Selasa, 13 April 2021

Penjelasan Hadits "Desaklah Orang Kafir!"

Penjelasan Hadits "Desaklah Orang Kafir!"

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

لا تَبْدَؤُوا اليَهُودَ ولا النَّصارَى بالسَّلامِ، فإذا لَقِيتُمْ أحَدَهُمْ في طَرِيقٍ، فاضْطَرُّوهُ إلى أضْيَقِهِ

“Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashara dalam mengucapkan salam. Dan jika kalian bertemu salah seorang dari mereka di jalan, maka desaklah dia ke bagian yang sempit” (HR. Muslim no. 2167).

Jumat, 09 April 2021

4 kaidah menebarkan kebaikan dan menghilangkan keburukan


4 kaidah menebarkan kebaikan dan menghilangkan keburukan

Setiap kebaikan agar bisa menyebar dan menetap, membutuhkan 4 perkara:
1. butuh ilmu bahwa perkara tersebut baik
2. butuh diamalkan
3. butuh didakwahkan
4. butuh bersabar dalam semua poin di atas

Setiap keburukan agar bisa hilang dan sirna, membutuhkan 4 perkara:
1. butuh ilmu bahwa perkara tersebut buruk
2. butuh untuk menjauhinya
3. butuh melarangnya dengan cara yang tidak mungkar
4. butuh bersabar dalam semua poin di atas

Dalil dari semua ini ada di dalam surat Al Ashr. 

- Asy Syaikh Dr. Sulaiman bin Salimullah Ar Ruhaily

♻ Ustadz Yulian Purnama

🌐 Cerkiis.blogspot.com

Rabu, 07 April 2021


▬▬▬▬▬▬▫️•◇✿◇•▫️▬▬▬▬▬▬
     *🍃SUMBER KEKURANGAN DIRI🍃*
▬▬▬▬▬▬▫️•◇✿◇•▫️▬▬▬▬▬▬

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ؛ قَالَ: التَّقِيُّ عَنِ الْخَطَّائِينَ مَشْغُولٌ، وَإِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ خَطَايَا ‌أَكْثَرُهُمْ ‌ذِكْرًا لِخَطَايَا الناس.

*Muhammad bin Sīrīn*, seorang ulama dari era Tabiin mengatakan, “Orang yang bertakwa adalah orang yang sibuk sehingga tidak punya waktu dan tenaga untuk memikirkan kesalahan orang lain. Orang yang paling banyak kekurangannya adalah orang yang paling banyak membahas kekurangan orang lain”.

Sekedar menukil (mengutip) dari sebuah kitab, ini tidak berarti pujian terhadap kitab tersebut. 

Sekedar menyebut nama seseorang, ini tidak berarti pujian terhadap orang tersebut.

Sekedar mereferensikan, ini tidak berarti pujian.

Ringkas kata, yang dianggap tazkiyah (pujian) itu harus berupa pernyataan yang lugas.

Walaupun demikian, (andaikan ada tazkiyah yang lugas pada seseorang) itu tidak bermanfaat jika sangat jelas jarh (celaan) terhadap orang tersebut!

- Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul 

Contoh praktek kaidah di atas :

* Ketika ada orang menukil dari kitab yang bermasalah, belum tentu orang tersebut memuji kitab tersebut.
* Ketika ada yang menukil perkataan dari orang yang bermasalah, belum tentu dia memuji orang tersebut.
* Ketika ada yang share quote atau video dari orang yang bermasalah, belum tentu dia memuji orang tersebut.

Untuk melihat ia memuji atau tidak, perlu melihat kepada indikasi-indikasi lain. Sekedar menukil, tidak berarti pujian.

Bagi yang paham, kaidah yang disampaikan Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul di atas sangat mencerahkan.

🌐 Cerkiis.blogspot.com


I.S.T.R.I

Di rumah biasa, di luar berdandan, ini rawan.
Di rumah berdandan, di luar berdandan, ini mengkhawatirkan.
Di rumah biasa, di luar syar'i dan biasa, ini aman.
Di rumah berdandan, di luar syar'i dan biasa, ini idaman.

- Kang Aswad -

🌐 Cerkiis.blogspot.com


Hidup ini indah jika bersandar kepada Allah. 

Pesimis itu ketika kita punya masalah dan merasa diri kita kecil. Akhirnya kita pun pesimis tak bisa menyelesaikan masalah tersebut.

Pesimis kan berubah jadi optimis ketika kita bersandar pada Allah Yang Maha Kuasa. Zat yang masalah sebesar apapun, kecil di hadapanNya. Itulah tawakal.

Masih gagal juga, padahal sudah bertawakal? Di sini pun pentingnya Iman pada takdir & husnuzhan pada Allah. Yang Allah takdirkan terjadi pasti terjadi dan sebaliknya. Apapun hasilnya, selama kita berikhtiar dengan benar, adalah kebaikan. Allah Yang Maha Mengetahui dan kita tak tahu.

Amrullah Akadhinta
____

Jadilah orang yang, 

Sedikit sedihnya, banyak harapannya

Sedikit pesimisnya, banyak optimisnya

(Dr. Ahmad Jilan)

_ _ _ 

🌐 Cerkiis.blogspot.com


Memahami tulisan, mengurai masalah, 
dan mendiskusikan poin yang tepat adalah 
daya literasi yang harus terus diasah. 

Tapi perlu disadari bahwa masing-masing 
orang memiliki daya literasi yang tidak sama.

Setiap tulisan selalu ada pembacanya. 
Jangan memaksakan tulisanmu terbaca 
semua orang. Karena hal itu sangat mustahil.

✍️ Muhammad Nur Faqih         

🌐 Cerkiis.blogspot.com

Senin, 05 April 2021


Hendaknya setiap orang itu memperhatikan perasaan orang lain. Jika ada orang yang sedang down perasaannya maka bersemangatlah untuk membuat perasaannya lebih baik sebisa mungkin. Karena hal ini memiliki keutamaan yang besar. Hendaknya setiap orang memperhatikan perasaan orang lain sebagaimana memperhatikan perasaannya sendiri, yaitu ia memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin diperlakukan demikian oleh orang lain.

- Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syarah Bulughul Maram, juz 11, hal. 333.

@fawaid_kangaswad

🌐 Cerkiis.blogspot.com

Rabu, 31 Maret 2021


Seandainya engkau hanya mampu menerapkan sebagian dari sunnah-sunnah Nabi,  maka lakukanlah...

