Sabtu, 30 April 2016

Yang Pertama Kali Masuk Islam

Yang Pertama Kali Masuk Islam

BAHASAN : SIRAH NABI

YANG PERTAMA KALI MASUK ISLAM


Setelah menerima wahyu pertama, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak langsung menerima wahyu berikutnya. Ada tenggang waktu. Masa kekosongan ini disebut dengan masa fatrah. Tidak ketahui secara pasti berapa lama masa ini berlangsung. Namun, sepertinya tidak berlangsung lama.[1] Saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mulai merasa tenang dan siap menerima wahyu berikutnya, maka wahyupun turun.

Macam-macam Wahyu

Macam-macam Wahyu

BAHASAN : SIRAH NABI

MACAM-MACAM WAHYU

Diterimanya wahyu oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan peristiwa yang sangat besar. Turunnya merupakan peristiwa yang tidak disangka-sangka. Begitulah Allah memberikan titahNya kepada manusia terpilih, yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib.

Jumat, 29 April 2016

Diangkatnya Muhammad Menjadi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Diangkatnya Muhammad Menjadi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam

BAHASAN : SIRAH NABI

DIANGKATNYA MUHAMMAD MENJADI NABI SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM

Pada edisi lalu, telah dipaparkan bahwa para ahli kitab sudah mengetahui akan kedatangan seorang rasul. Mereka mengetahui nama dan sifatnya. Akan tetapi, karena faktor kesombongan dan kecongkakan, saat rasul yang ditunggu-tunggu ini telah diutus oleh Allah Azza wa Jalla , dan ternyata bukan dari golongan mereka, serta merta mereka mengingkarinya.

Kabar Gembira Tentang Kedatangan Seorang Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam

P

Kabar Gembira Tentang Kedatangan Seorang Nabi

Kabar Gembira Tentang Kedatangan Seorang Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam

BAHASAN : SIRAH NABI

KABAR GEMBIRA TENTANG KEDATANGAN SEORANG NABIS


Sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus, jauh sebelumnya para nabi telah memberitahukan kepada umatnya bahwa akan ada seorang nabi yang diutus. Penjelasan ini terkadang dengan menyebutkan nama, terkadang juga hanya menyebutkan sifat-sifatnya. Penjelasan ini ada di dalam kitab-kitab sebelum al Qur`an, seperti Taurat dan Injil. Banyak bukti yang menunjukkah hal ini, baik dari al Qur`an, hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun dari kitab-kitab mereka. Para ulama sirah membawakan bukti-bukti itu dalam kitab-kitab mereka, untuk menunjukkan bahwa kedatangan nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah disebutkan dalam Taurat dan Injil. Karenanya para ulama Ahi Kitab mengetahui masalah ini.

Kamis, 28 April 2016

Pernikahan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam

Pernikahan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam

BAHASAN : SIRAH NABI

PERNIKAHAN RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM

Lima tahun berselang dari Hilf al Fudhul, tepatnya ketika Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam berusia 25 tahun, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi Khadijah bintu Khuwailid Radhiyallahu anha, seorang janda terhormat, mulia dan kaya raya.

Peristiwa Hilfu Al Fudhul


BAHASAN : SIRAH NABI

PERISTIWA HILFU AL FUDHUL

Peristiwa in terjadi pada bulan Dzulqa’dah tahun kedua puluh sebelum kenabian,[1] tepatnya empat bulan[2] setelah selesai dari perang Fijaar (Harbu al Fijaar) antara suku Quraisy dan kabilah-kabilah yang bersekutu dengan bani Kinanah menghadapi serangan Bani Qais ‘Ailaan [3], hingga kemudian terjadi kesepakatan atau perjanjian yang dikenal dengan Hilfu al Fudhul atau Hilfu al Muthayyabin.

Sabtu, 23 April 2016

Hukum 'Azl


Hukum 'Azl

‘Azl (اْلعَزْلُ) adalah :

النزع بعد الإيلاج لينزل خارج الفرج

“Mencabut (penis) setelah penetrasi agar (air mani) tertumpah di luar farji/vagina” [Fathul-Bariy, 9/305].

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum ‘azl yang secara garis besar terbagi menjadi dua kutub yang berseberangan. Sebagian ulama berpendapat HARAM melakukan ‘azl, sedangkan jumhur ulama – yang merupakan madzhab empat imam – MEMBOLEHKANNYA [Majmuu Al-Fataawaa, 32/108].

Riwayat-Riwayat Shahih tentang Wafatnya Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam


Prolog : Artikel berikut merupakan paparan kisah seputar hari-hari wafatnya Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam yang diambil dari riwayat-riwayat yang valid. Seleksi validitas riwayat dinukil dari telaahan Prof. Dr. Akram Dliyaa’ Al-’Umari hafidhahullah dalam bukunya : As-Siirah An-Nabawiyyah Ash-Shahiihah : Muhaawalatun li-Tathbiiqi Qawaaidil-Muhadditsiin fii Naqdi Riwaayaati As-Siirah An-Nabawiyyah. Di akhir pembahasan kami lengkapi dengan penjelasan Mamduh Farhan Al-Buhairi mengenai syubuhaat Syi’ah yang mengklaim bahwa Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam tidak wafat di pangkuan ’Aisyah, tapi di pangkuan ’Ali bin Abi Thalib.

Batasan Bermuamalah dengan Orang Kafir

Batasan Bermuamalah dengan Orang Kafir

Islam adalah agama yang syumuul atau lengkap. Islam sudah menyediakan seperangkat aturan dan petunjuk dalam menjalani kehidupan ini agar selamat baik di dunia maupun di akhirat. Ajaran Islam tak hanya mengatur hubungan antara seorang manusia dengan Rabb-Nya (hablum minallah), melainkan juga telah mengatur hubungan antara manusia dengan manusia yang lain (hablum minannaas). Ini merupakan suatu anugrah dan kemudahan bagi manusia.

