebelum terjadi, dan bersikap lembutlah setelah terjadi karena mudah-mudahan kelembutanmu membuat mereka mau kembali. Untuk saudara-saudara kami, kembalilah kalian kepada bimbingan para ulama', kami tahu betapa tulusnya hati kalian membela agama kalian, dan sekarang kembalilah saudara kami, kami menyayangi kalian, jangan biarkan mereka (para politikus hitam) yang ada kepentingan berada dibelakang kalian memanfa'atkan kalian, kembalilah saudara kami.
Kami dan kalian berbeda dalam sudut pandang tapi kami menyayangi kalian, karena itu kami tidak rela kalian dijadikan tumbal oleh politikus hitam. untuk kedepannya menjadi pelajaran yang besar untuk kita semua, terutama para da'i hendaknya tidak membuat emosi orang awam qaum muslimin itu terbakar, tapi bimbinglah mereka kemajelis ilmu, sungguh demi Allah orang-orang kaafir adalah musuh kita bersama karena mereka telah memusuhi kita. Allahu akbar wallahul musta'an..
[Cerkiis.blogspot.com, Penyesuaian dan Penambahan bahasa oleh admin]
[1]. Disalin Dari Status Yang Di Bagikan Oleh Ustadz Aris Munandar, Penulis: Abu Zakariya Sutrisno. Riyadh, 4/2/1438H (4 Nov 2016).