Sabtu, 21 November 2020


Wahai Suami...

Istri itu minta bantuanmu, bukan karena ia tidak mampu. Tapi karena ia masih menganggap engkau masih ada di hatinya.⁣ Biarlah istrimu ini mengadu terus, bermanja terus, biar makin dalam cintanya kepadamu. Biarlah kau menjadi satu-satunya lelaki tempatnya bergantung di dunia ini. 

Kalau istrimu sudah tidak lagi menganggap engkau itu ada, jangankan ngangkat galon, ngangkat kulkas pun ia sanggup.๐Ÿ˜€ (copas, anonim)

________

Ada suami yang begitu bangga saat istrinya mapan, mandiri, berdiri kuat, kokoh lagi berdaya. Ia senang melihat  istri yang punya penghasilan sendiri, sehingga tak lagi meminta uang belanja bulanan padanya. 

Ia gembira melihat istri bisa mengangkat gallon, lalu memasangnya. Sang istri juga piawai mengganti tabung gas sendiri, memasak sambil mengawasi mesin cuci yang sedang berputar, sementara sesekali istri menyuapi balitanya yang sudah belajar makan. Bahkan ia bisa memanjat memperbaiki genteng bocor saat musim penghujan tiba.
 
Jika dulu, kemana-mana istri minta diantar, maka sekarang tidak lagi. Ke pasar, jemput anak di sekolah, ke tempat kajian, istri bisa jalan, bawa kendaraan sendiri.

Bagaimana menurutmu wahai para suami? Enak kah kondisi demikian? Sehingga kau merasa tak direpotkan lagi oleh istrimu.

Maka waspadalah, ini bukan kondisi yang baik. Sejatinya rumah tangga dinamis karena adanya saling ketergantungan antara suami istri. Ada banyak keadaan di mana istri sangat tergantung pada suami, dan itu sangat wajar. Itu yang membuat hubungan semakin mesra dan hangat. Sebab kita yang tak bisa jauh satu sama lain.

Maka, bahagialah saat istrimu meminta cepat-cepat pulang di sore hari karena gasnya habis, sementara nasi belum lagi matang.

Bahagialah saat istrimu berteriak minta tolong agar gallon diangkat dan dipasangkan, ada anakmu yang kebelet minta minum.

Bahagialah saat istrimu merengek minta diantar ke kajian pekanan, karena ia ingin meraih surga bersamamu.

Bahagialah saat istrimu masih menadahkan tangannya minta uang belanja. Bukankah sejatinya laki-laki adalah qawwam, tugasnya  memberi nafkah, agar nanti istrimu patuh karena ke-qawwamanmu.

Bahagialah saat istrimu minta dibantu untuk menyelesaikan pekerjaan rumah, memintamu menemani anak-anak bermain, atau  mungkin memintamu mengganti popok anak, atau menceboki kakak yang berteriak di kamar mandi karena hajatnya telah selesai.

Bahagialah dengan segala permintaan istri, meski kau pikir remeh temeh semata. Itu artinya istrimu masih waras, ia masih bisa mengungkapkan maunya apa. 

Muliakanlah istrimu, rapikanlah bila kau nampak ia berantakan, percantiklah  bila kau lihat ia belepotan, santunkan  bila kau anggap ia ceplas-ceplos tanpa etika, luaskan pengetahuannya bila kau anggap ia kampungan.

Sebelum kau jauh-jauh memberi manfaat dan kebaikan pada orang lain, pastikan dulu istrimulah yang paling merasakan manfaatmu dan kebaikanmu.

===

Peluk jauh untuk semua istri-istri shalihah, ibu yang selalu kuat demi keluarga.

Salam hangat dari saya, ibu beranak tujuh yang tak bisa apa-apa tanpa bantuan suami, selalu minta tolong meski hanya sekedar membantu menjepit rambut yang  berantakan. 

♻ Ummu Dzaky Hasnur Azis via Yani Fahriansyah
๐ŸŒ Cerkiis.blogspot.com