Sekalipun engkau ini adalah pelaku maksiat. 

Sesungguhnya berpegang erat dengan sebagian tali dapat menyelamatkanmu,

Hal ini lebih baik daripada engkau melepaskannya kemudian engkau pun binasa.

_____

Diterjemahkan dari FP Facebook
  فتاوى أئمة عصرنا الكبار : الألباني  - ابن باز - ابن عثيمين

♻ Ustadz Boris Tanesia

🌐 Cerkiis.blogspot.com


Al-Imam al-Albani rahimahullah berkata:

الحق ثقيل، فلا تثقلوه أكثر بسوء أخلاقكم ، كنت أعتقد أن المشكلة في الأمة مشكلة عقيدة وتبين لي أنها عقيدة وأخلاق. العلامة الألباني رحمه الله  (سلسلة الهدى والنور )

“Al-Haq (kebenaran) itu berat, maka jangan diperberat lagi dengan jeleknya akhlak kalian, dahulu Aku meyakini bahwa problem ummat ini adalah masalah aqidah,  ternyata telah tampak bagiku (sekarang) bahwa masalah umat ini adalah masalah aqidah dan akhlak.”

📚 (Silsilah al-Huda wa An-Nur: 900)

✍️ Ustadz Fadlan fahamsyah

🌐 Cerkiis.blogspot.com


▬▬▬▬▬▬•◇✿◇•▬▬▬▬▬▬

🍃PAHALA NIKAH DENGAN YANG TIDAK DICINTAI🍃

▬▬▬▬▬▬•◇✿◇•▬▬▬▬▬▬


وقد قيل لأبي عثمان النيسابوري: ‌ما ‌أرجى ‌عملك عندك؟ قال: كنت في صبوتي يجتهد أهلي أن أتزوج، فآبى؛ فجائتني امرأة، فقالت: يا أبا عثمان! إني قد هويتك، وأنا أسألك بالله أن تتزوجني، فأحضرت أباها -وكان فقيرًا- فزوجني، وفرح بذلك، فلما دخلت إلي، رأيتها عوراء عرجاء مشوهة، وكانت لمحبتها لي تمنعني من الخروج، فأقعد حفظًا  لقلبها، ولا أظهر لها من البغض شيئًا، وكأني على جمر الغضا١ من بعضها، فبقيت هكذا خمس عشرة سنة حتى ماتت، فما من عملي شيء هو أرجى عندي من حفظي قلبها.


Ditanyakan kepada Abū Uṡmān an-Naisābūri, “Amal shalih apa yang paling kau harapkan manfaatnya di akhirat?”. Abū Uṡmān lantas bercerita, “Dulu ketika muda keluargaku memaksaku untuk menikah namun aku tidak mau. Suatu hari ada seorang wanita mendatangiku dan mengatakan, “Wahai Abū ‘Uṡmān sungguh aku jatuh cinta kepadamu. Aku memintamu dengan bersumpah kepada Allah agar engkau menikahiku”. Aku pun lantas mendatangi ayahnya dan ayahnya adalah seorang yang miskin. Ayahnya lantas menikahkan aku dengan anak gadisnya dan pernikahan tersebut membuat ayah mertua gembira. Saat malam pertama aku baru pertama kali melihatnya. Ternyata wanita tersebut buta sebelah, berkaki pincang dan berwajah jelek. Karena demikian besar rasa cintanya kepadaku, dia melarangku sering keluar rumah. Aku pun rajin berada di rumah dalam rangka menjaga hatinya. Aku tidak pernah sedikit pun menampakkan rasa tidak suka kepadanya padahal sebenarnya selama berumah tangga aku seakan-akan berada di atas bara api karena hati yang sebenarnya tidak mencintainya. Demikianlah kesabarannya dengan keadaan seperti ini selama 15 tahun lamanya hingga isteriku tersebut meninggal dunia. Tidak ada satu pun yang lebih kuharapkan manfaatnya di akhirat dibandingkan amal bersabar menjaga hatinya”. 


📚 Ṣaid al-Khāṭir karya Ibnul Jauzi hlm 405-406, Dār al-Qalam Damaskus.


Amal andalan, amal yang paling diharapkan manfaatnya di akhirat itu berbeda-beda antara satu orang dengan lainnya. Ada yang amal andalannya shalat, puasa, baca al-Qur’an, sedekah dll. Ada juga orang yang amal andalannya adalah bersabar.


Di antara sabar yang sangat besar nilainya adalah bersabar dengan kekurangan pasangan, suami atau isteri, bersabar untuk mempertahankan rumah tangga dengan segala pengorbanan yang harus dikeluarkan dan bersabar untuk tetap menampakkan cinta dan sayang kepada pasangan meski kondisi hati tidak demikian. Demikianlah kesabaran yang dicontohkan oleh Abū ‘Uṡmān yang menikah dengan seorang wanita yang berparas jelek, berkaki pincang, salah satu matanya buta dan berasal dari keluarga papa tidak punya apa-apa.


Di antara amal istimewa seorang suami adalah menjaga hati dan perasaan isterinya serta menyenangkan hati isteri sebagaimana Abū Uṡmān yang menjaga hati dan perasaan isterinya serta memilih untuk jarang keluar rumah demi menyenangkan isteri.


Di antara amal shalih berpahala adalah ibrār al-muqsim, memenuhi permintaan seseorang yang meminta kepada kita untuk melakukan sesuatu dengan bersumpah menyebut nama Allah. Sebagaimana penjelasan Imam an-Nawawi hukum _ibrār al-muqsim_ itu sunnah muakkadah dengan syarat tidak menyusahkan orang yang dimintai karena dengan melakukannya orang yang meminta dengan nama Allah tersebut tidak terkena kewajiban membayar kaffarah sumpah. Dalam kasus Abū ‘Uṡmān, pada awalnya calon isteri nya bersumpah atas nama Allah agar Abū ‘Uṡmān berkenan menikahinya dan dalam rangka memuliakan nama Allah Abū ‘Uṡmān pun bersedia memenuhi permintaan wanita tersebut.  


Urgensinya melihat calon sebelum memutuskan untuk menikah dengannya. Kasus yang terjadi pada Abū ‘Uṡmān terjadi karena beliau memutuskan untuk memenuhi permintaan wanita tersebut untuk dinikahi sebelum beliau melihat dan mengetahui fisik dan paras muka wanita tersebut.