Jumat, 22 April 2016

Menggoda Istri Dengan Rayuan Gombal Cinta

Dijawab Oleh : Ustadz DR. Syafiq bin Riza Basalamah

♡ Tanya : Ustadz, bagaimana kalau istri memang hobinya ngobrol tentang agama? Obrolan yang gombal malah istri tidak suka, apa harus tetap digombali?

Kamis, 21 April 2016

Kasih Sayang Serta Sikap Santun Umar bin Abdul Aziz Terhadap Budaknya


KASIH SAYANG UMAR bin ABDUL AZIZ TERHADAP BUDAKNYA

An-Nadhr menceritakan bahwa ayahnya berkata, “Pada suatu hari, Umar bin Abdul Aziz sedang duduk dan ia berkata kepada budak perempuannya, “Tolong kipasi aku..”

Boikot

Boikot

Tanya : Apa hukum memboikot produk-produk orang kafir yang melakukan kedhaliman (penindasan) terhadap kaum muslimin, seperti memboikot produk-produk Yahudi dan produk-produk yang dihasilkan oleh produsen yang membela kepentingan Yahudi?.

Minggu, 17 April 2016

Hukum Menulis Ayat Al-Qur’an atau Dzikir Tertentu pada Bejana Air Lalu Meminumnya (dalam Rangka Ruqyah)


Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hal ini. Ada yang membolehkannya, seperti : Mujaahid, Abu Qilaabah, Al-Hasan, dan Al-Auza’iy [lihat Al-Mushannaf oleh Ibnu Abi Syaibah 7/386, At-Tibyaan oleh An-Nawawiy hal. 127, dan Syarhus-Sunnah oleh Al-Baghawiy 12/166].

Ada pula yang memakruhkannya, seperti : Ibrahim An-Nakha’iy dan Ibnu Siiriin [lihat Syarhus-Sunnah oleh Al-Baghawiy 12/166 dan Al-Mushannaf oleh Ibnu Abi Syaibah 7/387].

عن ابن عباس قال : إذا عَسِر على المرأة ولدها، فيكتب هاتين الآيتين والكلمات في صحفة، ثم تُغسل فتسقى منها : بسم الله الذي لا إله إلا هو الحليم الكريم، سبحان الله ربِّ السماوات السبع، وربِّ العرش العظيم، كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا - كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ

Dari Ibnu ‘Abbas ia berkata : “Apabila ada seorang wanita yang kesulitan dalam proses persalinan anaknya, hendaklah ditulis dua ayat dan beberapa kalimat dalam secarik kertas (yang direndam dalam bejana). Kemudian (air bejana itu) dibasuhkan dan diminumkan kepadanya. Kalimat tersebut adalah : “Dengan menyebut nama Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, Yang Maha Penyantun lagi Maha Mulia. Maha Suci Allah, Rabb langit yang tujuh dan Rabb ‘Arsy yang agung - Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari (QS. An-Naazi’aat : 46) - Pada hari mereka melihat ‘adzab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik (QS. Al-Ahqaaf : 35)” [Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 7/385 dan Ibnus-Sunniy dalam ‘Amalul-Yaum wal-Lailah no. 619. Lihat juga Majmu’ Al-Fataawaa oleh Syaikhul-Islaam Ibnu Taimiyyah 19/64-65].

Jumat, 15 April 2016

Hukum Khitan


Oleh Ustadz Armen Halim Naro

DEFINISI KHITAN
Al khitan diambil dari bahasa Arab kha-ta-na, yaitu memotong. Sebagian ahli bahasa mengkhususkan lafadz khitan untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan disebut dengan khifadh. [1]

Dibunuh Lebih Baik Daripada Mengkhianati Saudaraku


Suatu hari al-Hajjaj memeriksa penjaranya. Ketika mendatangi seseorang ia berkata, “Apa kesalahanmu?”

Kisah Raja Yang Adil Jalalud Daulah Malik Syah bin Alb Arsalan


Penguasa yang adil, Jalalud Daulah Malik Syah bin Alb Arsalan Rahimahullah sangat mencintai keadilan. Suatu hari ketika pergi berburu ia menjumpai seseorang sedang menangis.

Kamis, 14 April 2016

Sumpah dengan (Menyebut) Mushhaf


Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimiin rahimahullah berkata :

.....والمصحف يتضمن كلام الله، وكلام الله تعالى من صفاته، وهو -أعني كلام الله- صفة ذاتية فعلية؛ لأنه بالنظر إلى أصله وأن الله لم يزل ولا يزال موصوفاً به، لأن الكلام كمال فهو من هذه الناحية من صفات الله الذاتية، إذ لم يزل ولا يزال متكلماً فعالاً لما يريده، وبالنظر إلى آحاده يكون من الصفات الفعلية، لأنه يتكلم متى شاء، قال الله تعالى إنما أمره إذا أراد شيئاً أن يقول له كن فيكون، فقرن القول بالإرادة، وهو دليل على أن كلام الله يتعلق بإرادته ومشيئته سبحانه وتعالى، والنصوص في هذا متضافرة كثيرة وأن كلام الله تحدث آحاده حسب ما تقتضيه حكمته.......

فإذا كان المصحف يتضمن كلام الله، وكلام الله تعالى من صفاته، فإنه يجوز الحلف بالمصحف بأن يقول الإنسان: "والمصحف" ويقصد ما فيه من كلام الله عز وجل، وقد نص على ذلك فقهاء الحنابلة رحمهم الله، ومع هذا فإن الأولى للإنسان أن يحلف بما لا يشوش على السامعين، بأن يحلف باسم الله عز وجل، فيقول: "والله"، "ورب الكعبة"، أو "والذي نفسي بيده"، وما أشبه ذلك من الأشياء التي لا تستنكرها العامة ولا يحصل لديهم فيها تشويش.

