Kamis, 22 September 2022

Dasar Islam Adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah (2)


Kesebelas 
DASAR ISLAM ADALAH AL-QUR-AN DAN AS-SUNNAH YANG SHAHIH MENURUT PEMAHAMAN SALAFUSH SHALIH

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

C. Dalil-Dalil dari Penjelasan Salafush Shalih

اللهِ اللهُ الَ: اِتَّبِعُوْا لاََ ا لُّ لاَلَةٌ.

Dari 'Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Hendaklah kalian mengikuti dan janganlah kalian melakukan bid'ah. Sungguh kalian telah dicukupi dengan Islam ini, dan setiap bid'ah adalah kesesatan . [1]

Dasar Islam Adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah (1)


Kesebelas
DASAR ISLAM ADALAH AL-QUR-AN DAN AS-SUNNAH YANG SHAHIH MENURUT PEMAHAMAN SALAFUSH SHALIH[1]

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Islam bersumber kepada Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih menurut pemahaman Salafush Shalih. Sedangkan yang dimaksud Salafus Shalih adalah para Shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seorang muslim berkewajiban untuk mengikuti (ittiba’) kepada manhaj (metode) Salafush Shalih ini. Adapun dalil-dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah sebagai berikut:

Hadits-Hadits Tentang Kesempurnaan Islam


Kesepuluh
ISLAM ADALAH AGAMA YANG SEMPURNA

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

C. Hadits-Hadits Tentang Kesempurnaan Islam
Hadits Pertama:

اللهُ الَ: ا لُ اللهِ لَّى اللهُ لَيْهِ لَّمَ ا ائِرٌ لِّبُ احَيْهِ الْهَوَاءِ لاَّ ا لْمًا. الَ: الَ لَّى اللهُ لَيْهِ لَّمَ : ا الْجَنَّةِ اعِدُ النَّارِ لاَّ لَكُمْ.

Dari Shahabat Abu Dzarr Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah pergi meninggalkan kami (wafat), dan seekor burung yang terbang membalik-balikkan kedua sayapnya di udara itu beliau mengatakan Shallallahu 'alaihi wa sallam telah pergi ke ilmunya kepada kami.” Berkata Abu Dzarr Radhiyallahu anhu, “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, 'Tidak ada sesuatu yang tertinggal di Surga dan juga dari Neraka telah dijelaskan semuanya kepada kalian.' ” [1]

Definisi Bid’ah


Kesepuluh
ISLAM ADALAH AGAMA YANG SEMPURNA

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

B. Definisi Bid’ah
Bid’ah sama dengan kata al-ikhtira’ yaitu yang baru yang diciptakan tanpa ada contoh sebelumnya[1]. Imam asy-Syathibi berkata ketika mendefinisikan bid’ah, “Bid’ah adalah cara baru dalam agama yang dibuat menyerupai syari’at dengan maksud untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah.”[2]

Ungkapan ‘cara baru dalam agama’ itu maksudnya, bahwa cara yang dibuat itu disandarkan oleh pembuatnya kepada agama. Tetapi sesungguhnya cara baru yang dibuat itu tidak ada dasar pedomannya dalam syari’at. Sebab dalam agama terdapat banyak cara, di antaranya ada cara yang berdasarkan pedoman asal dalam syari’at, tetapi juga ada cara yang tidak mempunyai pedoman asal dalam syari’at. Maka, cara dalam agama yang termasuk dalam kategori bid’ah adalah apabila cara itu baru dan tidak ada dasarnya dalam syari’at.

Islam Adalah Agama Yang Sempurna


Kesepuluh
ISLAM ADALAH AGAMA YANG SEMPURNA

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Agama Islam sudah sempurna, tidak boleh ditambah dan dikurangi. Kewajiban umat Islam adalah ittiba’.

Allah Azza wa Jalla berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah/5: 3]

Islam Adalah Agama yang Mudah


Kesembilan
ISLAM ADALAH AGAMA YANG MUDAH[1]

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Islam adalah agama yang mudah dan sesuai dengan fitrah manusia. Islam adalah agama yang tidak sulit. Allah Azza wa Jalla menghendaki kemudahan kepada umat manusia dan tidak menghendaki kesusahan kepada mereka. Allah Azza wa Jalla mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rahmat.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” [Al-Anbiyaa/21: 107]

Rabu, 21 September 2022

Keindahan Islam yang Berupa Perintah dan Larangan


Kedelapan
KEUTAMAAN ISLAM DAN KEINDAHANNYA

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

A. Keindahan Islam yang Berupa Perintah-Perintah:[1]

1. Islam memerintahkan kita agar bertauhid secara murni (beribadah hanya kepada Allah Azza wa jalla saja, tidak kepada yang selain-Nya), ber‘aqidah yang benar sesuai dengan pemahaman para Shahabat karena yang demikian itu dapat membawa kepada ketentraman hati. ‘Aqidah yang diajarkan Islam dapat menjadikan mulia, menampakkan harga diri dan memberikan kelezatan iman.

Keutamaan Islam Dan Keindahannya


Kedelapan
KEUTAMAAN ISLAM DAN KEINDAHANNYA[1]

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Islam adalah agama yang memiliki banyak keutamaan yang agung dan membuahkan hal-hal yang terpuji dan hasil-hasil yang mulia. Di antara keutamaan dan keindahan Islam adalah:

1. Islam menghapus seluruh dosa dan kesalahan bagi orang kafir yang masuk Islam.
Dalilnya adalah firman Allah Azza wa Jalla :

قُل لِّلَّذِينَ كَفَرُوا إِن يَنتَهُوا يُغْفَرْ لَهُم مَّا قَدْ سَلَفَ وَإِن يَعُودُوا فَقَدْ مَضَتْ سُنَّتُ الْأَوَّلِينَ

“Katakanlah kepada orang-orang kafir itu, (Abu Sufyan dan kawan-kawannya) ‘Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang telah lalu; dan jika mereka kembali lagi (memerangi Nabi), sungguh akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang terdahulu (dibinasakan).” [Al-Anfaal/8: 38]

Pengertian Ibadah Dalam Islam


Ketujuh
PENGERTIAN IBADAH DALAM ISLAM[1]

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

A. Definisi Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:

1).   Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
2).   Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3).   Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.

Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan.

Konsekuensi Dan Tanda-Tanda Cinta Kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam


Keenam
IMAN KEPADA NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Konsekuensi Dan Tanda-Tanda Cinta Kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam:

A. Mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharuskan adanya pengagungan, memuliakan, meneladani beliau dan mendahulukan sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam atas segala ucapan makhluk serta mengagungkan Sunnah-Sunnahnya.

B. Mentaati apa yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan
Allah memerintahkan setiap Muslim dan Muslimah untuk taat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena dengan taat kepada beliau menjadi sebab seseorang masuk Surga.

Selasa, 20 September 2022

Iman Kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam


Keenam
IMAN KEPADA NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Muhammad Rasulullah[1] صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ

Beliau adalah Abul Qasim Muhammad bin ‘Abdillah bin ‘Abdil Muththalib bin Hasyim bin ‘Abdi Manaf bin Qushayy bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan, dan ‘Adnan adalah salah satu putera Nabi Allah Isma’il bin Ibrahim al-Khalil -salam terlimpah atas Nabi kita dan atas keduanya-.

Keutamaan Tauhid


Kelima
KEUTAMAAN TAUHID[1]

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Orang yang bertauhid kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki banyak keutamaan, antara lain:

1. Orang yang bertauhid kepada Allah akan dihapus dosa-dosanya.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘aliahi wa sallam dalam sebuah hadits qudsi, dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Yang Mahasuci dan Mahatinggi berfirman:

…يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكُ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً.

‘…Wahai bani Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika mati tidak menyekutukan Aku sedikit pun juga, pasti Aku akan berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.’”[2]

Kesyirikan Dan Bahayanya, Akibat Orang yang Berbuat Syirik


Keempat
AZAS ISLAM ADALAH TAUHID DAN MENJAUHKAN SYIRIK

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

C. Syarat-Syarat لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
Syarat Pertama: اَلْعِلْمُ (Al-‘Ilmu/ Mengetahui)
Yaitu mengetahui arti dari kalimat لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (laa ilaaha illallaah).

Allah Azza wa Jalla berfirman:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ

“Maka ketahuilah bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah…” [Muhammad/47: 19]

Azas Islam Adalah Tauhid Dan Menjauhkan Syirik


Keempat
AZAS ISLAM ADALAH TAUHID DAN MENJAUHKAN SYIRIK

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Setiap muslim wajib mentauhidkan Allah Azza wa Jalla dan meninggalkan segala bentuk kesyirikan. Seorang muslim juga mesti mengetahui pengertian tauhid, makna syahadat, rukun syahadat dan syarat-syaratnya supaya ia benar-benar memahami tauhid.

Kalimat tauhid bagi kaum muslimin, khususnya Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah kalimat yang sudah tidak asing lagi, karena tauhid bagi mereka adalah suatu ibadah yang wajib dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dan yang pertama kali didakwahkan sebelum yang lainnya.

Karakteristik Agama Islam


Ketiga
KARAKTERISTIK AGAMA ISLAM[1]

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Di antara karakteristik yang mengokohkan kelebihan Islam dan membuat umat manusia sangat membutuhkan agama Islam adalah sebagai berikut:

1. Islam datang dari sisi Allah Subhanahu wa Taala dan sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa yang menjadi mashlahat (kebaikan) bagi hamba-hamba-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

“Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui.” [Al-Mulk/67: 14]

Pengertian Islam dan Tingkatannya


Kedua
PENGERTIAN ISLAM DAN TINGKATANNYA

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

A. Pengertian Islam
Islam secara etimologi (bahasa) berarti tunduk, patuh, atau berserah diri. Adapun menurut syari’at (terminologi), apabila dimutlakkan berada pada dua pengertian:

Pertama: Apabila disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata iman, maka pengertian Islam mencakup seluruh agama, baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), juga seluruh masalah ‘aqidah, ibadah, keyakinan, perkataan dan perbuatan. Jadi pengertian ini menunjukkan bahwa Islam adalah mengakui dengan lisan, meyakini dengan hati dan berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla atas semua yang telah ditentukan dan ditakdirkan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang Nabi Ibrahim Alaihissallam[1] :

إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ

“(Ingatlah) ketika Rabb-nya berfirman kepadanya (Ibrahim), ‘Berserahdirilah!’ Dia menjawab: ‘Aku berserah diri kepada Rabb seluruh alam.’” [Al-Baqarah/2: 131]

Senin, 19 September 2022

Mensyukuri Nikmat Islam yang Allah Karuniakan Kepada Kita


Pertama
MENSYUKURI NIKMAT ISLAM YANG ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA KARUNIAKAN KEPADA KITA

Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Allah Azza wa Jalla berfirman:

اللَّهُ لِلْإِسْلَامِ لَّهُ لْ ا ا ا السَّمَاءِ لِكَ لُ اللَّهُ الرِّجْسَ لَى الَّذِينَ لَا

“ Barangsiapa yang menjanjikan Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan pembukaan untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa memperhatikan-Nya menjadi sesat, Dia seakan-akan berada di dekat sempit dan sesak, dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman .” [Al-An'aam/6: 125]

Prinsip Dasar Agama Islam


PRINSIP DASAR AGAMA ISLAM

MUQADDIMAH

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَـادِيَ لَهُ، وَأَشْـهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

Segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

Hukum Haidh Dan Nifas


KITAB THAHARAH (PERIHAL BERSUCI)

Oleh Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi

Hukum Haidh Dan Nifas
Haidh adalah darah yang dikenal para wanita. Tidak ada ba-tasan tentang waktu maksimal dan minimalnya dalam syari'at. Itu semua berpulang pada kebiasaan masing-masing.