Seorang wanita diperbolehkan untuk mengajukan diri agar dinikahi oleh seorang laki-laki yang shalih. Hal ini bukanlah hal yang tercela. Bahkan ini adalah salah satu cara yang dibenarkan oleh syariat agar seorang muslimah mendapatkan pasangan hidup.


🤲 Semoga Allah anugerahkan kepada penulis dan semua pembaca tulisan ini pasangan hidup yang tulus mencintai. Aamiin.


✍️ Dr. Aris Munandar, SS, MPI

🏘️ Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta


NB:

📮 Mohon dishare sebanyak-banyaknya. Moga Allahﷻ catat sebagai amal jariyah. 

⛔ Dilarang mengubah teks tulisan dan yang berkaitan dengannya tanpa izin dari penulis.


◉▪️◉ ═══ ༻❀○❁○❀༺ ═══ ◉▪️◉


🌐 Cerkiis.blogspot.com



Kiat anti miskin: sibukkan diri untuk urusan akhirat 


Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


إِنَّ اللهَ يقولُ يا ابنَ آدمَ : تَفَرَّغْ لعبادَتِي أملأْ صدركَ غِنًى وأسُدُّ فقرَكَ ، وإِنْ لَّا تفعلْ ملأتُ يديْكَ شُغْلًا ، ولم أسُدَّ فقْرَكَ


“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Wahai manusia! Habiskan waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kecukupan dan akan Aku tutup kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan demikian, maka akan Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan tutup kefakiranmu’” (HR. At Tirmidzi no. 2466, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).


Dijelaskan oleh Al Munawi :


أي تفرغ عن مهماتك لطاعتي ولا تشتغل باكتساب ما يزيد على قوتك وقوت ممونك فإنك إن اقتصرت على ما لا بد منه واشتغلت بعبادتي (أملأ صدرك) أي قلبك الذي في صدرك (غنى)


"Maksudnya, alokasikan lebih banyak waktumu untuk melakukan ketaatan kepadaku. Jangan sibukkan diri untuk mencari penghidupan melebihi kebutuhan pokokmu dan kebutuhan pokok orang yang jadi tanggunganmu. Jika engkau mencukupkan diri dengan perkara penghidupan yang pokok saja, dan menyibukkan diri untuk beribadah kepadaku, maka Aku (yaitu Allah) akan memenuhi dadamu (yaitu hatimu) dengan kecukupan" (Faidhul Qadir, 2/308).

Wallahu a'lam


♻ Ustadz Yulian Purnama


🌐 Cerkiis.blogspot.com


MEMBRONTAK PENGUASA MUSLIM DENGAN LISAN?

Syaikh Shôlih bin Abdil 'Azîz Âlus-Syaikh -hafidzohullah- menjelaskan :

Membrontak penguasa (waliyyul amri) itu dengan dua hal :
1. Keyakinan : Tidak berbai'at dan berkeyakinan wajib atau bolehnya membrontak.
2. Perbuatan : Inilah inti masalah yaitu orang yang membrontak dengan senjata.

3. Perkataan : Sebagian ulama memasukkan bentuk ini, hanya saja ini tidak bisa jadi patokan, karena masih ada dua kemungkinan
ו Bisa jadi itu membrontak
å Bisa jadi juga itu amar ma'ruf nahi mungkar yang tidak sampai pada pembrontakan dan membuat onar.

Maka para ulama menetapkan bahwa pembrontakan ada dua bentuk (No.1 dan 2) adapun dengan perkataan maka butuh rincian

[Mengambil faidah dari kitab Al-Wâfî hal : 176]

Semoga bermanfaat dan memberi pencerahan

♻ Ustadz Nur Hadi Nugroho

🌐 Cerkiis.blogspot.com

Selasa, 23 Maret 2021

Jika Istri Berakhlak Buruk


JIKA ISTRI BERAKHLAK BURUK ... 

Sebagai tambahan dan sekaligus pembanding kisah di bawah, diriwayatkan dari Abu Musa al-Asy'ari, bahwa Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda, 

ثَلَاثَةٌ يَدْعُونَ اللَّهَ فَلَا يُسْتَجَابُ لَهُمْ: رَجُلٌ كَانَتْ تَحْتَهُ امْرَأَةٌ سَيِّئَةَ الْخُلُقِ فَلَمْ يُطَلِّقْهَا 

"Ada tiga golongan yang berdoa kepada Allah, namun tidak dikabulkan: (1) seorang pria yang beristrikan seorang wanita yang buruk akhlaknya namun ia tidak menceraikannya....” [HR al-Hakim dalam no. 3181 dan lain-lain. Sanadnya dinilai valid oleh al-Albani dalam al-Shahihah no. 1805 dan Shahih al-Jami’ no. 3075.] 

Hukum Main Catur


Hukum Main Catur 

Tidak terdapat hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam tentang catur, sebagaimana dikatakan oleh Al 'Ajluni dalam Kasyful Khafa' (2/568).

Namun terdapat atsar dari sebagian sahabat Nabi. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu'anhu:

أنَّه سُئل عن الشِّطْرَنْجِ فقال : هو شرٌّ من النَّرْدِ

"Beliau ditanya tentang permainan catur. Beliau menjawab: ia lebih buruk dari permainan dadu" 
(Diriwayatkan Ad Dzahabi dalam Al Muhadzab [8/4224], dan beliau mengatakan: "sanadnya nazhif [bersih]", juga dishahihkan oleh Ibnul Qayyim dalam Al Furusiyyah [313]).

Sabtu, 13 Maret 2021


KELOMPOK SESAT ITU ASALNYA DARI EMPAT KELOMPOK, LALU BERCABANG MENJADI TUJUH PULUH DUA

Abdullah bin Mubarak rahimahullah berkata:

أصل اثنتين وسبعين هوى أربعة أهواء ، فمن هذه اﻷربعة الأهواء تشعبت الاثنان وسبعون هــوى: القدريــــــــة, والمرجئـــــة, والشيعـــــة, والخوارج

“Asal dari tujuh puluh dua kelompok hawa nafsu (bidah) itu adalah empat hawa nafsu, dari empat macam hawa nafsu ini bercabang menjadi tujuh puluh dua hawa nafsu: Qadariyah, Murji’ah, Syi’ah dan Khawarij.

M.A.R.W.A.H.

Ada kebiasaan kurang baik yang suka dipraktikkan orang tua dalam keluarga. 
Entah sadar atau tidak. Yakni, menjatuhkan marwah pasangan di mata anaknya.

