[Bismillah]
Saat istri melakukan kesalahan, kemudian suami meluapkan kemarahan padanya, bisa jadi suami akan merasa puas dengan hal itu. Tapi yakinlah, kemarahan tersebut sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah; bahkan membuat masalah kian runyam dan tak segera terselesaikan.
Pun sebaliknya, saat suami melakukan kesalahan, kemudian istri pasang aksi ngambek, bisa jadi istri akan merasa menang dengan sikapnya itu. Tapi yakinlah, ngambeknya itu pun tidak akan menyelesaikan masalah; bahkan iklim rumahtangga kian panas dan tidak nyaman.
Menikah dan berumahtangga, bukan soal kuat kuatan ego, bukan tentang menang menangan harga diri. Yang satu dikit dikit marah, yang lain apa apa ngambek.
Berumahtangga, adalah tentang bersatunya dua pribadi; bukan hanya secara lahiriah, tapi juga batiniah, untuk bersama menjalankan visi misi ibadah hingga akhir hayat. Dibutuhkan sinergi dan kerjasama yang dewasa, bijaksana, serta penuh tanggungjawab.
Suami bukan sosok yang sempuna, istri pun tak luput dari berbuat salah. Harus saling memahami, memperbanyak sabar, serta komitmen tinggi untuk menyelesaikan persoalan apapun dengan nurani dan petunjuk syar'i demi kebaikan bersama. Bukan dengan ngambek atau amarah.
"Ah.....itu kan teori saja. Mudah. Prakteknya nggak segampang itu."
Betul. Teori, hakikatnya adalah ilmu dan petunjuk. Tugas suami dan istri untuk berusaha menerapkannya. Banyak rumah tangga hancur karena kurang ditopang oleh pemahaman akan teori-teori kerumahtanggaan yang baik. Sebaliknya, suami istri yang sama-sama matang keilmuannya, lebih bisa diharapkan untuk mempertahankan biduk rumah tangganya, biidznillah.
Wallahul Muwaffiq.
๐ Ustadz Ammi Ahmad