Sedangkan nifas adalah darah yang keluar karena kelahiran. Batasan maksimal adalah empat puluh hari.

Dari Ummu Salamah Radhiyallahu anhuma, ia berkata:

انَتِ النُّفَسَاءُ لِسُ لَى لِ اللهِ لَّى اللهُ لَيْهِ لَّمَ ا.

“Dulu para wanita yang nifas pada masa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menahan diri selama empat puluh hari.” [1]

Jika ia melihat dirinya telah suci (dengan terhentinya darah-pent.) sebelum empat puluh hari, maka dia harus mandi dan saat itu ia telah suci. Namun, jika darahnya terus mengalir setelah empat puluh hari, maka dia harus mandi pada keempat puluh dan ia suci ketika itu.

Minggu, 18 September 2022

Bahaya Memanggil Dengan Kafir Atau Fasiq


BAHAYA MEMANGGIL DENGAN KAFIR ATAU FASIQ

عَنْ أَبِي ذَرٍّ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏ “‏ لَيْسَ مِنْ رَجُلٍ ادَّعَى لِغَيْرِ أَبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُهُ إِلاَّ كَفَرَ وَمَنِ ادَّعَى مَا لَيْسَ لَهُ فَلَيْسَ مِنَّا وَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ وَمَنْ دَعَا رَجُلاً بِالْكُفْرِ أَوْ قَالَ عَدُوَّ اللَّهِ ‏.‏ وَلَيْسَ كَذَلِكَ إِلاَّ حَارَ عَلَيْهِ 

Dari Abu Dzar, dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Tidak ada seorang lelakipun yang mengakui bapak kepada orang yang bukan bapaknya padahal ia tahu (kalau itu bukan bapaknya), kecuali dia telah kufur. Barangsiapa yang mengaku sesuatu yang bukan haknya, berarti dia tidak termasuk golongan kami dan hendaklah ia menempati tempat duduknya dari api neraka. Dan barangsiapa yang memanggil seseorang dengan panggilan “kafir” atau “musuh Allah” padahal dia tidak kafir, maka tuduhan itu akan kembali kepada penuduh.

Siapakah Jama’ah Takfir wal Hijrah


SIAPAKAH JAMA’AH TAKFIR WAL HIJRAH ?

Oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsari Al-Maidani

Syaikh Nashir bin ‘Abdul Karim al-’Aql menjelaskan secara sekilas tentang jama’ah ini sebagai berikut.

Jama’ah takfir wal hijrah merupakan bukti keberadaan Khawarij pada abad ini. Mereka menamakan diri Jama’atul-Muslimin. Muncul di Mesir dan diprakarsai Syukri Musthafa, seorang mahasiswa Fakultas Pertanian di Asyuth (Universitas Asyuth).

Pemikiran-pemikiran Khawarij menghinggapi pikirannya setelah ia dihukum sekitar tahun 1385 H. Dia banyak mendapatkan paham ini ketika berada di dalam penjara, hingga sekitar tahun 1391 H. Akhirnya jama’ahnya bertambah besar dan pemikirannya kian berkembang. Sikap mereka sangat berlebih-lebihan, hingga tokoh-tokoh mereka terbunuh setelah mereka menculik Dr. Muhammad Husain adz-Dzahabi.

Beda Salafi Dengan Takfiri


BEDA SALAFI DENGAN TAKFIRI

Mengingat kemunculan Khawarij itu bersifat terus menerus hingga kemunculan Dajjal dan hakikat senyatanya dari diri mereka di berbagai masa dan daerah tidaklah diketahui oleh sebagian kaum muslimin sehingga sebagian orang Islam beranggapan bahwa Khawarij itu berada di atas kebenaran. Sebagaimana sebagian orang yang hidup di masa salaf tidak mengetahui hakikat mereka yang senyatanya. Karena itu suatu hal yang vital adalah upaya membedakan antara mereka para Khawarij dengan para pengikut Salaf Shalih. Terlebih lagi opini yang dibuat media massa yang memiliki berbagai pandangan, tendensi dan pengetahuan sangat mempengaruhi banyak orang. Kita saksikan bahwa media tidak bisa membedakan antara salafi dengan takfiri [baca : khariji] yang ini tentu saja sangat merusak citra dakwah salafiyyah. Akibatnya takfiri khariji yang menyimpang dari dakwah salafiyyah dinilai sebagai salafi. Pemikiran dan tindakan takfiri khariji pun dinilai sebagai bagian dari dakwah salafiyyah. Kondisi ini menuntut kita untuk menegaskan perbedaan antara dakwah salafiyyah dengan dakwah yang diusung oleh Khawarij yang main vonis kafir seenaknya.

Penjelasan Hai’ah Kibar Ulama Tentang Kecaman Terhadap Sikap Melampaui Batas dan Mengkafirkan Serta Dampaknya yang Berbahaya


PENJELASAN HAI’AH KIBAR ULAMA TENTANG KECAMAN TERHADAP SIKAP MELAMPAUI BATAS DAN MENGKAFIRKAN SERTA DAMPAKNYA YANG BERBAHAYA

Pertanyaan :
Pada hari-hari ini diperhatikan ada sebagian pemuda yang tergesa-gesa dalam menetapkan kafir serta terjerumusnya mereka dalam sikap berbahaya dengan segala dampaknya yang berbahaya terhadap para ulama dan kehormatannya. Mohon nasehatnya.

Nasehat Bagi Orang yang Mencela Saudaranya Seiman dan Menuduh Tanpa Bukti


NASEHAT BAGI ORANG YANG MENCELA SAUDARANYA SEIMAN DAN MENUDUH TANPA BUKTI

Pertanyaan :
Guruku, saya mencintai anda karena Allah. Harapanku anda dapat menjawab agar dapat membungkam orang-orang yang mencela ahli ilmu. Disana ada orang yang menuduh anda dengan takfir (suka mengkafirkan) dan Qutubiyah (condong ke pemikiran Sayyid Qutub) sebagaimana yang mereka istilahkan?