"Gimana sih ayahmu tuh, sudah siang gini maaasih aja molor. Kerja kek...!"

Atau, "Ibumu bener-bener gak bisa diandalkan. Ngurus rumah saja gak becus!"

Rabu, 03 Maret 2021


Dosa-dosa yang disegerakan adzabnya

Diriwayatkan dari Abu Bakrah Nafi' bin Al Harits radhiallahu'anhu secara marfu' :

كلُّ ذنوبٍ يؤخِرُ اللهُ منها ما شاءَ إلى يومِ القيامةِ إلَّا البَغيَ وعقوقَ الوالدَينِ ، أو قطيعةَ الرَّحمِ ، يُعجِلُ لصاحبِها في الدُّنيا قبلَ المَوتِ

"Setiap dosa akan diakhirkan oleh Allah ta'ala adzabnya hingga hari Kiamat, sesuai dengan kehendak-Nya. Kecuali kezaliman, durhaka kepada orang tua atau memutus tali silaturahmi. Akan dijadikan hukumannya di dunia sebelum matinya" (HR. Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrad no.459, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrad).

♻ Ustadz Yulian Purnama

🌐 Cerkiis.blogspot.com


IRONI....

Kebanyakan jilbab di masa kini bukanlah jilbab yang menjaga Wanita dari pandangan Laki-laki, melainkan justru membuat melotot pandangan syahwat Laki-laki.

🌐 Cerkiis.blogspot.com


"Ketika kita mengenal hakekat dunia (sebenarnya), 

kita akan mencintai orang-orang berilmu, 

bukan mencintai orang-orang kaya."

(Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafizhahullah)

____

Insya Allah ringkas dan jelas.

♻ Via Ustadz Hasan Al Jaizy hafizhahullah

🌐 Cerkiis.blogspot.com


Sederhanakan syarat bahagiamu, agar secuil apapun nikmat Alllah, tersa berlimpah ruah

Peka dan syukurilah, sebelum nikmat yang ada padamu beranjak pergi meninggalkanmu.

🌐 Cerkiis.blogspot.com

Syaikh Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata:

Ketika seorang dai datang ke sebuah komunitas masyarakat untuk berdakwah, di mana di sana masih marak kebid'ahan, khurafat, dan semisalnya, maka hendaknya ia awali pembicaraannya dengan sesuatu yang menentramkan hati. Misal, membicarakan tentang shalat, tentang surga, tentang neraka, atau tema-tema yang semisal itu yang dapat membuat hati masyarakat di sana menjadi lunak untuk menerima pelajaran.

Jangan mengawali dakwah kepada mereka dengan seruan: "Wahai para ahlul bid'ah yang menyelisihi syariat dan sesat, setiap bid'ah itu dhalalah." Sebab, jika diawali dengan sesuatu yang menyerang, mereka tidak akan mau menerima.

Maka, perhatikan firman Allah berikut: "Jangan kalian memaki-maki orang yang berdoa kepada selain Allah sehingga membuat mereka memaki-maki Allah." (QS. Al-An'am: 108)

Maka, mulailah dengan sesuatu yang dapat mereka terima. Sesuatu yang tidak menimbulkan pertentangan. Bukakan mereka pintu-pintu ilmu yang Allah karuniakan padamu, hingga mereka tahu bahwa engkau adalah orang berilmu, sehingga mereka menerimamu dan menerima apa yang engkau sampaikan.

(Syarh Ushul Fii At-Tafsiir, Syaikh Ibnul Utsaimin, hal. 125)


♻ Faedah Ilmu

🌐 Cerkiis.blogspot.com


Jika dulu kamu suka musik metal, 

lalu sekarang kamu suka lagu religi, 

itu namanya bukan hijrah tapi pindah genre musik...

🌐 Cerkiis.blogspot.com


Ibnul Jauziy mengisahkan singkat: "Aku melihat salah seorang wanita tua berwudhu beberapa saat sebelum adzan dzhuhur. Akupun menanyainya: 'apa adzan telah berkumandang?'

Wanita tua tsb menjawab: 'Aku menemui-Nya sebelum Dia memanggilku.'

Ibnul Jauziy menukas: 'dari situ kupahamilah bahwa aku ini seorang hamba yang buruk.'" (At-Tabshirah)

🌐 Cerkiis.blogspot.com


SHALAT RAGHAIB BID'AH?

Imam An-Nawawi Asy-Syafi'i rahimahullahu berkata: 

"Shalat raghaib itu adalah bid’ah yang jelek, yang mungkar dan sangat mungkar, yang mencakup banyak kemungkaran. Maka wajib untuk meninggalkannya, berpaling darinya serta mengingkari pelakunya. Dan tidak selayaknya tertipu dengan banyaknya orang yang melakukannya di kebanyakan negeri-negeri (kaum muslimin) dan dengan disebutkannya dalam kitab Quut Al-Quluub dan Ihya’ Ulumuddin serta selain keduanya, karena ini adalah bid’ah yang batil." 

(Fatawa Al-Imam An-Nawawi hal. 62-63)

 
Shalat Raghaib adalah shalat 12 rakaat yang dilakukan dihari Jumat Pertama di Bulan Rajab antara Maghrib dan isya'.

♻ Ustadz Abdurrahman Thoyyib, Lc.

🌐 Cerkiis.blogspot.com


Memuji seseorang jangan berlebihan, benci seseorang jangan berlebihan...

Mari berlaku adil! 

Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu berkata:

ﺃَﺣْﺒِﺐْ ﺣَﺒِﻴﺒَﻚَ ﻫﻮﻧﺎ ﻣَﺎ ﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺑَﻐِﻴﻀَﻚَ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻣَﺎ، ﻭَﺃَﺑْﻐِﺾْ ﺑَﻐِﻴﻀَﻚَ ﻫَﻮْﻧًﺎ ﻣَﺎ ﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺣَﺒِﻴﺒَﻚَ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻣَﺎ

“Cintailah orang yang kau cinta dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kau benci menjadi orang yang kau cinta.”

📚 Shahih al-Adab al-Mufrad no. 992'

♻ Ustadz Fadlan Fahamsyah

🌐 Cerkiis.blogspot.com

Senin, 01 Maret 2021


Islam sangat memuliakan sosok ibu. Rasul juga mendorong para suami berbuat baik kepada istri. Sebab, merekalah sesungguhnya peletak fondasi pendidikan generasi. Jika baik sosok ibu dan istri, in syaa Allah, akan baik pula sebuah generasi. Sedangkan baik buruknya istri, itu dipengaruhi baik buruknya suami. 
Sebab, dalam rumah tangga, suami adalah pemegang kendali.
____

♻ IG: @abun_nada


Mudah bagimu untuk lebih menyayangi ibumu ketimbang sang ayah, karena ia selalu hadir di sampingmu.

