Jumat, 01 Juli 2016

Hubungan Intim (Bercumbu) Di Bulan Puasa Puasa Batal? Dan Batasan Mencumbu Istri ketika Puasa


Hubungan Intim (Bercumbu) Di Bulan Puasa Puasa Batal?

[1].  Hubungan Intim Setelah Sahur di Bulan Ramadhan

Pertanyaan :
Bagaimana hukumnya bersetubuh setelah sahur,,mohon penjelasan?? trim (dari : xxx)

Bukti Kenabian Dalam Perang Khandaq

Bukti Kenabian Dalam Perang Khandaq

JUM'AT, 26 Ramadhan 1437 H / 01 Juli 2016 M / 17: 50 WIB

BAHASAN : SIRAH NABI

BUKTI KENABIAN DALAM PERANG KHANDAQ


Pada edisi sebelumnya disebutkan keputusan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menggali khandaq (parit) untuk menghambat gerakan musuh. Di saat pengagalian parit inilah terlihat beberapa mu’jizat Rasûlullâh yang menguatkan dan membuktikan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam benar-benar utusan Allâh sebagai nabi dan rasul. Diantara bukti-bukti tersebut :

Perang Khandaq

Perang Khandaq

JUM'AT, 26 Ramadhan 1437 H / 01 Juli 2016 M / WIB

BAHASAN : SIRAH NABI

PERANG KHANDAQ


Menurut pendapat jumhur Ulama, perang Khandaq terjadi pada bulan Syawwal tahun lima hijriyah dan sebagian Ulama yang lain menyebutkan bahwa peperangan ini berkecamuk pada bulan Syawwal tahun keempat hijriyah. Al-Baihaqi memandang bahwa pada dasarnya kedua pendapat ini tidak beda. Karena yang berpendapat perang ini terjadi pada tahun ke-4 maksudnya empat tahun setelah Rasûlullâh hijrah ke Madinah dan sebelum tahun ke-5 berakhir.[1]

PEMICU PERANG[2] :

Pemicu perang Khandaq ini dendam lama orang-orang Yahudi yang di usir oleh Rasûlullâh dari Madinah dalam perang Bani Nadhir. Mereka diusir karena mereka menghianati perjanjian yang dibuat dengan Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Berita Dusta

Berita Dusta

JUM'AT, 26 Ramadhan 1437 H / 01 Juli 2016 M / 15:50 WIB

BAHASAN : SIRAH NABI

BERITA DUSTA[1]


Setelah gagal menyulut sentimen kesukuan ditengah para shahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kaum munafik tidak lantas putus asa. Mereka memanfaatkan insiden lain untuk menyebar racun di tengah kaum Muslimin. Peristiwa ini terkenal dengan haditsul ifki (kisah dusta).

Kisah ini bermula ketika istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mendapat giliran menyertai beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam perang Muraisi’ ini yaitu ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma kehilangan kalungnya saat perjalanan menuju Madinah pasca peperangan.

Perang Bani Mushtaliq Atau Muraisi

Perang Bani Mushtaliq Atau Muraisi

JUM'AT, 26 Ramadhan 1437 H / 01 Juli 2016 M / 07:41 WIB

BAHASAN : SIRAH NABI

PERANG BANI MUSHTALIQ ATAU MURAISI


Para ahli sirah sepakat bahwa Bani Musthaliq adalah bagian dari kabilah Bani Khuza’ah yang memiliki hubungan persaudaraan dengan Aus dan Khazraj di Madinah. Bani Musthaliq bertempat tinggal di daerah Qudaid dan Asafân yang merupakan wilayah tengah daerah kabilah Bani Khuza’ah yang membentang di sepanjang jalur Makkah dan Madinah mulai dari Marraz Zahran sampai al-Abwa’. Sebuah posisi yang strategis bagi dua pihak yang sedang berseteru yaitu pihak Quraisy dan pihak Kaum Muslimin. Bani Khuza’ah memiliki perjanjian damai dengan kaum Muslimin, meskipun kesyirikan masih mengakar di tengah mereka dan jarak mereka ke Makkah lebih dekat bila dibandingkan jarak mereka ke Madinah. Diantara penyebab kentalnya suasana kesyirikan di Bani Khuza’ah yaitu adanya berhala Manat di tengah mereka. Berhala ini termasuk diantara berhala yang ramai dikunjungi oleh orang arab pada musim haji. Kedatangan banyak orang untuk berziarah ke wilayah mereka mendatangkan keuntungan materi bagi Bani Khuzâ’ah, disamping “keuntungan” yang bersifat non-materi. Kondisi ini ditengarai menjadi salah satu penyebab keterlambatan mereka dalam memeluk Islam, sebagaimana kondisi Makkah.