Khawarij Adalah Kelompok Sesat, Muncul Dari Waktu Ke Waktu


KHAWARIJ ADALAH KELOMPOK SESAT, MUNCUL DARI WAKTU KE WAKTU, DAN AKAN TERUS MUNCUL HINGGA MUNCULNYA DAJAL

Pertanyaan :
Berdasarkan panduan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Akan tumbuh remaja yang membaca Al-Quran tapi tak sampai melewati kerongkongan mereka, setiap kali keluar tanduknya, dia akan terpotong.” Lengkapnya, Ibnu Umar radhiallahu anhuma berkata, “Setiap kali keluar tanduknya, dia akan dipotong” lebih dari duapuluh kali (beliau katakan demikian), hingga keluar Dajal di daerah mereka.” Apakah mungkin dijelaskan kepada kami, siapakah khawarij yang dimaksudkan dalam hadits tersebut pada masa kita sekarang?

Hakikat Khawarij, Apakah Seorang Muslim Menjadi Khawarij Hanya Karena Dia Menyebutkan Suatu Perbuatan Sebagai Syirik?


HAKIKAT KHAWARIJ, APAKAH SEORANG MUSLIM MENJADI KHAWARIJ HANYA KARENA DIA MENYEBUTKAN SUATU PERBUATAN SEBAGAI SYIRIK?

Pertanyaan:
Ada kelompok tasawuf di tempat tinggal saya, mereka sangat jauh dari syariat Islam. Kadang mereka shalat menghadap kubur dan meminta syafaat kepada ahli kubur. Apabila disampaikan kepada mereka dalil-dalil dari Al-Quran dan Sunah atas batilnya perbuatan mereka dan bahwa hal itu merupakan kesyirikan dan bahwa hal tersebut merupakan kebiasaan bangsa Arab jahiliah, mereka segera menyebutkan hadits dalam shahih Bukhari dari Ibnu Umar radiallahu anhuma bahwa dia berkata tentang orang-orang khawarij bahwa mereka adalah seburuk-buruk makhluk Allah dan bahwa mereka mengambil ayat-ayat Allah yang berlaku terhadap orang kafir lalu mereka timpakan kepada orang-orang beriman. Dari sini orang-orang tasawuf menjadi terbiasa menuduh orang yang bertentangan dengan mereka sebagai khawarij. Apakah mungkin menjelaskan sedikit masalah ini dan latar belakang hadits tersebut?

Hakikat Murji’ah Menurut Ahlus Sunnah, Hizbiyyun Dan Harakiyyun


HAKIKAT MURJI`AH MENURUT AHLUS-SUNNAH , HIZBIYYUN, DAN HARAKIYYUN

Oleh Al-Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas حفظه الله

PENGERTIAN IRJA’ DAN MURJI`AH
Al-Irja` menurut bahasa memiliki beberapa arti, yaitu: harapan, takut, mengakhirkan, dan memberikan harapan.

Al-Irja` dengan makna harapan, seperti pada firman Allah Subhanahu wa ta’ala:

وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ

Dan kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. (an-Nisaa`/4:104), maknanya, adalah kalian memiliki harapan kepada Allah yang tidak dimiliki oleh mereka.

Al-Irja` dengan makna takut, seperti pada firman-Nya:

مَا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا

Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah? (Nuh/71:13), maknanya, adalah mengapa kalian tidak takut terhadap adzab Allah.

Sedangkan al-Irja` dengan makna mengakhirkan, seperti pada firman-Nya:

قَالُوا أَرْجِهْ وَأَخَاهُ

Beri tangguhlah ia dan saudaranya… (al-A’raaf/7: 111).

Bantahan Terhadap Pemikiran Murji’ah


BANTAHAN TERHADAP PEMIKIRAN MURJI’AH

Oleh Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari

Sesungguhnya kebaikan manusia, baik di dunia maupun di akhirat, itu semua tergantung pada keimanannya yang benar. Dengan iman yang benar, seorang hamba akan hidup bahagia, dan ia selamat dari berbagai keburukan dan kesusahan di dunia dan di akhirat. Dengan iman, seorang hamba meraih pahala dan masuk surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Di dalamnya terdapat berbagai kesenangan yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas pada hati manusia. Demikian juga, dengan iman seorang hamba akan selamat dari neraka, dengan berbagai siksanya yang tiada tara. Maka menjadi keharusan, jika pengetahuan tentang iman yang benar merupakan ilmu yang sangat penting dan pantas untuk diperhatikan.

MAKNA IMAN MENURUT AHLUS-SUNNAH
Secara bahasa, iman ada yang mengartikan dengan tashdîq (membenarkan), tuma`nînah (ketentraman), dan iqrar (pengakuan). Dan makna poin ketiga inilah yang paling tepat.

Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Telah diketahui bahwasanya iman adalah iqrar (pengakuan), tidak semata-mata tashdîq (membenarkan). Dan iqrar (pengakuan) memuat perkataan hati, yakni tashdîq (membenarkan), dan perbuatan hati, yakni inqiyad (ketundukan hati)”.[1]

Sabtu, 17 September 2022

3 Wasiat Nabi


Kita mungkin pernah mendengar istilah ulama menyebut “Jawami’ul Kalim”. Istilah itu memiliki makna: bahasa yang singkat, namun punya makna yang sangat mendalam. Hal inilah yang sering kita jumpai dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah satunya dalam hadits berikut,

عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ ” [رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]

“Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskan (keburukan). Dan pergauilah manusia dengan akhlak yang mulia.” (HR. At-Tirmidzi, dan dia berkata: Hadits Hasan Shahih).

