Minggu, 16 April 2017

Muhammad bin Abdul Wahhab Ulama Pembela Dakwah Salafiyah


Oleh : Syaikh Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi Al Atsari

Sesungguhnya segala puji milik Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kami memohon pertolongan, ampunan, dan perlindungan kepada Allah Azza wa Jalla dari keburukan–keburukan diri kami dan kejelekan – kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka tidak ada seorangpun yang bisa menyesatkannya dan barang siapa disesatkan oleh Allah, maka tidak ada seorangpun yang bisa memberi petunjuk kepadanya Subhanahu wa Ta'ala.

Sabtu, 15 April 2017

Akulah Pemakan Riba !!!

(Tulisan: Prasetyo Budi Widodo di Purwokerto)

KISAH HIJRAH PEDAGANG BROWNIS YANG BIKIN HATI TERIRIS..

"AKULAH PEMAKAN RIBA!!"

Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh..
Saya adalah penebar riba.. saya bujuk orang-orang yang punya usaha untuk berhutang dengan bunga sekian % di bank BUMN tempat saya bekerja.. saya tipu mereka dengan berkata bahwa bunga pertahun hanya sekian % tetapi saya arahkan mereka untuk mengambil hutang lebih dari setahun, sehingga pendapatan bunga menjadi lebih besar!!

Target saya terlampaui!!
Saya menjadi prajurit terbaik!!
Dan saya menjadi ujung tombak perusahaan yang lihai dalam memasarkan kredit!!

Nasehat Ringkas Dalam Agama [44]

Nasehat Ringkas Dalam Agama [44]

Berikut ini adalah sebuah pesan sekaligus nasehat berharga yang kami ringkas dari berbagai sumber yang insya Allah dapat semakin menambah ilmu yang bermanfaat.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

441.

 : ‏قال ابن القيم
متى كان المال في يدك وليس في قلبك لم يضرك ولو كثر
ومتى كان في قلبك ضرك ولو لم يكن في يدك منه شيء
[مدارج السالكين(1/463)]

Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah :

"Kapan saja harta itu ada di tanganmu dan tidak didalam hatimu tidak memudharatkanmu meski banyak, dan kapan saja harta itu ada didalam hatimu ia memudharatkanmu meski tidak ada sedikitpun didalam tanganmu".

[ Madaarijus Saalikin 1/463 ]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

Minggu, 09 April 2017

Sebuah Masukan (4)


5. Pakar Hadits (Takhrij)
Al-Ustadz Adi Hidayat hafidhahullahdalam sebuah rekaman video pengajian yang berjudul Penjelasan Mengenai Doa Makan (Allahummabariklana) berkata (menit 02:38):
“Ada yang berkata begini, saya tanya dulu. Kalau saya baca Allaahumma baarik lanaa fii maa razaqtanaa, shahih atau dla’iif ? (Hadirin : ‘dla’iif). Ooo, dla’iif…. (Tertawa). Dari mana tahunya ? Dari guru… Yuk kita lihat kitab aslinya. Buka dulu Muwaththa’ Imam Malik nomor hadits 2772. Nabi tidak mengatakan. Nabi tidak mengatakan : ‘bacalah bismillah’. Hanya mengatakan : ‘sammilah’. Nama Allah ada berapa ? Banyak. Diantaranya 99. Jadi sepanjang kita menyebut nama Allah, dibuat umum untuk memudahkan. Sepanjang kita menyebut nama Allah dengan bahasa apapun, dengan bismillah, dengan ya Allah, dengan Allahumma, itu sudah benar. Nabi mengajarkan hadits yang panjang di Muwaththa’ Imam Malik kepada ‘Aliy bin Abi Thaalib. Bagaimana redaksinya ?. Kalau engkau mau makan : Qul, bismillaahir-rahmaanir-rahiim, Allahummaa baarik lanaa fiimaa razaqtanaa waqinaa ‘adzaaban-naar. Hadits itu shahih. Bahkan ada yang lebih panjang lagi. Sekarang darimana munculnya pernyataan hadits itu dla’if ?. Ternyata, ada orang keliru baca kitab. Dibaca di kitab Syaikh Al-Albani pembahasan hadits nomor 6390, pembahasan itu sedang membahas hadits hubungan suami istri. Jadi ada hadits dla’if berbunyi begini : Kalau seorang istri berhubungan, seorang suami istri berhubungan, yang sebelum berhubungannya dia membaca Allahummaa baarik lanaa fiimaa razaqtanaa waqinaa ‘adzaaban-naar, (hadirin tertawa), betul. Silakan dibuka. Maka anak yang lahir tidak akan disentuh oleh setan. Itu haditsnya. Dibahas oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani hadits ini kualitasnya dla’if, karena bertentangan dengan doa shahih yang diajarkan oleh Nabi. Orang-orang mengira, yang dla’if ini hadits tentang makanan. Padahal haditsnya berbeda. Jadi hadits tentang makanan terpisah dengan hadits yang tadi. Yang satu dla’if, yang lainnya shahih. Itu yang penting saya luruskan. Itu banyak sekali. Dan banyak orang keliru”