“….Mushhaf memuat Kalaamullah, dan Kalaamullah ta’alaa itu termasuk di antara sifat-sifat-Nya. Ia – yaitu Kalaamullah – adalah sifat dzaatiyyah fi’liyyah, karena melihat dari asalnya. Dan Allah masih dan senantiasa disifati dengannya, karena sifat al-kalaam merupakan kesempurnaan. Kalaamullah dari sisi ini termasuk sifat-sifat dzaatiyyah Allah, karena Allah masih dan senantiasa berbicara mengerjakan apa yang diinginkan-Nya. Allah ta’ala berfirman : ‘Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia’ (QS. Yaasiin : 82). Perkataan dalam ayat tersebut diiringi dengan kehendak, sehingga ia merupakan dalil bahwa Kalaamullah itu bergantung pada keinginan-Nya dan kehendak-Nya subhaanahu wa ta’ala. Nash-nash yang berbicara tentang permasalahan ini sangat banyak, dan bahwasannya Kalaamullah terjadi sesuai dengan kehendak dan hikmah-Nya…….

Masuk Surga Karena Amal (atau Rahmat Allah) ?


Allah ta’ala berfirman :

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَعِيمٍ * فَاكِهِينَ بِمَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ وَوَقَاهُمْ رَبُّهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ * كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka; dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka. (Dikatakan kepada mereka): "Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan” [QS. Ath-Thuur : 17-19].

Apa Makna “Menghitung Asmaaul-Husna” Sebagaimana Dimaksud dalam Hadits ?


Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إن لله تسعة وتسعين اسما، مائة إلا واحدًا، من أحصاها دخل الجنة

“Sesungguhnya Allah mempunyai 99 (sembilan puluh sembilan) nama, seratus kurang satu. Barangsiapa yang ‘menghitungnya’, niscaya ia masuk surga” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 6410 dan Muslim no. 2677, dari hadits Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu].

Rabu, 13 April 2016

Hadits ‘Tidak Pernah Beramal Kebaikan Sedikitpun’ dalam Perspektif Ahlus-Sunnah


Hadits yang dimaksud adalah :

حَدَّثَنِي سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنِي حَفْصُ بْنُ مَيْسَرَةَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ مرفوعا : .........حَتَّى إِذَا خَلَصَ الْمُؤْمِنُونَ مِنْ النَّارِ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ بِأَشَدَّ مُنَاشَدَةً لِلَّهِ فِي اسْتِقْصَاءِ الْحَقِّ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ لِلَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لِإِخْوَانِهِمْ الَّذِينَ فِي النَّارِ يَقُولُونَ رَبَّنَا كَانُوا يَصُومُونَ مَعَنَا وَيُصَلُّونَ وَيَحُجُّونَ فَيُقَالُ لَهُمْ أَخْرِجُوا مَنْ عَرَفْتُمْ فَتُحَرَّمُ صُوَرُهُمْ عَلَى النَّارِ فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا قَدْ أَخَذَتْ النَّارُ إِلَى نِصْفِ سَاقَيْهِ وَإِلَى رُكْبَتَيْهِ ثُمَّ يَقُولُونَ رَبَّنَا مَا بَقِيَ فِيهَا أَحَدٌ مِمَّنْ أَمَرْتَنَا بِهِ فَيَقُولُ ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ دِينَارٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا ثُمَّ يَقُولُونَ رَبَّنَا لَمْ نَذَرْ فِيهَا أَحَدًا مِمَّنْ أَمَرْتَنَا ثُمَّ يَقُولُ ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ نِصْفِ دِينَارٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا ثُمَّ يَقُولُونَ رَبَّنَا لَمْ نَذَرْ فِيهَا مِمَّنْ أَمَرْتَنَا أَحَدًا ثُمَّ يَقُولُ ارْجِعُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ فَأَخْرِجُوهُ فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا ثُمَّ يَقُولُونَ رَبَّنَا لَمْ نَذَرْ فِيهَا خَيْرًا وَكَانَ أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيُّ يَقُولُ إِنْ لَمْ تُصَدِّقُونِي بِهَذَا الْحَدِيثِ فَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ { إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا } فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ شَفَعَتْ الْمَلَائِكَةُ وَشَفَعَ النَّبِيُّونَ وَشَفَعَ الْمُؤْمِنُونَ وَلَمْ يَبْقَ إِلَّا أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ فَيَقْبِضُ قَبْضَةً مِنْ النَّارِ فَيُخْرِجُ مِنْهَا قَوْمًا لَمْ يَعْمَلُوا خَيْرًا قَطُّ قَدْ عَادُوا حُمَمًا فَيُلْقِيهِمْ فِي نَهَرٍ فِي أَفْوَاهِ الْجَنَّةِ يُقَالُ لَهُ نَهَرُ الْحَيَاةِ فَيَخْرُجُونَ كَمَا تَخْرُجُ الْحِبَّةُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ أَلَا تَرَوْنَهَا تَكُونُ إِلَى الْحَجَرِ أَوْ إِلَى الشَّجَرِ مَا يَكُونُ إِلَى الشَّمْسِ أُصَيْفِرُ وَأُخَيْضِرُ وَمَا يَكُونُ مِنْهَا إِلَى الظِّلِّ يَكُونُ أَبْيَضَ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّكَ كُنْتَ تَرْعَى بِالْبَادِيَةِ قَالَ فَيَخْرُجُونَ كَاللُّؤْلُؤِ فِي رِقَابِهِمْ الْخَوَاتِمُ يَعْرِفُهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ هَؤُلَاءِ عُتَقَاءُ اللَّهِ الَّذِينَ أَدْخَلَهُمْ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ عَمَلٍ عَمِلُوهُ وَلَا خَيْرٍ قَدَّمُوهُ ثُمَّ يَقُولُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ فَمَا رَأَيْتُمُوهُ فَهُوَ لَكُمْ فَيَقُولُونَ رَبَّنَا أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أَحَدًا مِنْ الْعَالَمِينَ فَيَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي أَفْضَلُ مِنْ هَذَا فَيَقُولُونَ يَا رَبَّنَا أَيُّ شَيْءٍ أَفْضَلُ مِنْ هَذَا فَيَقُولُ رِضَايَ فَلَا أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أَبَدًا