Sedangkan bagi ayah, cukup ia saja yang merasakan terik panas, kecutnya perlakuan manusia dan kerasnya dunia, agar istri dan anaknya bisa tetap nyaman di rumah.

📚 Anonim

🌐 Cerkiis.blogspot.com

GANGGUAN DAKWAH SELALU ADA

Asy-Syaikh Sulaimân Ar-Ruhailiy -hafidzohullah- berkata :

فما من أحد يدعو الناس إلى الحق إلا أوذيَ؛ ولذلك يقول بعض أهل العلم: إذا لم تؤذَ من الناس في طريقك فراجع نفسك، إذا لم يسلم الأنبياء فكيف تسلم أنتَ؟!

Tiada seorangpun yang menyeru ke jalan yang benar kecuali akan mendapat rintangan, sehingga sebagian Ulama berkata : 

G I L A


GILA 

Dalam pandangan hukum syar'i, memvonis seseorang gila, itu tidak mudah dan harus berhati-hati. Karena orang yang gila itu tidak terkena beban syari'at. Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu, Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam bersabda:

رُفعَ القلَمُ عن ثلاثةٍ : عنِ الصَّبيِّ حتَّى يبلغَ ، وعن المجنونِ حتَّى يُفيق ، وعنِ النَّائمِ حتَّى يستيقظَ

"Pena catatan amal diangkat dari tiga orang: dari anak kecil sampai dia baligh, dari orang gila sampai ia waras, dari orang yang tidur sampai ia bangun" (HR. Bukhari secara mu'allaq, Abu Daud no.4400, dishahihkan Al Albani dalam Al Irwa' [2/5]).

Dianjurkan mengkhatamkan Al-Qur-an sepekan sekali, atau sepuluh hari sekali, atau dua puluh hari sekali, atau setiap bulan sekali dikhatamkannya. 

Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

اِقْرَأِ الْقُرْآنَ فِيْ كُلّ ِ شَهْرٍ، اِقْرَأْهُ فِيْ عِشْرِيْنَ لَيْلَةً، اِقْرَأْهُ فِيْ عَشْرٍ، اِقْرَأْهُ فِيْ سَبْعٍ، وَلاَ تَزِدْ عَلَى ذَلِكَ.

“Bacalah al-Qur-an (khatamkanlah) sebulan sekali, khatamkanlah al-Qur-an setiap dua puluh hari sekali, khatamkanlah setiap sepuluh hari sekali, dan khatamkanlah setiap sepekan sekali, jangan lebih dari itu.” 

[HR. Al-Bukhari (no. 5053-5054), Muslim (no. 1159) (184)) dan Abu Dawud (no. 1388), dari ‘Abdullah bin ‘Amr. Lihat Shahih Jami’ush Shaghiir (no. 1158)].


Penebar Kebaikan

Mereka yang share postingan terkait agama belum tentu sempurna pada banyak hal: akhlak, ilmu dan amal. Mereka juga berusaha dan tertatih-tatih menjalankan kebaikan. Walaupun begitu, di sudut dunia maya, mereka ingin menebar kebaikan walaupun itu hanya sebesar biji zarrah.⁣
📚 (Ustadz Yani Fahriansyah)

🌐 Cerkiis.blogspot.com


[Bismillah]

Saat istri melakukan kesalahan, kemudian suami meluapkan kemarahan padanya, bisa jadi suami akan merasa puas dengan hal itu. Tapi yakinlah, kemarahan tersebut sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah; bahkan membuat masalah kian runyam dan tak segera terselesaikan.

Agar Hati Kita Menjadi Bening

" Kalau ingin hati kita bening, setiap masalah dan musibah jangan masukkan ke hati. Selesaikan tapi jangan bawa ke hati. Hati ini bukan tempatnya masalah. Hati ini tempatnya taqwa. Yang bikin kita down itu dimasukkan ke hati. Apapun masalah dan musibahnya jangan masukkan ke hati."

📚 Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri Hafizhahullah

🌐 Cerkiis.blogspot.com

"Aku tak menyesali orang-orang yang kuanggap sahabat namun menghianatiku. Tak pula kusesali orang-orang yang kuanggap kekasih namun berpaling dariku. Sejatinya aku begitu menyesal terkait orang-orang yang kuanggap musuh namun banyak membantuku."

-- Anonim --

🌐 Cerkiis.blogspot.com

Jumat, 26 Februari 2021

Ruh Seorang Mukmin Terkatung-Katung (Tertahan) Pada Hutangnya Hingga Dilunasi

RUH SEORANG MUKMIN TERKATUNG-KATUNG (TERTAHAN) PADA HUTANGNYA HINGGA DILUNASI

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda :

نَفْسُ الْـمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّىٰ يُقْضَى عَنْهُ

Jiwa seorang mukmin itu terkatung-katung dengan sebab utangnya sampai hutang dilunasi. 

Syarah Hadits Jibril Tentang Islam, Iman Dan Ihsan

SYARAH HADITS JIBRIL TENTANG ISLAM, IMAN DAN IHSAN

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ 

Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu berkata :
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”

Kamis, 25 Februari 2021

Syarah Hadits Jibril Tentang Islam, Iman Dan Ihsan (2)

SYARAH HADITS JIBRIL TENTANG ISLAM, IMAN DAN IHSAN

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ 

Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu berkata :
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”

Rabu, 24 Februari 2021

Syarah Hadits Jibril Tentang Islam, Iman Dan Ihsan (1)

SYARAH HADITS JIBRIL TENTANG ISLAM, IMAN DAN IHSAN

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ 

Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu berkata :
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”

Selasa, 23 Februari 2021

Bangunan Islam (Syarah Rukun Islam)

BANGUNAN ISLAM (SYARAH RUKUN ISLAM)

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الَّرحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهِ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : بُنِيَ الإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَحَجِّ الْبَيْتِ, وَصَوْمِ رَمَضَانَ. (رواه البخاري و مسلم)

Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu berkata : Aku pernah mendengar Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Islam dibangun atas lima pekara. (1) Persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad Rasul Allah, (2) mendirikan shalat, (3) mengeluarkan zakat, (4) melaksanakan ibadah haji, dan (5) berpuasa Ramadhan”. [HR Bukhari dan Muslim].