Perang Badar Jilid 2 Dan Perang Dumatul Jandal

Perang Badar Jilid 2 Dan Perang Dumatul Jandal

JUM'AT, 26 Ramadhan 1437 H / 01 Juli 2016 M / 06:39 WIB

PERANG BADAR JILID 2 DAN PERANG DUMATUL JANDAL

BAHASAN SIRAH NABI

PERANG BADAR JILID2

Pada akhir Perang Uhud yang mengakibatkan banyak kaum Muslimin gugur sebagai syahid, panglima perang Quraisy, yaitu Abu Sufyân sebelum meninggalkan arena pertempuran, ia sempat berkoar-koar dan melontarkan tantangan, “Tahun depan kita bertempur (lagi) di Badar (Shafra'[1] )!” Mendengar tantangan ini, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh salah seorang Sahabat untuk menjawab tantangan tersebut dan menyanggupinya.[2]

Peperangan Dzat Ar-Riq'a

Peperangan Dzat Ar-Riq'a

JUM'AT, 26 Ramadhan 1437 H / 01 Juli 2016 M / 06:15 WIB

PEPERANGAN DZAT AR-RIQA’

BAHASAN : SIRAH NABI

KENAPA DINAMAKAN DZAT AR-RIQA’


Dalam Shahîhul Bukhâri[1] dari Sahabat Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu anhu disebutkan, “Dinamakan Dzât ar-Riqâ’ (secara bahasa artinya tambalan-red) karena para Sahabat menambal luka pada kaki mereka dengan kain, akibat menempuh perjalanan dengan jalan kaki karena kendaraan (tunggangan) sangat terbatas, sehingga mereka terpaksa bergiliran untuk mengendarainya. Satu kendaraan untuk enam orang secara bergantian.

Perang Bani Nadhir

Perang Bani Nadhir

JUM'AT, 26 Ramadhan 1437 H / 01 Juli 2016 M / 04:38 WIB

BAHASAN : SIRAH NABI

PERANG BANI NADHÎR


TAHUN TERJADINYA PEPERANGAN

Para Ulama ahli sirah berbeda pendapat tentang kapan perang Bani Nadhîr berkecamuk. Az-Zuhri rahimahullah [1] menganggap peperangan ini terjadi enam bulan pasca perang Badar Kubra. Ini berarti peperangan ini terjadi sebelum perang Uhud. Ulama’ lain berpendapat bahwa peperangan ini terjadi setelah perang Uhud, tepatnya pada bulan Rabi’ul Awwal, tahun ke-4 hijrah.

Antara Tragedi Raji, Bi’r Maunah Dan Qunut Nazilah

Antara Tragedi Raji ; Bi'r Maunah Dan Qunut Nazilah

BAHASAN : SIRAH NABI

ANTARA TRAGEDI RAJI, BI’R MAUNAH DAN QUNUT NAZILAH


Pada bahasan sebelumnya disampaikan sebuah peristiwa tragis yang menimpa para shahabat Rasûlullâh yang berjumlah 10 dibawah pimpinan ‘Ashim bin Tsabit al-Aqlah. Mereka diutus oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai respon terhadap permintaan utusan kabilah Bani Udhal dan al-Qarrah yang meminta bantuan tenaga untuk mengajari mereka tentang agama Islam. Namun itu hanya akal bulus mereka saja. Para shahabat ini kemudian dibantai didekat mata air Bani Hudzail, didaerah Raji’, kecuali Khubaib dan Zaid Radhiyallahu anhuma. Oleh karenanya rombongan ini disebut sariyatur Raji’.

Pasca Perang Uhud

Pasca Perang Uhud

BAHASAN : SIRAH NABI

PASCA PERANG UHUD[1]


Banyaknya kaum Muslimin yang syahîd (gugur sebagai syahîd) dalam perang Uhud membuat orang-orang kafir mengira mental kaum Muslimin down. Dugaan ini membuat mereka semakin berani dan lancang terhadap kaum Muslimin. Terbukti dengan beberapa peristiwa pasca perang Uhud.

1. Perang Hamrâ’ul Asad

Tidak lama setelah perang Uhud, kaum musyrikin berniat untuk menyerang kembali demi menghabisi kaum Muslimin. Ketika mendengar rencana buruk mereka ini, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memobilisasi para shahabat beliau Shallalahu ‘alaihi wa sallam untuk menyongsong kedatangan musuh. Namun dalam perang kali ini, para shahabat yang diijinkan ikut hanyalah mereka yang sudah terjun dalam perang Uhud, kecuali Jâbir bin Abdullah Radhiyallahu anhuma yang diijinkan ikut meski beliau Radhiyallahu anhu absen dalam perang Uhud karena saat itu bapaknya menugaskannyanya menjaga saudara-saudara perempuannya di Madinah. Mesti kondisi fisik para shahabat belum pulih pasca perang Uhud, namun mereka tetap taat terhadap perintah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berangkat sampai disuatu daerah yang bernama Hamra’ul Asad [2].