Selasa, 29 November 2016

Bolehkah Bergembira dengan Kebakaran di Israel?


Tanya :
Jika kita merasa gembira dengan musibah kebakaran yang menimpa israel, apakah diperbolehkan?

Jawab :
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du, Keberadaan orang kafir, terutama orang yahudi di zaman kita, adalah penyakit bagi dunia seisinya. Persis seperti keberadaan  ahoax dan para kroninya merupakan penyakit bagi Indonesia seisinya. Mereka musuh Allah dan musuh umat manusia.

Jumat, 25 November 2016

Haruskah Selalu Disebabkan Oleh Ketiadaan Khilafah ?

Haruskah Selalu Disebabkan Oleh Ketiadaan Khilafah ?

Itulah pertanyaan saya ketika membaca Buletin Al-Islam Edisi 347/Thn. XIV, terutama tulisan yang ada di halaman 3. Dalam Buletin tersebut, sang redaksi menulis ketika menyimpulkan kasus Iraq (Konferensi Baghdad) : “Sesungguhnya ketiadaan Khilafah bagi kaum Muslim yang menghimpun mereka dalam kebenaran merupakan penyebab mundurnya umat Islam dan rakusnya bangsa dan umat lain terhadap umat Islam ini yang mendorong mereka untuk mengerubuti hidangannya. Jika saja Khalifah ada, tentu Khalifah akan berkumpul, dengan memimpin pasukan dan seluruh armada perang terbuka guna menolong setiap negeri yang terjajah………dst. [selesai nukilan]

Kamis, 24 November 2016

Baiat Sunnah

Baiat Sunnah

Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan pernah ditanya sebagai berikut :

هل البيعة واجبة أم مستحبة أم مباحة؟؛ وما منـزلتها من الجماعة والسمع والطاعة؟

“Apakah baiat itu hukumnya wajib, sunnah, atau sekedar mubah saja ?Dan apa kedudukannya dalam Jama’ah, serta (kewajiban) mendengar dan taat ?”.

Tajdîd (Pembaharuan) Dalam Islam


TAJDID (PEMBAHARUAN) DALAM ISLAM

Oleh Ustadz Kholid Syamhudi

Kehidupan seorang manusia tidak akan baik dan teratur tanpa agama yang benar. Sebab agama merupakan tolok ukur atau standar kebenaran dan keadilan dalam segala urusan. Oleh karena itu manusia sangat membutuhkan agama yang benar. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menyatakan, “Risalah (ajaran agama) merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak mungkin dilepaskan. Kebutuhan mereka terhadap agama ini melebihi kebutuhan mereka terhadap segala sesuatu.[1]

Ketentuan Dasar Tajdîd (Pembaharuan Agama) Yang Benar


KETENTUAN DASAR TAJDID (PEMBAHARUAN AGAMA) YANG BENAR

Tajdîduddin (pembaharuan agama) dalam koridor pengertiannya yang benar adalah amal islami. Sehingga tidak semua yang mengaku melakukan tajdîd lantas disebut mujaddid, karena harus memenuhi berbagai syarat. Demikian juga usaha tajdîd hanya akan diakui dan diperhitungkan bila sesuai dengan ketentuan-ketentuan dasar yang telah digariskan para ulama. Diantara ketentuan-ketentuan itu :

Ada Apa Di Balik Gempa Tsunami ?


ADA APA DI BALIK GEMPA DAN TSUNAMI ?

Oleh Syaikh. Prof. Dr. Abdurrazzak bin Abdul Muhsin Al Badr

Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan, ampunan dan bertaubat kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan kejelekan amalan kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa disesatkan Allah, maka tidak ada yang bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu baginya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, pilihan dan kekasih-Nya, yang Dia percayai untuk menyampaikan wahyu dan syariat-Nya kepada umat manusia. Semoga shalawat Allah dan salam-Nya senantiasa tercurah kepada beliau, serta semua keluarga dan sahabatnya.

Taqlid dan Sedikit Penjelasan Tentang Perbedaannya dengan Ittiba'


Definisi Taqlid

Kata taqliid (تَقْلِيْدٌُ) adalah mashdar dari qallada – yuqallidu (قَلَّدَ - يُقَلِّدُ). Secara bahasa, ia adalah bermakna :

وضع الشيء في العنق محيطاً به كالقلادة

”Meletakkan sesuatu di leher dengan melilitkannya seperti kalung” [Al-Ushul min ’Ilmil-Ushul oleh Ibnu ’Utsaimin hal. 49 – Maktabah Al-Misykah. Definisi yang serupa dikatakan pula oleh Asy-Syinqithi dalam Mudzakaratu Ushuulil-Fiqh hal. 305 – Cet. Multaqaa Ahlil-Hadiits].

Fatwa Ulama tentang Tidak Bolehnya Berbilang Jama’ah


●  Al-’Allamah Al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah :

Soal : Bagaimana hukum syari’at tentang berbilangnya jama’ah-jama’ah, hizb-hizb, dan organisasi-organisasi Islam dengan perbedaan di antara mereka pada masalah manhaj, uslub, dakwah, dan ’aqidahnya, serta dasar yang mereka berada di atasnya, khususnya (ketika kita ketahui) bahwa jama’ah yang haq itu adalah satu sebagaimana yang ditunjukkan dalam hadits ?

Hijrah, Masihkah ?


Sesungguhnya menjaga dan menyelamatkan agama lebih mulia dan lebih utama daripada hanya sekedar menyelamatkan dunia. Untuk itulah, Allah ’azza wa jalla memerintahkan kaum muslimin yang tertindas, terfitnah agamanya, tidak kuasa menegakkan syi’ar-syi’ar Islam agar melakukan hijrah atau meninggalkan kampung yang rusak menuju kampung yang bisa menyelamatkan agamanya. Allah berfirman :

يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ أَرْضِي وَاسِعَةٌ فَإِيَّايَ فَاعْبُدُونِ

”Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku saja.” [QS. Al-Ankabuut : 56].

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الأرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

”Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali” [QS. An-Nisaa’ : 97].

Rabu, 23 November 2016

Para Shahabat Adalah Hujjah


عن أبي نجيح العرباض بن سارية رضي الله عنه قال وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم موعظة وجلت منها القلوب وذرفت منها العيون فقلنا يا رسول الله كأنها موعظة مودع فأوصنا قال أوصيكم بتقوى الله عز وجل والسمع والطاعة وإن تأمر عليكم عبد فإنه من يعش منكم فسيرى اختلافا كثيرا فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين من بعدي عضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل بدعة ضلالة