TAKHRIJ HADITS 

1. Shahihul Bukhari, Kitabul Iman, Bab al Iman wa Qaulin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Buniyal Islamu ‘ala khamsin”, no. 8.
2. Shahih Muslim, Kitabul Iman, Bab Bayanu Arkanil Islam, no.16.
3. Sunan at Tirmidzi, Kitabul Iman, Bab Ma Ja’a fi Buniyal Islam, no. 2612.
4. Sunan an Nasaa-i, Kitabul Iman, Bab ‘Ala Kam Buniyal Islam, VIII/108.
5. Musnad Imam Ahmad, II/26, 93, 120, 143.
6. Al Humaidi, no. 703.
7. Ibnu Hibban, no. 158 dan 1446.

Bangunan Islam (Syarah Rukun Islam) (2)

BANGUNAN ISLAM (SYARAH RUKUN ISLAM)

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الَّرحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهِ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : بُنِيَ الإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَحَجِّ الْبَيْتِ, وَصَوْمِ رَمَضَانَ. (رواه البخاري و مسلم)

Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu berkata : Aku pernah mendengar Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Islam dibangun atas lima pekara. (1) Persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad Rasul Allah, (2) mendirikan shalat, (3) mengeluarkan zakat, (4) melaksanakan ibadah haji, dan (5) berpuasa Ramadhan”. [HR Bukhari dan Muslim].

TAKHRIJ HADITS 

1. Shahihul Bukhari, Kitabul Iman, Bab al Iman wa Qaulin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Buniyal Islamu ‘ala khamsin”, no. 8.
2. Shahih Muslim, Kitabul Iman, Bab Bayanu Arkanil Islam, no.16.
3. Sunan at Tirmidzi, Kitabul Iman, Bab Ma Ja’a fi Buniyal Islam, no. 2612.
4. Sunan an Nasaa-i, Kitabul Iman, Bab ‘Ala Kam Buniyal Islam, VIII/108.
5. Musnad Imam Ahmad, II/26, 93, 120, 143.
6. Al Humaidi, no. 703.
7. Ibnu Hibban, no. 158 dan 1446.

Senin, 22 Februari 2021

Bangunan Islam (Syarah Rukun Islam) (1)

BANGUNAN ISLAM (SYARAH RUKUN ISLAM)

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الَّرحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهِ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : بُنِيَ الإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَحَجِّ الْبَيْتِ, وَصَوْمِ رَمَضَانَ. (رواه البخاري و مسلم)

Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu berkata : Aku pernah mendengar Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Islam dibangun atas lima pekara. (1) Persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad Rasul Allah, (2) mendirikan shalat, (3) mengeluarkan zakat, (4) melaksanakan ibadah haji, dan (5) berpuasa Ramadhan”. [HR Bukhari dan Muslim].

TAKHRIJ HADITS 

1. Shahihul Bukhari, Kitabul Iman, Bab al Iman wa Qaulin Nabiyyi Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Buniyal Islamu ‘ala khamsin”, no. 8.
2. Shahih Muslim, Kitabul Iman, Bab Bayanu Arkanil Islam, no.16.
3. Sunan at Tirmidzi, Kitabul Iman, Bab Ma Ja’a fi Buniyal Islam, no. 2612.
4. Sunan an Nasaa-i, Kitabul Iman, Bab ‘Ala Kam Buniyal Islam, VIII/108.
5. Musnad Imam Ahmad, II/26, 93, 120, 143.
6. Al Humaidi, no. 703.
7. Ibnu Hibban, no. 158 dan 1446.

Proses Penciptaan Manusia Dan Ditetapkannya Amalan Hamba

PROSES PENCIPTAAN MANUSIA DAN DITETAPKANNYA AMALAN HAMBA

Oleh Al-Ustadz Yazid bin 'Abdul Qadir Jawas:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قالَ: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ، فَوَاللهِ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ غُيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)

Dari Abu ‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menuturkan kepada kami, dan beliau adalah ash-Shadiqul Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan perkataannya), beliau bersabda, "Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka dengan itu ia memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia memasukinya". [Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim] 

Minggu, 21 Februari 2021

Proses Penciptaan Manusia Dan Ditetapkannya Amalan Hamba (2)

PROSES PENCIPTAAN MANUSIA DAN DITETAPKANNYA AMALAN HAMBA

Oleh Al-Ustadz Yazid bin 'Abdul Qadir Jawas:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قالَ: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ، فَوَاللهِ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ غُيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)

Dari Abu ‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menuturkan kepada kami, dan beliau adalah ash-Shadiqul Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan perkataannya), beliau bersabda, "Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka dengan itu ia memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia memasukinya". [Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim] 

Jumat, 19 Februari 2021

Proses Penciptaan Manusia Dan Ditetapkannya Amalan Hamba (1)

PROSES PENCIPTAAN MANUSIA DAN DITETAPKANNYA AMALAN HAMBA

Oleh Al-Ustadz Yazid bin 'Abdul Qadir Jawas:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قالَ: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ: إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ، فَوَاللهِ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ غُيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ، فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا. (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)

Dari Abu ‘Abdir-Rahman ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menuturkan kepada kami, dan beliau adalah ash-Shadiqul Mashduq (orang yang benar lagi dibenarkan perkataannya), beliau bersabda, "Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (bersatunya sperma dengan ovum), kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) seperti itu pula. Kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) seperti itu pula. Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya. Maka demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli surga, sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka dengan itu ia memasukinya. Dan sesungguhnya salah seorang dari kalian beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya tinggal sehasta, tetapi catatan (takdir) mendahuluinya lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka dengan itu ia memasukinya". [Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim] 

Memilih Yang Diyakini Dan Meninggalkan Keraguan

MEMILIH YANG DIYAKINI DAN MENINGGALKAN KERAGUAN

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas


عَنْ أَبِـيْ مُحَمَّدٍ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ، سِبْطِ رَسُوْلِ اللهِ وَرَيْحَانَتِهِ قَالَ : حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ :(( دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ)). رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ، وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ. 

Dari Abu Muhammad al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan kesayangannya Radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: “Aku telah hafal dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : ‘Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu’.” [Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan an-Nasâ`i. At-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahîh]

Kamis, 18 Februari 2021

Ukhuwah Islamiyyah

UKHUWAH ISLAMIYAH

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

عَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ : ((لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ [مِنَ الْخَيْرِ])) رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.