Telah menceritakan kepadaku Suwaid bin Sa'iid, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Hafsh bin Maisarah, dari Zaid bin Aslam, dari 'Athaa' bin Yasaar, dari Abu Sa'iid Al-Khudriy secara marfu’ : “…… Sehingga ketika orang-orang mukmin terbebas dari neraka, maka demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, tidaklah salah seorang dari kalian yang begitu gigih memohon kepada Allah di dalam menuntut al-haq pada hari kiamat untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka. Mereka berseru : ‘Wahai Rabb kami, mereka selalu berpuasa bersama kami, shalat bersama kami, dan berhaji bersama kami.” Maka dikatakan kepada mereka : “Keluarkanlah orang-orang yang kalian ketahui.” Maka bentuk-bentuk mereka hitam kelam karena terpanggang api neraka, kemudian mereka mengeluarkan begitu banyak orang yang telah dimakan neraka sampai pada pertengahan betisnya dan sampai kedua lututnya. Kemudian mereka berkata : ‘Wahai Rabb kami, tidak tersisa lagi seseorang pun yang telah engkau perintahkan kepada kami’. Kemudian Allah berfirman : ‘Kembalilah kalian, maka barangsiapa yang kalian temukan di dalam hatinya kebaikan seberat dinar, maka keluarkanlah dia’. Mereka pun mengeluarkan jumlah yang begitu banyak, kemudian mereka berkata : ‘Wahai Rabb kami, kami tidak meninggalkan di dalamnya seorangpun yang telah Engkau perintahkan kepada kami’. Kemudian Allah berfirman : ‘Kembalilah kalian, maka barangsiapa yang kalian temukan didalam hatinya kebaikan seberat setengah dinar, maka keluarkanlah dia’. Maka mereka pun mengeluarkan jumlah yang banyak. Kemudian mereka berkata lagi : ‘Wahai Rabb kami, kami tidak menyisakan di dalamnya seorang pun yang telah Engkau perintahkan kepada kami’. Kemudian Allah berfirman : ‘Kembalilah kalian, maka siapa saja yang kalian temukan di dalam hatinya kebaikan seberat dzarrah, keluarkanlah’. Maka merekapun kembali mengeluarkan jumlah yang begitu banyak. Kemudian mereka berkata : ‘Wahai Rabb kami, kami tidak menyisakan di dalamnya kebaikan sama sekali”. Abu Sa'iid Al-Khudriy berkata : "Jika kalian tidak mempercayai hadits ini silahkan kalian baca ayat :‘Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar dzarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar’ (QS. An-Nisaa’ : 40). Allah lalu berfirman : ‘Para Malaikat, Nabi, dan orang-orang yang beriman telah memberi syafa’at. Sekarang yang belum memberikan syafa’at adalah Dzat Yang Maha Pengasih’. Kemudian Allah menggenggam satu genggaman dari dalam neraka. Dari dalam tersebut Allah mengeluarkan suatu kaum yang sama sekali tidak pernah melakukan kebaikan, dan mereka pun sudah berbentuk seperti arang hitam. Allah kemudian melemparkan mereka ke dalam sungai di depan surga yang disebut dengan sungai kehidupan. Mereka kemudian keluar dari dalam sungai layaknya biji yang tumbuh di aliran sungai, tidakkah kalian lihat ia tumbuh (merambat) di bebatuan atau pepohonan mengejar (sinar) matahari. Kemudian mereka (yang tumbuh layaknya biji) ada yang berwarna kekuningan dan kehijauan, sementara yang berada di bawah bayangan akan berwarna putih". Para sahabat kemudian bertanya : "Seakan-akan engkau sedang menggembala di daerah orang-orang badui ?”. Beliau melanjutkan :"Mereka kemudian keluar seperti mutiara, sementara di lutut-lutut mereka terdapat cincin yang bisa diketahui oleh penduduk surga. Dan mereka adalah orang-orang yang Allah merdekakan dan Allah masukkan ke dalam surga tanpa amalan yang pernah mereka amalkan dan kebaikan yang mereka lakukan. Allah kemudian berfirman : ‘Masuklah kalian ke dalam surga. Apa yang kalian lihat maka itu akan kalian miliki’. Mereka pun menjawab : ‘Wahai Rabb kami, sungguh Engkau telah memberikan kepada kami sesuatu yang belum pernah Engkau berikan kepada seorang pun dari penduduk bumi’. Allah kemudian berfirman : ‘(Bahkan) apa yang telah Kami siapkan untuk kalian lebih baik dari ini semua’. Mereka kembali berkata : ‘Wahai Rabb, apa yang lebih baik dari ini semua!’. Allah menjawab : "Ridla-Ku, selamanya Aku tidak akan pernah murka kepada kalian” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 302].

Siapa Sebenarnya yang Murji’ah ?


Tuduhan Murji’ah terus dipropagandakan oleh ahlul-bida’ kepada Salafiyyun. Di bawah ini akan sedikit dituliskan beberapa perkataan ‘ulama tentang ciri-ciri Murji’ah dan kapan seseorang bisa dikatakan berlepas diri darinya. Jika Salafiyyun memang mempunyai ciri-ciri ini, saya harap mereka – termasuk kita semua, insya Allah – mau rujuk untuk kembali kepada kebenaran. Namun jika sebaliknya, sudah menjadi kewajaran jika Salafiyyun tidak perlu menggubris omongan ngelantur yang diucapkan para pendengki itu.

Para ulama telah menjelaskan beberapa permasalahan yang jika hal itu ada pada diri seseorang, maka ia berlepas diri pada Murji’ah. Secara umum hal itu dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) perkara :

Definisi Iman


Definisi Iman secara Bahasa
Iman secara bahasa berarti at-tashdiiq (pembenaran), sebagaimana firman Allah ta’ala :

وَمَا أَنْتَ بِمُؤْمِنٍ لَنَا

“Dan kamu sekali-kali tidak akan percaya/membenarkan kepada kami” [QS. Yuusuf : 17].

