Selasa, 23 Maret 2021

Hukum Main Catur


Hukum Main Catur 

Tidak terdapat hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam tentang catur, sebagaimana dikatakan oleh Al 'Ajluni dalam Kasyful Khafa' (2/568).

Namun terdapat atsar dari sebagian sahabat Nabi. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu'anhu:

أنَّه سُئل عن الشِّطْرَنْجِ فقال : هو شرٌّ من النَّرْدِ

"Beliau ditanya tentang permainan catur. Beliau menjawab: ia lebih buruk dari permainan dadu" 
(Diriwayatkan Ad Dzahabi dalam Al Muhadzab [8/4224], dan beliau mengatakan: "sanadnya nazhif [bersih]", juga dishahihkan oleh Ibnul Qayyim dalam Al Furusiyyah [313]).

Sedangkan haramnya permainan dadu, disebutkan dalam hadits dari Abu Musa Al Asy'ari radhiallahu'anhu, bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ لَعِبَ بِالنَّرْدِ فَقَدْ عَصَى اللَّهَ وَرَسُولَهُ

"Siapa yang bermain dadu, sungguh ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya" (HR. Abu Daud no. 4938, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

Juga hadits Buraidah Al Aslami radhiallahu'anhu, bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ لَعِبَ بِالنَّرْدَشِيرِ فَكَأَنَّمَا صَبَغَ يَده فِي لَحْم خِنْزِير وَدَمه

"Siapa yang bermain dadu, seakan-akan ia mencelupkan tangannya ke dalam daging dan darah babi" (HR. Muslim no. 2260).

Dan kata Ibnu Umar, bermain catur lebih parah dari bermain dadu.

Tentang catur juga, diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu'anhu:

أن عليا رضى الله عنه مر على قوم يلعبون بالشطرنج , فقال: ما هذه التماثيل التى أنتم لها عاكفون؟ !

"Ali bin Abi Thalib melewati beberapa orang yang sedang bermain catur. Ali berkata: apakah kalian ber-i'tikaf di depan patung-patung ini?" 
(Diriwayatkan oleh Al Ajurri dalam Tahrimun Narad [1/43], juga Al Baihaqi [10/212]. Dishahihkan oleh Ibnu Taimiyah dalam Minhajus Sunnah [3/438], namun didhaifkan oleh Al Albani dalam Irwaul Ghalil [8/288]).

Juga diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu'anhu:

عَن ابْن عَبَّاس أَنه ولي مَالا ليتيم فَوَجَدَهَا فِي تَرِكَة وَالِد الْيَتِيم فأحرقها

"Dari Ibnu Abbas, ia pernah mengelola harta anak yatim (di baitul mal). Kemudian ia menemukan papan catur di sana sebagai warisan dari orang tua anak yatim, maka Ibnu Abbas pun membakarnya" (Diriwayatkan oleh Imam Malik, disebutkan oleh Adz Dzahabi dalam Al Kabair [90], tanpa sanad).

Dan beberapa atsar dari sebagian sahabat Nabi yang lain. 

Dari sini, ulama ijma' (sepakat) tentang haramnya permainan catur jika menggunakan taruhan atau jika melalaikan dari perkara yang wajib.

Jika tanpa taruhan dan tidak melalaikan dari yang wajib, jumhur ulama tetap mengharamkannya. Ini pendapat madzhab Hambali, Hanafi, Maliki dan sebagian ulama Syafi'iyyah.

Adz Dzahabi (ulama Syafi'iyyah) mengatakan:

وَأما الشطرنج فَأكْثر الْعلمَاء على تَحْرِيم اللعب بهَا سَوَاء كَانَ برهن أَو بِغَيْرِهِ أما بِالرَّهْنِ فَهُوَ قمار بِلَا خلاف وَأما الْكَلَام إِذا خلا عَن الرَّهْن فَهُوَ أَيْضا قمار حرَام عِنْد أَكثر الْعلمَاء 

"Adapun permainan catur, mayoritas ulama mengharamkannya. Baik dengan taruhan ataupun tanpa taruhan. Adapun jika dengan taruhan maka tidak ada khilaf ulama. Adapun jika tanpa taruhan, ini juga merupakan qimar yang haram menurut mayoritas ulama" (Al Kabair, hal. 89).

Sayangilah waktu kita. Gunakan waktu pada hal yang manfaat bagi akhirat, atau minimalnya manfaat untuk dunia. 

Semoga Allah memberi taufik.

📚 @fawaid_kangaswad
🌐 Cerkiis.blogspot.com