Pengaruh Buruk Pemikiran Murji’ah


PENGARUH BURUK PEMIKIRAN MURJI’AH

Oleh Ustadz Kholid Syamhudi Lc

Perpecahan kaum Muslimin menjadi kelompok-kelompok yang mengusung beragam pemikiran, sungguh merupakan kenyataan yang tidak bisa dimungkiri. Perpecahan ini, tidak lain, karena kaum Muslimin jauh dari ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan jauh dari pemahaman para sahabatnya dalam beragama. Mengenai perpecahan ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah mensinyalir dalam sebuah hadits:

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ يَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّهَا ضَلَالَةٌ فَمَنْ أَدْرَكَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَعَلَيْهِ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

Sesungguhnya, barangsiapa di antara kalian yang hidup, maka ia akan melihat perselisihan yang banyak. Dan berhati-hatilah kalian dari perkara yang baru, karena ia adalah kesesatan. Barang Usiapa di antara kalian yang mendapatinya, maka wajib berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para khulafa-ur rasyidin al-mahdiyin; gigitlah ia dengan gigi gerahammu. [HR at-Tirmidzi].

Perjalanan sejarah telah membuktikan kebenaran wasiat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini. Awal perselisihan atau perpecahan ini muncul pada akhir kekhilafahan Khulafa-ur-Rasyidin. Di dalam Majmu’ al-Fatâwa (10/354), Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyebutkan, bahwa kebanyakan perbuatan bid’ah yang berhubungan dengan i’tikad dan ibadah, hanya terjadi pada akhir masa kekhilafahan Khulafa-ur-Rasyidin.[1]

Bahaya Fanatisme Golongan


BAHAYA FANATISME GOLONGAN[1]

Oleh Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali

Sesungguhnya cobaan yang menimpa umat Islam tidak hanya terbatas pada satu sisi tertentu saja. Bahkan meluas sampai pendidikan dengan mengerahkan segenap unsur dan sarananya untuk merubah aqidah, nilai-nilai, dan akhlak Islam. Sehingga orang yang menjadi sasaran rencana-rencana setan itu berada di dalam puncak kegembiraan, dia menyangka berada di atas kemajuan yang hebat. Oleh karena itu, sesungguhnya para ahli maksiat di kalangan kaum muslimin dewasa ini menjadi korban pendidikan yang salah, yang menjadikan mereka hanya memikirkan dunia. Pendidikan tersebut semenjak awal menghendaki kekafiran, kefasikan, dan kemaksiatan bagi kaum muslimin. Allah Ta’ala berfirman:

وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ  

Sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri. [al-Baqarah/2:109].

Allah juga berfirman:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang-orang yang diberi al-Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. [Ali ‘Imran/3:100].

Membongkar Kesesatan Dan Penyimpangan Gerakan Dakwah Ikhwanul Muslimin


MEMBONGKAR KESESATAN DAN PENYIMPANGAN GERAKAN DAKWAH IKHWANUL MUSLIMIN

Oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary Al-Medany

SEJARAH IKHWANUL MUSLIMIN
Ikhwanul Muslimin adalah pergerakan Islam – yang didirikan oleh Hasan Al-Banna (1906-1949 M) di Mesir pada tahun 1941 M. Diantara tokoh-tokoh pergerakan itu ialah : Said Hawwa, Sayyid Quthub, Muhammad Al-Ghazali, Umar Tilimsani, Musthafa As-Siba`i, dan lain sebagainya.

Sejak awal mula didirikan pergerakan ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran Jamaludin Al-Afghani, seorang penganut Syi`ah Babiyah, yang berkeyakinan wihdatul wujud. Dan keyakinan bahwa kenabian dan kerasulan diperoleh lewat usaha, sebagaimana halnya menulis dan mengarang. Dia (Jamaludin Al-Afghani) kerap mengajak kepada pendekatan Sunni-Syiah [1] bahkan juga mengajak kepada persatuan antar agama [2]

Gerakan itu lalu bergabung ke banyak negara seperti: Syiria, Yordania, Iraq, Libanon, Yaman, Sudan dan lain sebagainya [3]. Ia (Jamaludin Al-Afghani) telah dihukumi /dinyatakan oleh para ulama negeri Turki, dan sebagian masyayikh Mesir sebagai orang Mulhid, kafir, zindiq, dan keluar dari Islam.

Selasa, 13 September 2022

Hukum Memasukkan Orang Ke Group Whats App / Medsos Tanpa Izin Dalam Islam



HUKUM MEMASUKKAN ORANG KE GRUP WHATSAPP / MEDSOS TANPA IZIN DALAM ISLAM

Hukum memasukkan orang ke grup whatsapp / medsos tanpa izin...

⚠️ Memasukan orang ke dalam grup whatsapp atau semisalnya tanpa izin adalah perbuatan yang kurang beradab. Karena bisa jadi orang yang dimasukkan itu tidak ridha dan merasa terganggu. 

👤 Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :

  الْمُسْلِمُ مَن سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِن لِسانِهِ ويَدِهِ 

"Seorang Muslim yang sejati adalah yang kaum Muslimin merasa selamat dari gangguan lisannya dan tangannya" (HR. Bukhari no.6484, Muslim no. 41). 

Sabtu, 10 September 2022

Menyanggah Buku “Ternyata Akhirat Tidak Kekal”


Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam yang menjanjikan kebahagiaan di surga bagi orang-orang yang bertakwa dan kesengsaraan di neraka bagi orang-orang yang kufur lagi durhaka. Shalawat dan salam kepada Nabi akhir zaman, sebagai penutup para Nabi dan panutan dalam meniti jalan yang lurus, begitu pula kepada keluarga dan para sahabatnya.

Allah Ta’ala berfirman,

فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ (106) خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ (107) وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ (108)

“Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Huud: 106-108)

Tanda Kebaikan Islam Seseorang


TANDA KEBAIKAN ISLAM SESEORANG

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: “Termasuk dari kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak penting baginya.” [HR Tirmidzi dan yang lainnya]

Imam Nawawi rahimahullah menyatakan dalam kitab Al Arba’in bahwa hadits ini derajatnya hasan. Syaikh Salim Al Hilali menyatakan dalam buku “Shahih Al Adzkar wa Dhaifuhu” hadits ini shahih lighairihi… Kesimpulannya hadits ini benar adanya dari Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam.