Amal dan Iman


Ahlus-Sunnah telah mencapai titik kesepakatan bahwa iman adalah keyakinan dalam hati, ucapan dalam lisan, amal oleh anggota badan; bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.

اتفقت الصحابة والتابعون، فمن بعدهم من علماء السنة على أن الأعمال من الإيمان، لقوله سبحانه وتعالى : (إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ .....) إلى قوله (وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ) [الأنفال : ٢-٣] فجعل الأعمال كلها إيمانا، وكما نطق به حديث أبي هريرة.
وقالوا : إن الإيمان قولٌ وعملٌ وعقيدةٌ، يزيد بالطاعة، وينقص بالمعصية ......

“Para shahabat, taabi’iin, dan para ulama sunnah setelah mereka telah bersepakat bahwa amal termasuk bagian dari iman berdasarkan firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa : ‘Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka’ (QS. Al-Anfaal : 2-3). Allah telah menjadikan amal secara keseluruhan (bagian dari) iman, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah.

Pokok Iman (Ashlul-Iimaan) Menurut Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah


Sebelum membahas ini, maka penting diketahui bahwasannya iman menurut Ahlus-Sunnah adalah perkataan dan perbuatan, sebagaimana definisi yang dikatakan Al-Imaam Ibnu ‘Abdil-Barr rahimahullah :

أجمع أهل الفقه والحديث على أن الإيمان قول وعمل، ولا عمل إلا بنية

“Para ahli fiqh dan hadits telah sepakat bahwasannya iman itu perkataan dan perbuatan. Dan tidaklah ada perbuatan kecuali dengan niat” [At-Tamhiid, 9/238].

Dan iman itu bercabang-cabang yang terdiri dari : 

1.     Cabang iman yang ada dalam hati; ada dua macam, yaitu : (a) perkataan hati berupa tashdiiq (pembenaran), dan (b) perbuatan/amal hati, berupa inqiyaad (ketundukan), taslim (kepasrahan), khudluu’, kecintaan, dan yang lainnya. 
2.     Cabang iman yang ada dalam lisan; seperti dzikir kepada Allah yang diantaranya adalah pengucapan kalimat tauhid yang menyebabkan seseorang masuk ke dalam wilayah Islam, dan seluruh perkataan-perkataan lain yang telah ma’ruf.  
3.     Cabang iman yang ada dalam anggota tubuh/jawaarih; yaitu berupa amal-amal badan seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan yang lainnya.

حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ

Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb : Telah menceritakan kepada kami Jariir bin Suhail, dari ‘Abdullah bin Diinaar dari Abu Shaalih, dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Iman itu ada tujuh puluh, atau enam puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah perkataan : Laa ilaha illallaah (Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah). Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan malu itu adalah salah satu cabang dari iman” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 35].

Cadar Ya Cadar.....?

Cadar ya Cadar....?

Cadar ya cadar, kalau butterfly itu mah hewan yaitu kupu kupu.

Senin, 11 April 2016

Minyak Wangi (Parfum) Wanita

Minyak Wangi (Parfum) Wanita

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ، وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ، كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ، لَا يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ، إِمَّا تَشْتَرِيهِ أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ، أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

“Perumpamaan teman duduk yang shaalih dengan teman duduk yang buruk adalah seperti penjual misk dan tukang pandai besi. Pasti ada sesuatu yang engkau dapatkan dari penjual minyak wangi, apakah engkau membeli minyak misk-nya atau sekedar mendapatkan bau wanginya. Adapun pandai besi, bisa jadi ia membakar badanmu atau pakaianmu; atau minimal engkau mendapatkan bau yang tidak enak darinya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 2101].

Hukum Makan Bawang Putih, Bawang Merah, atau Bawang Bakung


Pertanyaan : 
“Apa hukumnya makan bawang putih, bawang merah, atau bawang bakung ?. Apakah ia makruh atau haram karena menimbulkan bau tak sedap ?”.

Sabtu, 09 April 2016

Puasa Rajab Dan shalat Raghaaib Di Bulan Rajab


Puasa Rajab
Beberapa waktu lalu ada yang menanyakan kepada saya tentang puasa Rajab. Saat saya menulis artikel ini, kalender menunjukkan tanggal 21 Rajab 1431. Mungkin agak ‘telat’. Akan tetapi, bahasan agama tidak mengenal kata telat untuk dipahami dan diamalkan. Berikut akan saya tuliskan secara ringkas – seperti biasa – bahasan sebegaimana tertera dalam judul di atas.

Jika ada pertanyaan : Apakah terlarang berpuasa di bulan Rajab ?. 
Jawabannya : Tidak. Tidak ada dalil yang melarang seseorang berpuasa di bulan Rajab[1], sebagaimana juga tidak ada dalil untuk melarang berpuasa di bulan lainnya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sangat senang berpuasa pada bulan-bulan hijriyah, tidak terkecuali di bulan Rajab.

حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة. حدثنا عبدالله بن نمير. ح وحدثنا ابن نمير. حدثنا أبي. حدثنا عثمان بن حكيم الأنصاري. قال: سألت سعيد بن جبير عن صوم رجب ؟ ونحن يومئذ في رجب. فقال: سمعت ابن عباس رضي الله عنها يقول: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يصوم حتى نقول: لا يفطر. ويفطر حتى نقول: لا يصوم.

