Kamis, 14 April 2016

Apa Makna “Menghitung Asmaaul-Husna” Sebagaimana Dimaksud dalam Hadits ?


Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إن لله تسعة وتسعين اسما، مائة إلا واحدًا، من أحصاها دخل الجنة

“Sesungguhnya Allah mempunyai 99 (sembilan puluh sembilan) nama, seratus kurang satu. Barangsiapa yang ‘menghitungnya’, niscaya ia masuk surga” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 6410 dan Muslim no. 2677, dari hadits Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu].


Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata :

ومعنى (أحصاها) أي: عرفها لفظاً، وعرفها معنى، وتعبد لله بمقتضاها، وليس المراد أن تحفظها فقط، بل لابد من حفظ اللفظ وفهم المعنى، والتعبد لله بها بمقتضاها،

“Makna ‘menghitungnya’ (al-asmaaul-husnaa) adalah : mengetahui lafadhnya dan maknanya, serta beribadah kepada Allah sesuai dengan penunjukan nama-nama tersebut. Bukanlah yang dimaksud dari hadits tersebut hanyalah menghafalnya saja, akan tetapi mencakup menghafalkan lafadhnya, memahami maknanya, dan beribadah kepada Allah sesuai dengan penunjukannya” [Tafsiir Al-‘Allamah Ibni ‘Utsaimin, juz 4 – www.islamspirit.com].

Asy-Syaikh Asyraf bin ‘Abdil-Maqshud hafidhahullah berkata :

إحصاؤها: حفظها لفظا، وفهمها معنىً، وتمامه: أن يتعبد لله تعالى بمقتضاها.

“Menghitungnya (al-asmaaul-husnaa) maknanya adalah : menghafal lafadhnya dan memahami maknanya. Dan untuk kesempurnaannya : beribadah kepada Allah ta’ala sesuai dengan penunjukan nama-nama tersebut” [Al-Qawaaidul-Mutslaa, hal 14; Universitas Islam Madinah, Cet. 3/1421 H – www.islamspirit.com].

Al-Haafidh Ibnu Hajar rahimahullah berkata :

قال الأصيلي : الإحصاء للاسماء العمل بها لا عدها وحفظها لأن ذلك قد يقع للكافر المنافق كما في حديث الخوارج يقرؤون القرآن لا يجاوز حناجرهم. وقال بن بطال : الإحصاء يقع بالقول ويقع بالعمل فالذي بالعمل أن لله أسماء يختص بها كالأحد والمتعال والقدير ونحوها فيجب الإقرار بها والخضوع عندها وله أسماء يستحب الاقتداء بها في معانيه كالرحيم والكريم والعفو ونحوها فيستحب للعبد ان يتحلى بمعانيها ليؤدي حق العمل بها فبهذا يحصل الإحصاء العملي وأما الإحصاء القولي فيحصل بجمعها وحفظها والسؤال بها ولو شارك المؤمن غيره في العد والحفظ فان المؤمن يمتاز عنه بالإيمان والعمل بها

“Telah berkata Al-Ashiliy : Menghitung nama-nama Allah maknanya adalah beramal dengannya, bukan sekedar menghitung dan menghapalkannya. Sebab, menghitung dan menghapal bisa dilakukan oleh orang kafir dan munafiq, sebagaimana hadits tentang Kahwarij : ‘Mereka membaca Al-Qur’an, namun tidak sampai melampaui tenggorokan mereka’. Ibnu Baththaal berkata : ‘Menghitung nama-nama Allah bisa dilakukan dengan perkataan dan perbuatan. Adapun dengan perbuatan, bahwasannya Allah mempunyai nama-nama khusus seperti Al-Ahad, Al-Muta’aal, Al-Qadiir, dan yang semisalnya. Maka wajib untuk menetapkan nama-nama ini dan tunduk kepadanya. Allah juga mempunyai nama-nama yang terhadap makna nama-nama tersebut, orang dianjurkan untuk mencontohnya; seperti : Ar-Rahim, Al-‘Afwu, dan yang semisalnya. Maka wajib bagi seorang hamba berhias diri dengannya sehingga dapat menunaikan hak beramal dengan nama-nama itu,. Dengan ini, dapat tercapai makna ‘menghitung’ secara ‘amaliy. Adapun menghitung dengan perkataan, dapat dihasilkan dari menghimpun, menghapal, dan memohon dengan nama-nama Allah tersebut. Meskipun hal itu dapat dilakukan oleh selain mukmin, namun seorang mukmin mempunyai kelebihan, yaitu beriman kepada nama-nama Allah dan beramal dengannya” [Fathul-Baariy, 13/378].

Wallaahu a’lam.

Semoga catatan kecil ini ada faedahnya.

[Cerkiis.blogspot.com, Diketik oleh Abu Al-Jauzaa’, 11 Ramadlan 1430 H – semoga Allah mengampuni dosa-dosanya, dosa-dosa orangtuanya, istrinya, dan saudara-saudaranya].