Imam Ibnu Rajab rahimahullah (wafat tahun 795 H) mengatakan:

“Hadits ini merupakan fondasi yang sangat agung dari fondasi-fondasi adab”.

Beliau juga menyatakan pula tentang pengertian hadits ini: “Sesungguhnya barangsiapa yang baik keislamannya, pasti ia meninggalkan ucapan dan perbuatan yang tidak penting baginya, ucapan dan perbuatan dia terbatas dalam hal yang penting baginya.” (Jami’ul Ulum wal Hikam)

Keajaiban Doa Ibu


KEAJAIBAN DOA IBU

Ketika saya sedang duduk di ruang kerja di kantor Islamic Center di Jeddah, Saudi Arabia di penghujung bulan Dzulhijjah 1429 H atau di akhir bulan Desember 2008 M, masuklah seorang anak remaja dengan mengenakan gamis, kopiah dan sorban merah sambil mengucapkan salam.

Setelah saya berkenalan dengannya ternyata dia adalah keponakan salah seorang pengurus dan relawan di kantor Islamic Center yaitu ustadz Muhammad Ash Shubhi yang datang ke kantor tiap hari Jumat untuk memberikan ceramah kepada para mualaf yang berasal dari Philpina. Nama anak tersebut Muadz Ash Shubhi berumur 17 tahun dan masih duduk di kelas 2 SMA.

Tampak dari anak tersebut wibawa dan penuh kedewasaan, saya tinggalkan pekerjaan saya dan duduk menemani Muadz untuk mengenal dia lebih jauh lagi. Ternyata dia telah selesai menghapal Al Quran 30 Juz, dan sekarang dia rajin mengulang hapalannya agar tidak lupa dan hilang. Ia terkadang mengimami shalat berjamaah di Masjid dekat rumahnya jika imam terlambat atau berhalanagan hadir. Dia juga aktif berperan sebagai muadzin di masjid tersebut sejak umur 14 tahun. Hanya saja terakhir ini pengurus masjid menggantikannya dengan muadzin dari orang dewasa dengan alasan dia masih anak-anak dan menjanjikan kepadanya jika telah selesai sekolah maka dia bisa menjadi muadzin lagi.

Jumat, 09 September 2022


Seandainya Aku Hidup di Zaman Rasulullah ﷺ

👉 Mungkin kita pernah berkata sebagaimana yang tertulis di dalam judul, “Seandainya aku hidup di zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka aku bisa menjadi bagian generasi manusia yang terbaik. Dan aku akan mendapatkan fadhilah keutamaan, sebagaimana yang didapatkan oleh para sahabat Rasulullah ﷺ.”

❌ Perkataan seperti ini sudah dilarang oleh para Ulama dan yang utamanya adalah dilarang oleh Sahabat Rasulullah ﷺ. Karena yang hidup di zaman Rasulullah ﷺ tidak semuanya beriman kepada Allah dan tentu adzab merekapun akan berlipat ganda karena permusuhan mereka yang sangat keras kepada Rasulullah ﷺ seperti Abu Jahl dan para pengikutnya.

👉 Dan juga perlu diketahui, cobaan para Sahabatpun lebih berat dan sulit dari cobaan yang kita terima. Diantara mereka ada yang dibunuh, dipanggang hidup-hidup, dan tubuhnya ditusuk dengan tonggak besi melalui kemaluannya dll. (Semoga Allah ﷻ meridhai mereka semua)

✔ Dengan seluruh cobaan ini, apa kita bisa memastikan bahwa kita mampu untuk menjaga keimanan kita?

✔ Maka dari itu, cukuplah bagi kita untuk mensyukuri nikmat Allah Ta’ala walau tidak berada di zaman para Sahabat.

Posisi orang yang menasihati seringkali tidak mengenakkan, ketika menasihati pentingnya mentaati orang tua kadang dianggap membela orang tua yang tidak bertangungjawab oleh anak yang menjadi korban kezaliman orang tua, padahal bukan itu maksud dari saudara kita yang menasihati, karena posisi dia sedang menasihati anak, bukan orang tua, tentu ketika menasihati orang tua dia akan menyampaikan betapa besar tanggung jawab dan kewajiban orang tua terhadap anak dan wajibnya memenuhi kewajiban tersebut dan larangan berbuat zalim kepada anak. 

Begitu pula ketika menasihati istri untuk taat pada suami, kadang dianggap membela para suami yang semena-mena kepada istrinya, padahal posisinya sedang menasihati istri, bukan suami.

Begitu pula ketika menasihat pentingnya rakyat bersabar terhadap para penguasa, sering diartikan menjilat dan mengamini kezaliman para penguasa, padahal posisinya sedang menasihati rakyat, bukan penguasa. 

Ketika mereka menasihati suami dan penguasa tentu tidak akan menggunakan wajibnya taat dan bersabar pada suami dan wajibnya taat dan bersabar pada penguasa tapi wajibnya memenuhi hak istri bagi suami dan memenuhi hak rakyat bagi para penguasa.

Semuanya kembali kepada mindset kita apakah kita siap menerima nasihat atau tidak, atau malah buruk sangka dengan yang menasihati kita, semoga kita dihindarkan dari yang demikian, baarakallahu fiikum . (Noor Akhmad Setiawan)

🌐 Cerkiis.blogspot.com

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat (mendapatkan) sesuatu yang dia sukai, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ

“ Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihat ”

(Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmatnya segala kebaikan menjadi sempurna).

Dan ketika beliau mendapatkan sesuatu yang tidak disukai, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan,

الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

“ Alhamdulillah ‘ala kulli hal ”

(Segala puji hanya milik Allah atas setiap keadaan). 