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abi Syaibah : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Numair. Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair : Telah menceritakan kepadaku ayahku : Telah menceritakan kepada kami ‘Utsmaan bin Hakiim Al-Anshaariy, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Sa’iid bin Jubair tentang puasa Rajab dimana kami waktu itu berada di bulan Rajab. Ia (Sa’iid) menjawab : Aku mendengar Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhumaa berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam senantiasa berpuasa hingga kami berkata : ‘beliau tidak pernah berbuka’. Dan beliau pun pernah berbuka hingga kami berkata : ‘beliau tidak pernah berpuasa” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 1157].[2]

Kamis, 07 April 2016

Bahaya Mengolok-olok Syari'at


Bahaya Mengolok-olok Syari'at

MENGOLOK-OLOK SYARI'AT

Tanya : Seringkali didapatkan sebagian muslim mengatakan pada sebagian yang lain yang menjalankan sunnah memelihara jenggot dengan ”jenggot kambing”, atau orang yang menaikkan batas celananya di atas mata kaki dengan ”kebanjiran”. Apa hukum Islam dalam hal ini ?

Jawab : Di antara tanda orang yang beriman adalah menetapi syari’atnya dan mengagungkannya dalam setiap sendi kehidupan.

Allah ta’ala telah berfirman :

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

”Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” [QS. Al-Hajj : 22].

Rabu, 06 April 2016

Pernikahan di Usia Muda – Perspektif Non-Islam


‘Aaisyah radliyallaahu ‘anhu pernah berkata:

تَزَوَّجَنِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا بِنْتُ سِتِّ سِنِينَ، وَبَنَى بِي وَأَنَا بِنْتُ تِسْعِ سِنِينَ

“Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallammenikahiku pada saat usiaku 6 tahun, dan beliau membina rumah tangga (serumah) denganku pada saat usiaku 9 tahun” [Muttafaqun ‘alaih].

Kita sering mendengar cemoohan dan ejekan dari orang-orang kafir – dan naasnya sebagian kaum muslimin yang bodoh terhadap agamanya mengekor mereka – bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengidap penyakit pedofilia karena beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam menikahi ‘Aaisyah di usia muda. Tentu saja ini tidak benar, karena pelabelan pedofilia kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam hanya karena beliau menikahi gadis di bawah usia 13 tahun, tidaklah tepat. Pembatasan usia 13 tahun dalam Islam tidaklah dikenal sama sekali, apalagi kemudian menganggapnya sebagai satu penyakit. Tidak ada yang salah menikah dengan wanita muda, dewasa, setengah baya, atau nenek-nenek tua renta sekalipun. Nabishallallaahu ‘alaihi wa sallam menikah dan serumah dengan ‘Aaisyah pada usianya 9 tahun adalah karena ia telah berusia baligh dan siap secara fisik untuk menjalankan pernikahan yang hakiki, termasuk jimaa’.

Senin, 04 April 2016

Download Audio Murottal Al-Qur’an

Download Audio Murottal Al-Qur’an Syaikh Mishary bin Rashid (Dengan Terjemahan Bahasa Indonesia), Syaikh As Sudais, Idris Hisyami, Abu Usamah

Download Audio Murottal Al-Qur’an Syaikh Mishary bin Rashid (Dengan Terjemahan Bahasa Indonesia), Syaikh As Sudais, Idris Hisyami, Abu Usamah

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ

[ 114 nama-nama surah dalam al-qur'an. ]
No.  Nama Surat.  Jumlah Ayat.


