Sabtu, 13 Maret 2021


M.A.R.W.A.H.

Ada kebiasaan kurang baik yang suka dipraktikkan orang tua dalam keluarga. 
Entah sadar atau tidak. Yakni, menjatuhkan marwah pasangan di mata anaknya.

"Gimana sih ayahmu tuh, sudah siang gini maaasih aja molor. Kerja kek...!"

Atau, "Ibumu bener-bener gak bisa diandalkan. Ngurus rumah saja gak becus!"

Mencurhatkan kekurangan pasangan di hadapan anak adalah sebuah kesalahan fatal. Sebab, itu berpotensi merusak rasa hormat anak pada orang tua. Ketika rasa hormat anak kepada orang tua terkikis, jangan meratap jika mereka menjadi sulit mendengar nasihat.

Padahal, ta'dzim (rasa hormat) anak dan kepatuhan mereka pada orang tua adalah modal penting dalam pendidikan anak. Allah isyaratkan soal ini lewat kisah Luqman saat menanamkan tauhid dan adab pada putranya (lih. QS. Luqman: 14-19). Apa yang Luqman sampaikan pada putranya akan sulit terwujud jika sang putra tidak mau mendengar dan patuh pada ayahnya. 

Ta'dzim kepada orang tua, khususnya pada ibu, mesti dijaga. Sebab, dampaknya akan terbawa oleh anak sampai dewasa. Anak yang ta'dzim pada ibunya karena paham keutamaan seorang ibu--dengan izin Allah--ia akan cenderung lebih mudah merawat cinta dan kasih sayang kepada istrinya. Jika rasa cinta pada istri terpelihara, akan lebih mudah baginya untuk mendidik anak-anaknya agar berbakti pada ibu mereka.

Islam sangat memuliakan sosok ibu. Rasul juga mendorong para suami berbuat baik kepada istri. Sebab, merekalah sesungguhnya peletak fondasi pendidikan generasi. Jika baik sosok ibu dan istri, in syaa Allah, akan baik pula sebuah generasi. Sedangkan baik buruknya istri, itu dipengaruhi baik buruknya suami. 
Sebab, dalam rumah tangga, suami adalah pemegang kendali.
____

♻ IG: @abun_nada

๐ŸŒ Cerkiis.blogspot.com