Dari Abu Hamzah, Anas bin Mâlik Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan”. [HR al-Bukhâri dan Muslim].

Rabu, 17 Februari 2021

Obat Penyakit Riya

RIYA’ DAN BAHANYA

Oleh : Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : إِنَّ اَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَعَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيْكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ قَالَ: كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ ِلأَنْ يُقَالَ جَرِيْءٌ, فَقَدْ قِيْلَ ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فيِ النَّارِ, وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ اْلقُرْآنَ فَأُُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَعَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيْكَ اْلقُرْآنَ, قَالَ:كَذَبْتَ, وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ وَقَرَأْتَ اْلقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِىءٌ ، فَقَدْ قِيْلَ ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فيِ النَّارِ, وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ وَاَعْطَاهُ مِنْ اَصْْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: مَاتَرَكْتُ مِنْ سَبِيْلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيْهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيْهَا لَكَ, قَالَ: كَذَبْتَ ، وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ فَقَدْ قِيْلَ, ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ. رواه مسلم (1905) وغيره 

Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya : ‘Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab : ‘Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’ Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an hanyalah karena engkau.’ Allah berkata : ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Qur`an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : ‘Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Dia menjawab : ‘Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’” 

Selasa, 16 Februari 2021

Bahaya Riya

RIYA DAN BAHAYANYA

Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : إِنَّ اَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَعَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيْكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ قَالَ: كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ ِلأَنْ يُقَالَ جَرِيْءٌ, فَقَدْ قِيْلَ ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فيِ النَّارِ, وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ اْلقُرْآنَ فَأُُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَعَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيْكَ اْلقُرْآنَ, قَالَ:كَذَبْتَ, وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ وَقَرَأْتَ اْلقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِىءٌ ، فَقَدْ قِيْلَ ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فيِ النَّارِ, وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ وَاَعْطَاهُ مِنْ اَصْْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: مَاتَرَكْتُ مِنْ سَبِيْلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيْهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيْهَا لَكَ, قَالَ: كَذَبْتَ ، وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ فَقَدْ قِيْلَ, ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ. رواه مسلم (1905) وغيره 

Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya : ‘Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab : ‘Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’ Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an hanyalah karena engkau.’ Allah berkata : ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Qur`an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : ‘Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Dia menjawab : ‘Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’” 

Minggu, 14 Februari 2021

Riya Dan Bahayanya

RIYA DAN BAHAYANYA

Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : إِنَّ اَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَعَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيْكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ قَالَ: كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ ِلأَنْ يُقَالَ جَرِيْءٌ, فَقَدْ قِيْلَ ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فيِ النَّارِ, وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ اْلقُرْآنَ فَأُُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَعَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيْكَ اْلقُرْآنَ, قَالَ:كَذَبْتَ, وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ وَقَرَأْتَ اْلقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِىءٌ ، فَقَدْ قِيْلَ ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فيِ النَّارِ, وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ وَاَعْطَاهُ مِنْ اَصْْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا, قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: مَاتَرَكْتُ مِنْ سَبِيْلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيْهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيْهَا لَكَ, قَالَ: كَذَبْتَ ، وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ فَقَدْ قِيْلَ, ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ. رواه مسلم (1905) وغيره 

Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya : ‘Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab : ‘Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-kenikmatan itu?’ Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an hanyalah karena engkau.’ Allah berkata : ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Qur`an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberikan kelapangan rezeki dan berbagai macam harta benda. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengenalinya (mengakuinya). Allah bertanya : ‘Apa yang engkau telah lakukan dengan nikmat-nikmat itu?’ Dia menjawab : ‘Aku tidak pernah meninggalkan shadaqah dan infaq pada jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau.’ Allah berfirman : ‘Engkau dusta! Engkau berbuat yang demikian itu supaya dikatakan seorang dermawan (murah hati) dan memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeretnya atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.’” 

Keutamaan Ikhlas

KEUTAMAAN IKHLAS

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu 'alihi wa sallam telah bersabda,”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”. 

Jumat, 12 Februari 2021

Pengertian Ikhlas

PENGERTIAN IKHLAS

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ 

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu 'alihi wa sallam telah bersabda,”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”. 

Kamis, 11 Februari 2021

Ikhlas

I K H L A S

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.

Rabu, 10 Februari 2021

Terpeliharanya Darah Seorang Muslim

TERPELIHARANYA DARAH SEORANG MUSLIM

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله

عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَال: قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ((لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ : الثَّيِّبُ الـزَّانِيْ ، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ ، وَالتَّارِكُ لِدِيْنِهِ الْـمُـفَارِقُ لِلْجـَمَاعَةِ)). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.

Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak halal darah seorang muslim, kecuali karena salah satu dari tiga hal: orang yang berzina padahal ia sudah menikah, membunuh jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya lagi memisahkan diri dari jama’ah (kaum muslimin)’.” [HR al-Bukhâri dan Muslim]

Selasa, 09 Februari 2021

Kuburan Bukan Tempat Membaca Al-Qur'ân

KUBURAN BUKAN TEMPAT MEMBACA AL-QUR'AN

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ مَقَابِرَ ، إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِيْ تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan, karena sesungguhnya syaithan akan lari dari rumah yang dibaca surat al-Baqarah di dalamnya.”

TAKHRIJ HADITS 
Hadits ini diriwayatkan oleh :
1. Imam Muslim dalam Shahiih-nya (no. 780).
2. Imam at-Tirmidzi dalam Sunan-nya (no. 2877), dan ia menshahihkannya.

Minggu, 07 Februari 2021

Kedudukan As-Sunnah Dalam Syari’at Islam

KEDUDUKAN AS-SUNNAH DALAM SYARI’AT ISLAM

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

MUQADDIMAH

إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَـادِيَ لَهُ، وَأَشْـهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. 

Segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

Makna As-Sunnah Dalam Syari’at Islam

MAKNA AS-SUNNAH DALAM SYARI’AT ISLAM

Oleh Al-Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas حفظه الله

Kedudukan As-Sunnah dalam pembinaan hukum Islam dan pengaruhnya dalam kehidupan kaum Muslimin mulai dari masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para Shahabatnya, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in sampai zaman sekarang ini dan sampai hari Kiamat merupakan suatu kenyataan yang diterima sebagai kebenaran yang pasti dan tidak perlu dibuktikan lagi serta tidak dapat diragukan. Barangsiapa yang menela’ah Al-Qur-an dan As-Sunnah, niscaya akan menemukan besarnya pengaruh As-Sunnah dalam pembinaan syari’at Islam dan keagungan serta keabadiannya yang tidak mungkin diingkari oleh pakar-pakar yang mengerti masalah ini.

