1. Nabi tidak lakukan karena belum ada pendorongnya seperti membuat ilmu nahwu, ilmu ushul fiqih, ilmu hadits dsb. Karena disaat itu belum dibutuhkan dan para shahabat semua ahli bahasa arab.
2. Nabi tidak lakukan karena ada penghalangnya seperti mengumpulkan alquran dalam mushaf karena alquran masih terus turun. melakukan sholat taraweh berjamaah setiap malam karena khawatir diwajibkan atas umatnya, dsb.
3. Nabi tinggalkan padahal pendorongnya ada dan penghalangnya tidak ada. Seperti Nabi tidak adzan dan iqomah untuk sholat hari raya padahal itu dibutuhkan dan Nabi mampu melakukannya.
Hukumnya
~ Untuk keadaan yang pertama, setelah nabi wafat ketika pendorongnya telah ada dan dibutuhkan juga mashlahatnya besar atau untuk menghindari mudlorot maka diperbolehkan dan tidak dianggap bid'ah.
Seperti membuat ilmu nahwu shorof, ilmu ushul fiqih, ilmu hadits dsb. Dan ilmu ilmu ini mashlahatnya amat besar untuk menjaga alquran dan sunnah, bahkan bila ditinggalkan akan menimbulkan mudlorot.
~ Untuk keadaan yang kedua juga diperbolehkan bila penghalang telah hilang dan dibutuhkan. Oleh karena itu Umar melaksanakan sholat taraweh berjamaah setiap malam karena penghalangnya yaitu khawatir diwajibkan sudah tidak mungkin lagi.
Oleh karena itu Umar berkata: "ini sebaik baiknya bid'ah."
Maksudnya bid'ah secara bahasa sebagaiman yang dikatakan oleh ibnu Rojab.
Dua jenis ini yang disebut oleh para ulama ushul fiqih sebagai mashlahat mursalah atau dengan bahasa sebagian ulama: "bid'ah hasanah."
~ Adapun yang ketiga maka Nabi sengaja meninggalkannya untuk menjadi ilmu bagi umatnya bahwa itu tidak disyariatkan.
Yang jenis ini bila dilakukan bisa jadi bid'ah. Jenis ini yang dianggap sebagai bid'ah yang sesat.
Sebagai renungan saja, perayaan kelahiran nabi bila kita masukkan dalam tiga keadaan di atas jenisnya apa?
Pendorong untuk merayakannya padahal ada di zaman nabi dan para shahabatbya yaitu cinta nabi.
Penghalangnya pun tidak ada. Mereka mampu melakukannya. Namun mereka tidak melakukannya.
Hakikat cinta adalah dengan mengikuti sunnahnya dan bergembira dengan mempelajari ajarannya.
[Cerkiis.blogspot.com, Sumber: https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=599947340198714&id=100005503590633 Penulis : Ustadz Abu Yahya Badru Salam]