Kebaikan dan Kejelekan Terjadi atas Takdir (Qadar) Allah


Syaikhul-Islaam Abu ‘Utsmaan Ismaa’iil Ash-Shaabuuniy rahimahullah (w. 449 H) berkata:

ويشهد أهل السنة ويعتقدون : أن الخير والشر، والنفع والضر [والحلو] والمر بقضاء الله وقدره لا مرد لها ولا محيص ولا محيد عنها ، ولا يصيب المرء إلا ما كتب له ربه ، ولو جهد الخلق أن ينفعوا المرء بما لم يكتب الله له لم يقدروا عليه ، ولو جهدوا أن يضروه بما لم يقضه الله [عليه] لم يقدروا . على ما ورد به خبر عبد الله بن عباس [رضي الله عنهما] ، عن النبي ﷺ . قال الله عز وجل : وَإِن يَمْسَسْكَ اللّهُ بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلاَ رَآدَّ لِفَضْلِهِ

“Ahlus-Sunnah bersaksi dan meyakini bahwa kebaikan dan kejelekan, manfaat dan mudlarat, serta manis dan pahitnya, terjadi dengan ketetapan dan takdir (qadar) Allah. Tidak ada yang dapat mencegahnya, menyimpangkannya, dan menjauhkannya. Seseorang tidak tertimpa sesuatu kecuali dengan ketentuan yang telah Rabbnya tuliskan untuknya. Seandainya seluruh makhluk berusaha keras untuk memberikan manfaat seseorang dengan sesuatu yang tidak Allah tetapkan untuknya, maka mereka tidak mampu melakukannya. Dan seandainya seluruh makhluk berusaha keras untuk memberikan mudlarat kepadanya dengan sesuatu yang tidak Allah tetapkan untuknya, maka mereka pun tidak mampu melakukannya. Hal ini berdasarkan hadits ‘Abdullah bin ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhumaa, dari Nabi ﷺ.[1] Allah ‘azza wa jalla berfirman : “Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya” (QS. Yuunus : 107)” [‘Aqiidatus-Salaf wa Ashhaabul-Hadiits, hal. 70-71].

Sabtu, 08 April 2017

Sebuah Masukan (3)


4. Asy’ariy ?
Saat membawakan hadits nuzuul dalam video berjudul Selesai Shalat Tahajud, Apa yang Dicontohkan Rasulullah Hingga Salat Fajar?[1] (durasi 01:25:14), Ustadz Adi Hidayat hafidhahullah berkata (mulai menit 57:41):

Rabu, 05 April 2017

Usia 60 Tahun Tak Membuatnya Malas Untuk Belajar


Beliau ini, usianya sudah 60 tahun lebih. Domisili di daerah Rungkut, bisa sampai 30 menit perjalanan menuju BLC di wilayah Ngagel.

Memasuki periode ke-3 masa PBM BLC Surabaya, beliau mendaftar belajar Tahsin. Beliau terlihat sangat semangat dan tekun selama belajar. Padahal usianya telah memasuki senja; dan belajarnya benar-benar dari nol putul. Masih belajar mengenali huruf dengan buku Iqra' jilid 1.

Senin, 03 April 2017

Mengakui Kesalahan Memang Berat....


Beginilah akhlâq mulia dari Ustâdz Adi Hidayat, Lc MA حفظه الله…

==--==C O P A S==--==

السلام عليكم و رحمة الله وبركاته

الحمد لله وصلاة وسلام على رسول الله

Kami ingin menyampaikan sebagai berikut:

1⃣ Mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberi support, masukan, serta aneka kebaikan yang insyâ’-Allôh bernilai mulia dan pahala. Terkhusus kalangan asatidz dalam maupun luar negeri, juga Dubes Libya untuk Indonesia.

Panas dan Dinginnya Neraka


oleh Ustadz Abu Al-Jauzaa'

Al-Haafidh Ibnu Rajab Al-Hanbaliy rahimahullah berkata:

Allah ta’ala berfirman:

وَقَالُوا لا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ

“Dan mereka berkata: ‘Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini’. Katakanlah: ‘Api neraka Jahanam itu lebih sangat panas (nya)’, jika mereka mengetahui” [QS. At-Taubah : 81].

Sabtu, 01 April 2017

Masukan Untuk AH Hafidhohullah


Oleh Ustadz Abul Jauzaa

Bagian kedua : Tafsir al-Qur’an ala Ustadz AH hafizohullah

Menafsirkan al-Qur’an tentu harus berhati-hati, berusaha merujuk kepada tafsiran para salaf -apalagi kalau mengaku bermanhaj salaf-. Terlebih lagi kalau menimbulkan penafsiran model baru dengan model tafsir majaz (kiasan) dan meninggalkan dzohir (tekstual) ayat, lalu menyalahkan tafsir yang sudah dikenal oleh salaf dan kaum muslimin.