Pengertian As-Sunnah Menurut Syari’at

PENGERTIAN AS-SUNNAH MENURUT SYARI'AT

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

B. Pengertian As-Sunnah Menurut Syari’at

As-Sunnah menurut istilah syari’at ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam bentuk qaul (ucapan), fi’il (perbuatan), taqrir (penetapan), sifat tubuh serta akhlak yang dimaksudkan dengannya sebagai tasyri’ (pensyari’atan) bagi ummat Islam.[1]

Sabtu, 06 Februari 2021

Sunnah Dan Bid'ah

SUNNAH DAN BID’AH

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Sunnah dengan makna apa-apa yang disyari’atkan oleh Rasul-Nya adalah lawan dari bid’ah, yakni apa-apa yang baru yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.[1]

Bid’ah menurut bahasa adalah perkara baru yang diada-adakan. [2]

Imam asy-Syathibi rahimahullah berkata:

مَا اخْتُرِعَ عَلَى غَيْرِ مِثَالٍ سَابِقٍ.

“Lafazh bid’ah pada asalnya bermakna apa saja yang diada-adakan yang tidak ada contoh sebelumnya.”

Jumat, 05 Februari 2021

Pembagian As-Sunnah Menurut Sampainya Kepada Kita

PEMBAGIAN AS-SUNNAH MENURUT SAMPAINYA KEPADA KITA

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Sanad Dan Matan

Sanad (سَنَدٌ) atau isnad (إِسْنَادٌ) secara bahasa artinya sandaran, maksudnya adalah jalan yang bersambung sampai kepada matan, rawi-rawi yang meriwayatkan matan hadits dan menyampaikannya. Sanad dimulai dari rawi yang awal (sebelum pencatat hadits) dan berakhir pada orang sebelum Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yakni Shahabat. Misalnya al-Bukhari meriwayatkan satu hadits, maka al-Bukhari dikatakan mukharrij atau mudawwin (yang mengeluarkan hadits atau yang mencatat hadits), rawi yang sebelum al-Bukhari dikatakan awal sanad sedangkan Shahabat yang meriwayatkan hadits itu dikatakan akhir sanad.

Kamis, 04 Februari 2021

Dalil-Dalil Tentang Hujjah As-Sunnah

KEDUDUKAN AS-SUNNAH DALAM SYARI’AT ISLAM

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Ummat Islam sepakat bahwa apa saja yang datang dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, baik ucapan, perbuatan, atau taqrir yang sampai kepada kita dengan jalan Mutawatir dan Ahad dengan sanad yang shahih, maka wajib bagi kita untuk menerimanya dan mengamalkannya. Pemberian istilah Mutawatir dan Ahad adalah untuk menunjukkan nilai sanadnya, bukan untuk membolehkan kita menimbang-nimbang dalam menerima dan menolak dalil-dalil tersebut.

As-Sunnah yang qath'iy dan zhanni adalah sebagai hujjah bila sanadnya shahih, karena As-Sunnah sebagai sumber pembentukan hukum Islam yang oleh para ulama dan mujtahidin dijadikan sebagai rujukan istinbath dalam hukum syariat. Dengan kata lain, hukum-hukum yang ada pada As-Sunnah adalah merupakan hukum-hukum yang ada dalam Al-Qur-an, yang fungsinya sebagai hukum dan perundang-undangan yang harus ditaati.

Rabu, 03 Februari 2021

Hadits-Hadits Yang Memerintahkan Kita Untuk Mengikuti Nabi Dalam Segala Hal

KEDUDUKAN AS-SUNNAH DALAM SYARI’AT ISLAM

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

B. Hadits-Hadits Yang Memerintahkan Kita Untuk Mengikuti Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam Dalam Segala Hal

Begitu pula halnya dalam hadits-hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, banyak kita temui perintah yang mewajibkan untuk mengikuti Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam segala perkara, di antaranya ialah:

1. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Setiap ummatku akan masuk Surga, kecuali yang enggan.” Mereka (para Shahabat) bertanya: “Siapa yang enggan itu?” Jawab beliau: “Barangsiapa yang mentaatiku pasti masuk Surga, dan barangsiapa yang mendurhakaiku, maka sungguh ia telah enggan.” [1]

Selasa, 02 Februari 2021

Dalil-Dalil Ijma’ Yang Memerintahkan Untuk Mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam

KEDUDUKAN AS-SUNNAH DALAM SYARI’AT ISLAM

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

C. Dalil-Dalil Ijma’ Yang Memerintahkan Untuk Mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam

Umat Islam telah bersepakat tentang wajibnya beramal dengan Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang shahih, bahkan yang demikian termasuk memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya. Kaum Muslimin menerima As-Sunnah sebagaimana mereka menerima Al-Qur-an, karena As-Sunnah merupakan sumber tasyri’ yang disaksikan Allah.

قُل لَّا أَقُولُ لَكُمْ عِندِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ

“Katakanlah: ‘Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah padaku, dan tidak pula aku mengetahui yang ghaib dan tidak pula aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang Malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.’ Katakanlah: ‘Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?’ Maka apakah kamu tidak memikirkannya?” [Al-An’aam: 50]

Senin, 01 Februari 2021

Hubungan As-Sunnah Dengan Al-Qur’an

HUBUNGAN AS-SUNNAH DENGAN AL-QUR-AN

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه الله

Ditinjau dari hukum yang ada maka hubungan As-Sunnah dengan Al-Qur-an, sebagai berikut:

1. As-Sunnah berfungsi sebagai penguat hukum yang sudah ada di dalam Al-Qur-an. Dengan demikian hukum tersebut mempunyai dua sumber dan terdapat pula dua dalil. Yaitu dalil-dalil yang tersebut di dalam Al-Qur-an dan dalil penguat yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berdasarkan hukum-hukum tersebut banyak kita dapati perintah dan larangan. Ada perintah mentauhidkan Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, ibadah haji ke Baitullah, dan disamping itu dilarang menyekutukan Allah, menyakiti kedua orang tua, serta banyak lagi yang lainnya.