الفاتحة
001.  AL FÂTIHAH (Pembukaan) = 7 Ayat


البقرة
002. AL BAQARAH (Sapi Betina) = 286 Ayat


آل عمران
003. ÂLI ’IMRÂN (Keluarga Imran) = 200 Ayat



النساء
004. AN NISÂ` (Wanita) = 176 Ayat



المائدة
005. AL MÂ`IDAH (Hidangan) = 120 Ayat



الأنعام
006. AL AN’ÂM (Binatang Ternak) = 165 Ayat

 
الأعراف
007. AL A’RÂF (Tempat Tertinggi) = 206 Ayat

 
الأنفال
008. AL ANFÂL (Harta Rampasan Perang) = 75 Ayat

 
التوبة
009. AT TAUBAH (Pengampunan) = 109 Ayat

   
يونس
010. YÛNUS (Nabi Yunus) = 109 Ayat

   
هود
011. HÛD (Nabi Hud) = 123 Ayat

 
يوسف
012. YÛSUF (Nabi Yusuf) = 111 Ayat

 
الرعد
013. AR RA’D (Guntur / Guntur) = 43 Ayat

 
ابراهيم
014. IBRÂHÎM (Nabi Ibrahim) = 52 Ayat

 
الحجر
015. AL HIJR (Al-Hijr) = 99 Ayat


النحل
016. AN NAHL (Lebah) = 128 Ayat


الإسراء
017. AL ISRÂ` (Perjalanan Malam Hari) = 111 Ayat


الكهف
018. AL KAHF (Penghuni Gua) = 110 Ayat



مريم
019. MARYAM (Maryam) = 98 Ayat



طه
020. THÂHÂ (Thâ-Hâ, Huruf-huruf Hijaiyyah) = 135 Ayat



الأنبياء
021. AL ANBIYÂ` (Para Nabi) = 112 Ayat



الحج
022. AL HAJJ (Haji) = 78 Ayat

 
المؤمنون
023. AL MU`MINÛN (Orang-orang Yang Beriman) = 118 Ayat



النور
024. AN NÛR (Cahaya) = 64 Ayat



الفرقان
025. AL FURQÂN (Pembeda) = 77 Ayat



الشعراء
026. ASY SYU’ARÂ` (Para Penyair) = 227 Ayat



النمل
027. AN NAML (Semut) = 93 Ayat



القصص
028. AL QASHASH (Kisah-kisah / Cerita) = 88 Ayat



العنكبوت
029. AL ’ANKABÛT (Laba-laba) = 69 Ayat



الروم
030. AR RÛM (Bangsa Romawi) = 60 Ayat



لقمان
031. LUQMÂN (Luqman) = 34 Ayat


السجدة
032. AS SAJDAH (Sujud) = 30 Ayat

 
الأحزاب
033. AL AHZÂB (Golongan yang bersekutu) = 73 Ayat

 
سبإ
034. SABA` (Kota/Negeri Saba’/Sheba) = 54 Ayat

 
فاطر
035. FÂTHIR (Pencipta) = 45 Ayat

 
يس
036. YÂSÎN (Yâ-Sîn, Huruf-huruf Hijaiyyah) = 83 Ayat

 
الصافات
037. ASH SHÂFFÂT (Yang Berbaris / Ber Shaf-shaf) = 182 Ayat

 
ص
038. SHÂD (Shâd, Huruf Hijaiyyah) = 88 Ayat



الزمر
039. AZ-ZUMAR (Rombongan-rombongan) = 75 Ayat



غافر
040. GOFIR / AL-MU`MIN (Orang Yang Beriman) = 85 Ayat



فصلت
041. FUSHSHILAT (Dijelaskan) = 54 Ayat



الشورى
042. ASY SYÛRÂ (Musyawarah) = 53 Ayat



الزخرف
043. AZ ZUKHRUF (Perhiasan) = 89 Ayat

 
الدخان
044. AD DUKHÂN (Kabut/Asap) = 59 Ayat



الجاثية
045. AL JÂTSIYAH (Yang Berlutut) = 37 Ayat



الأحقاف
046. AL AHQÂF (Bukit-bukit Pasir) = 35 Ayat



محمد
047. MUHAMMAD (Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam) = 38 Ayat