[HR. Ibnu Majah no. 3803. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan]

Artikel: muslim.or.id

🌐 Cerkiis.blogspot.com

Untuk Teman-teman yang merasakan dampak kenaikan harga barang-barang, semoga Allah senantiasa karuniai kesabaran dan keberkahan dalam rezekinya. Tetap jadikan Allah satu-satunya tempat bersandar dan mengadu.

- - - - -

🌐 Cerkiis.blogspot.com

Diriwayatkan, bahwasanya seorang Salaf berkata: 

“Seorang mukmin itu ialah menyedikitkan perkataan dan memperbanyak amal. Adapun orang munafik, ia memperbanyak perkataan dan menyedikitkan amal”.

[ Hashâ`idul-Alsun, hlm. 175-176. ]

artikel : almanhaj

🌐 Cerkiis.blogspot.com

8 Sikap Mengatasi Fitnah Dan Tuduhan


8 SIKAP MENGATASI FITNAH DAN TUDUHAN

Mungkin diantara kita selama hidup pernah difitnah atau dituduh. Ada yang dituduh sebagai pembohong, egois, tidak punya perasaan, pengkhianat, pencuri, dituduh selingkuh, dikatakan dzalim, munafik, sesat atau tuduhan-tuduhan lainnya.

Termasuk dzalim, menuduh dan memfitnah orang lain dengan sesuatu yang tidak dilakukannya. Jika anda dituduh dan difitnah oleh seseorang padahal anda merasa yakin tidak bersalah maka ada delapan sikap yang sebaiknya kita lakukan:

Selasa, 06 September 2022

Tata Cara Melaksanakan Shalat Di Dalam Pesawat


Tata Cara Melaksanakan Shalat Di Dalam Pesawat


Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz


Pertanyaan :

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Bagaimana seorang muslim melaksanakan shalat di dalam pesawat. Apakah lebih baik baginya shalat di pesawat di awal waktu ? Atau menunggu sampai tiba di airport, jika akan tiba pada akhir waktu shalat ?


Jawaban :

Yang wajib bagi seorang Muslim ketika sedang berada di pesawat, jika tiba waktu shalat, hendaknya ia melaksanakannhya sesuai kemampuannya. Jika ia mampu melaksanakannya dengan berdiri, ruku’ dan sujud, maka hendaknya ia melakukan demikian. Tapi jika ia tidak mampu melakukan seperti itu, maka hendaknya ia melakukan sambil duduk, mengisayaratkan ruku dan sujud (dengan membungkukkan badan). Jika ia menemukan tempat yang memungkinkan untuk shalat di pesawat dengan berdiri dan sujud di lantainya. maka ia wajib melakukannya dengan berdiri, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :


فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ


“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu” [At-Taghabun : 16]


Dan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada Imran bin Al-Hushain Radhiyallahu ‘anhu di kala ia sedang sakit.


صَلِّ قَائِمًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ


“Shalatlah dengan berdiri, jika kamu tidak sanggup maka dengan duduk, jika kamu tidak sanggup, maka dengan berbaring sambil miring” [HR Al-Bukhari dalam kitab shahihnya, kitab Taqshirus Sahalah 1117]


Dan diriwayatkan pula oleh An-Nasa’i dengan sanad yang shahih, dengan tambahan.


فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَمُستَلْقِيًا


“Jika kamu tidak sanggup, maka dengan berbaring terlentang”


Yang lebih utama baginya adalah shalat di awal waktu, tapi jika ia menundanya sampai akhir waktu dan baru melaksanakannya setelah landing, maka itupun boleh. Berdasarkan keumuman dalil-dalil yang ada. Demikian juga hukumnya di mobil, kereta dan kapal laut. Wallahu Waliyut Taufiq


[Fatawa MuhimahTata’allaqu Bish Shalah, hal 40-41, Syaikh Ibnu Baz]

_____


SHALAT DI DALAM PESAWAT


Oleh Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Ifta


Pertanyaan :

Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Ifta ditanya : Jika saya sedang bepergian dengan mengendarai pesawat, lalu tiba waktu shalat, bolehkan saya shalat di dalam pesawat atau tidak ?


Jawaban :

Alhamduillah. Jika waktu shalat sementara pesawat sedang terbang pada rutenya dan dikhawatirkan habisnya waktu shalat tersebut sebelum landing di salah satu airport, maka para ahlul ilmi telah sepakat akan wajibnya pelaksanaan shalat sesuai kemampuan dalam ruku’, sujud dan menghadap kiblat, berdasarkan firman Allah Ta’ala.


فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ


“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu” [At-Taghabun : 16]


Dan berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam


إِذَا أَمَرْتُكُمْ بِشَيْءٍ فَأْتُوْا مِنْهُ مَاا سْتَطَعْتُمْ


“Jika aku perintahkan kalian untuk melakukan sesuatu, maka lakukanlah apa yang kalian sanggupi” [Hadits Riwayat Muslim, kitab Al-Hajj 1337]


Adapun jika ia mengetahui bahwa ia akan tiba sebelum habisnya waktu shalat sekitar beberapa saat yang cukup untuk melaksanakannya, atau shalatnya termasuk yang bisa dijama’ dengan shalat lainnya, seperti shalat Zhuhur dengan Ashar atau Maghrib dengan Isya, atau ia tahu bahwa pesawat akan landing sebelum habisnya waktu shalat yang kedua, yaitu sekitar beberapa saat yang cukup untuk melaksanakan keduanya, maka para ahlul ilmi membolehkan pelaksanaannya di dalam pesawat karena wajibnya perintah pelaksanaan ketika masuknya waktu shalat.