 
الفتح
048. AL FATH (Kemenangan) = 29 Ayat



الحجرات
049. AL HUJURÂT (Kamar-kamar) = 18 Ayat

 
ق
050. QÂF (Qaf, Huruf Hijaiyyah) = 45 Ayat



الذاريات
051. ADZ DZÂRIYÂT (Debu / Angin Yang Diterbangkan) = 60 Ayat



الطور
052. ATH THÛR (Bukit) = 49 Ayat



النجم
053. AN NAJM (Bintang) = 62 Ayat

 
القمر
054. AL QAMAR (Bulan) = 55 Ayat



الرحمن
055. AR RAHMÂN (Yang Maha Pemurah) = 78 Ayat

 
الواقعة
056. AL WÂQI’AH (Hari Kiamat) = 96 Ayat

 
الحديد
057. AL HADÎD (Besi) = 29 Ayat

 
المجادلة
058. AL MUJÂDILAH (Yang Berbantahan / Mengajukan Gugatan) = 22 Ayat

 
الحشر
059. AL HASYR (Pengusiran) = 24 Ayat



الممتحنة
060. AL MUMTAHINAH (Perempuan Yang Diuji) = 13 Ayat

 
الصف
061. ASH SHAFF (Barisan) = 14 Ayat



الجمعة
062. AL JUMU’AH (Hari Jum’at) = 11 Ayat



المنافقون
063. AL MUNÂFIQÛN (Orang-orang Munafik) = 11 Ayat



التغابن
064. AT TAGHÂBUN (Hari Dinampakkan Kesalahan) = 18 Ayat



الطلاق
065. ATH THALÂQ (Perceraian / Talak) = 12 Ayat



التحريم
066. AT TAHRÎM (Pengharaman / Mengharamkan) = 12 Ayat

 
الملك
067. AL MULK (Kerajaan) = 30 Ayat

 
القلم
068. AL QALAM (Pena / Kalam) = 52 Ayat

 
الحاقة
069. AL HÂQQAH (Hari Yang Pasti Terjadi / Hari Kiamat) = 52 Ayat

 
المعارج
070. AL MA’ÂRIJ (Tempat-tempat Naik) = 44 Ayat



نوح
071. NÛH (Nabi Nuh) = 28 Ayat

 
الجن
072. AL JINN (Jin) = 28 Ayat

 
المزمل
073. AL MUZZAMMIL (Orang Yang Berselimut) = 20 Ayat

 
المدثر
074. AL MUDDATSTSIR (Orang Yang Berkemul) = 56 Ayat

 
القيامة
075. AL QIYÂMAH (Hari Kiamat) = 40 Ayat

 
الانسان
076. AL INSÂN (Insan, Manusia) = 31 Ayat

 
المرسلات
077. AL MURSALÂT (Malaikat-malaikat Yang Diutus) = 50 Ayat



النبإ
078. AN NABA` (Berita) = 40 Ayat

 
النازِعات
079. AN NÂZI’ÂT (Malaikat-malaikat Yang Mencabut) = 46 Ayat

 
عبس
080. ’ABASA (Bermuka Masam) = 42 Ayat

 
التكوير
081. AT TAKWÎR (Tergulung / Menggulung) = 29 Ayat

 
الإنفطار
082. AL INFITHÂR (Terbelah) = 19 Ayat

 
المطففين
083. AL MUTHAFFIFÎN (Orang-orang Yang Curang) = 36 Ayat

 
الإنشقاق
084. AL INSYIQÂQ (Terbelah) = 25 Ayat

   
البروج
085. AL BURÛJ (Gugusan Bintang) = 22 Ayat

 
الطارق
086. ATH THÂRIQ (Yang Datang Di Malam Hari) = 17 Ayat

 
الأعلى
087. AL A’LÂ (Yang Tertinggi) = 19 Ayat

 
الغاشية
088. AL GHÂSYIYAH (Hari Pembalasan / Peristiwa Yang Dahsyat) = 26 Ayat

 
الفجر
089. AL FAJR (Fajar) = 30 Ayat

 
البلد
090. AL BALAD (Negeri) = 20 Ayat

 
الشمس
091. ASY SYAMS (Matahari) = 15 Ayat

 
الليل
092. AL LAIL (Malam) = 21 Ayat

 
الضحى
093. ADH DHUHÂ (Waktu Matahari Sepenggalan Naik) = 11 Ayat



الشرح
094. AL INSYIRÂH (Kelapangan) = 8 Ayat



التين
095. AT TÎN (Buah Tin) = 8 Ayat



العلق
096. AL ’ALAQ (Segumpal Darah) = 19 Ayat



القدر
097. AL QADR (Kemuliaan) = 5 Ayat


البينة
098. AL BAYYINAH (Penjelasan / Bukti Yang Nyata) = 8 Ayat



الزلزلة
099. AZ ZALZALAH (Kegoncangan) = 8 Ayat

   
العاديات
100. AL ÂDIYÂT (Kuda Perang Yang Berlari Kencang) = 11 Ayat

   
القارعة
101. AL QÂRI’AH (Hari Kiamat) = 11 Ayat

   
التكاثر
102. AT TAKÂTSUR (Bermegah-megahan) = 8 Ayat

   
العصر
103. AL ’ASHR (Masa) = 3 Ayat

   
الهمزة
104. AL HUMAZAH (Para Pengumpat) = 9 Ayat

   
الفيل
105. AL FÎL (Gajah) = 5 Ayat

   
قريش
106. QURAISY (Suku Quraisy) = 4 Ayat

   
الماعون
107. AL MÂ’ÛN (Barang-barang Yang Berguna) = 7 Ayat

   
الكوثر
108. AL KAUTSAR (Nikmat Yang Banyak) = 3 Ayat

   
الكافرون
109. AL KÂFIRÛN (Orang-orang Kafir) = 6 Ayat

   
النصر
110. AN NASHR (Pertolongan) = 3 Ayat

   
اللهب
111. AL LAHAB (Api Yang Bergejolak) = 5 Ayat

   
الإخلاص
112. AL IKHLÂSH (Ikhlas, Kemurnian) = 4 Ayat

   
الفلق
113. AL FALAQ (Waktu Shubuh) = 5 Ayat

   
الناس
114. AN NÂS (Manusia) = 6 Ayat


[A].  Download Audio Murottal Al-Qur’an Syaikh Mishary bin Rashid Dengan Terjemahan Bahasa Indonesia Melalui Aplikasi Drive (Cari Pilihan UNDUH / DOWNLOAD Audio)
[Total Download Audio, Jika 114 Surah Didownload Sebesar  = +- 1,4GB]


[B].  Download Audio Murottal Al-Qur’an Syaikh Abdurrahman As Sudais 
[Total Download Audio, Jika 114 Surah Didownload Sebesar  = +- 326MB]

=======================================
 
Download Audio Murottal Dengan Qari Abu Usamah

[01]  Al-Fatihah 1

[02]  Al-Mulk 67

[03]  Al Qolam 68

[04]  Al Haqqah 69

[05]  Nuh 71

[06]  Al jinn 72

[07]  Al Muzzammil 73

[08]  Al Muddassir 74

[09]  Al Qiyamah 75

[10]  Al Insan 76

[11]  Al Mursalaat 77

[12]  At Takwir 81

[13]  Al infithar 82

[14]  Al Muthafifiin 83

[15]  Al Insyiqoq 84

[16]  Al Buruj 85

[17]  At Tariq 86

[18]  Al Gasyiyah 88

[19]  Al Fajr 89

[20]  Al Balad 90

[21]  Asy Syams 91

[22]  Al Lail 92

[23]  Ad Dhuha 93

[24]  Al Insyirah 94

[25]  At Tiin 95

[26]  Al Qadr 97

[27]  Al Bayyinah 98

[28]  Al Zalzalah 99

[29]  Al Adiyat 100

[30]  At Takaatsur 102

[31]  Al Humazah 104

[32]  Al Fiil 105

[33]  Quraisy 106

[34]  Al Kautsar 108

[35]  Al Kaafirun 109

[36]  An Nashr 110

[37]  Al Lahab 111

[38]  Al Ikhlas 112

[39]  Al Falaq 113

[40]  An Naas 114

[C].  Download Audio Murottal Al-Qur’an Abu Usamah

=======================================

Download Audio Murottal Dengan Qari Idris Al-Hasyimi

[1]    Surat Al Fatihah 1 dan Al Qaff 50

[2]    Surat Al Baqoroh 2 ; ayat 285 sampai 286

[3]    Surat Al Hijr 15 : ayat 87 sampai 99

[4]    Surat Al Mukmin 23

[5]    Surat Ar Rum 30

[6]    Surat Al Ahzab 33

[7]    Surat Fathir 35

[8]    Surat Al Fushilat 41

[9]    Surat Al Fath 48

[10]  Surat Al Qomar 54

[11]  Surat Ar Rahman 55

[12]  Surat Al Hasr 59

[13]  Surat Ash Shaff 61

[14]  Surat An - Naba 78

[15]  Surat An Nazi'at 79 ayat 1 - 25

[16]  Surat Abasa 80 ; ayat 1 sampai 25

[17]  Surat At Taqwir 81

[18]  Surat Al Infithar 82

[19]  Surat Al Muthafifin 83 ; ayat 18

[20]  Surat Al Bayyinah 98
 
[D].  Download Audio Murottal Al-Qur’an Idris Al-Hasyimi
[Total Download Audio Sebesar  = +- 61,7MB]

Jika Belum Mempunyai Aplikasinya, Silahkan download aplikasi (GRATIS) GOOGLE DRIVE di sini : https://play.google.com/store/apps/details?id=com.google.android.apps.docs

Kemudian Setelah Selesai Proses Unduh / Download Silahkan Putar langsung di pemutar musik, Pilih Album atau Genre Sesuai Judul. insyaAllah sudah tersusun rapi dan ada nama-nama judul Audionya.
_______________________________________

Catatan :
Jika Anda menemukan kekurangan / kesalahan penulisan, mohon dengan sangat untuk memberitahu kami dan silahkan diperbaiki ulang penulisannya jika ingin disebarkan / share.

Minggu, 03 April 2016

Bacaan Setelah Membaca Al Qur’an


Sunnah yang Hilang : Bacaan Setelah Membaca Al Qur’an

Penjelasan menarik mengenai bacaan penutup setelah membaca Al Qur’an.

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله.
أما بعد: فإنَّ إحياء السنن النبوية من أعظم القربات إلى الله،

Sesungguhnya menghidupkan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah termasuk amal yang sangat bernilai untuk mendekatkan diri kepada Allah.