Sebagian Ahlul ilmi dari golongan Maliki berpendapat tidak sah melaksanakannya di dalam pesawat, karena syarat sahnya shalat adalah diatas tanah atau di atas sesuatu yang berhubungan langsung dengan tanah, seperti kendaraan atau kapal, hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


جُعِلَتْ لِيَ اْلأَرْضُ مَسْجِدًا وَ طَهُوْرًا


“Tanah ini telah dijadikan tempat sujud bagiku dan dijadikan alat bersuci” [Al-Bukhari, kitab Tayamum 335, Muslim kitab Al-Masajid 521]


[Fatawa Islamiyah, Al-Lajnah Ad-Da’imah 1/227]


[Disalin dari Kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashiriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Penyusun Khalid Al-Juraisiy, Penerjmeah Musthofa Aini Lc Terbitan Darul Haq]


Cerkiis.blogspot.com

Tayammum Nabi


Sesungguhnya agama Islam ini adalah agama yang mudah. Allah Ta’ala tidaklah menghendaki kesulitan bagi para hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Dia (Allah) tidaklah sekali-kali menjadikan untuk kalian suatu kesempitan dalam agama.” (QS. Al Hajj: 78)

Rasulullah shollAllahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya agama ini (Islam) adalah mudah, tidaklah seseorang mempersulit agama ini kecuali terkalahkan.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Salah satu bentuk kemudahan dalam Islam ini adalah diperbolehkan bagi seseorang yang hendak melaksanakan sholat untuk bertayammum dengan tanah yang suci ketika dia tidak mendapatkan air untuk berwudhu.

Cara Tayamum yang Benar


Cara Tayamum yang Benar

Pertanyaan:
Assalamu ‘alaikum. Saya ingin menanyakan: bagaimana (cara) melakukan tayamum yang benar, dan apa dalilnya? Syukran (terima kasih). Iqbal Tawaqal (iqbalel***@****.co.id)

Minggu, 04 September 2022

Saat Harga Kebutuhan Semakin Melonjak


Saat Harga Kebutuhan Semakin Melonjak
Harga telor meroket, minyak goreng ganti harga, gula ikut-ikutan naik, harga sayuran pun cenderung melonjak. Tak perlu galau dan cemas kerena rezeki sudah ditentukan Allah ‘Azza wa Jalla. Renungkanlah ucapan menentramkan hati dari Abu Hazim Salamah bin Dinar (wafat 140 H),

يا أبا حازم أما ترى قد غلا السعر

“Wahai Abu Hazim, tidakkah engkau tahu bahwa harga barang semakin mahal?’

Maka beliau menjawab,

وما يغمكم من ذلك؟ إن الذي يرزقنا في الرخص هو الذي يرزقنا في الغلاء

“Lalu apa yang membuat kalian resah dengan hal itu? Sesungguhnya Dzat Yang memberi rizki kepada kita di saat harga murah, Dia juga Yang akan memberi rizki kepada kita di saat harga mahal” (Hilyatul Auliya, 3/239).

Nasehat Ketika Terjadi Kenaikan Harga Barang


Ketika Terjadi Kenaikan Harga Barang
Tanya :

Bagaimana sikap bijak ketika terjadi kenaikan harga barang. Krn pagi tadi, istri beli sayur. Smp rumah dia cerita, harga gorengan naik. Nampaknya, org sdh sibuk memikirkan kenaikan harga barang. Mohon nasehat, sikap bijak ketika terjadi kenaikan harga barang.

Jawab :

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Mudah mengeluh ketika sedang sulit merupakan salah satu karakter manusia.

إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا . إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا . وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا

Sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan memiliki sifat halu’, apabila dia sedang mengalami kesulitan, dia mudah berkeluh kesah,dan jika sedang mendapatkan kenikmatan, dia bersikap pelit. (QS. Al-Ma’arij: 19 – 21)

Karena yang dipikirkan manusia, bagaimana bisa hidup enak dan enak. Sehingga ketika mendapatkan kondisi yang tidak nyaman, mereka merasa sangat sedih, bahkan sampai stres.buku fikih halal haram dalam islam

Ada beberapa keterangan yang bisa kita petik sebagai ketika terjadi kenaikan harga barang,

Sabtu, 03 September 2022


Diriwayatkan, bahwasanya seorang Salaf berkata: 

“Diam adalah ibadah tanpa kelelahan, keindahan tanpa perhiasan, kewibawaan tanpa kekuasaan. Anda tidak perlu beralasan karenanya, dan dengannya aibmu tertutupi”.

[ Hashâ`idul-Alsun, hlm. 175-176. ]
_____

artikel : almanhaj.or.id

🌐 Cerkiis.blogspot.com

Pesan Terbaik Yang Kubaca Hari Ini

 
"Orang-orang mati itu terpenjara di alam kuburnya, mereka menyesal atas kehidupan dunia yang mereka sia-siakan (untuk mengejar dunia).

Ironisnya, orang-orang yang masih hidup di dunia malah memperebutkan dunia yang menjadi penyesalan para ahli kubur.. bahkan bisa jadi saling bunuh membunuh untuk mendapatkannya.

Maka, orang-orang yang sudah mati tidak bisa kembali kepada mereka yg masih hidup (untuk mengabarkan penyesalannya).. Sedangkan orang-orang yang masih hidup tidak bisa mengambil pelajaran dari mereka yang sudah mati (agar tidak menyesal nantinya)".
___

Sungguh sebuah kenyataan yang pahit dan dialami oleh banyak manusia.. mungkin saja, kita masuk di dalamnya.

Mari introspeksi jalan hidup kita.. minimal kita bisa lebih baik dari sebelumnya.. minimal kita bisa mengurangi penyesalan di kubur kita, wallahul musta'an.

[ Ustadz Ad Dariny ]

🌐 Cerkiis.blogspot.com

Diriwayatkan, bahwasanya seorang Salaf berkata: 

“Selama aku belum berbicara dengan satu kalimat, maka aku manguasainya. Namun jika aku telah mengucapkannya, maka kalimat itu menguasaiku”.

[ Hashâ`idul-Alsun, hlm. 175-176. ]

_____

artikel : almanhaj.or.id

🌐 Cerkiis.blogspot.com