Senin, 03 April 2017
Mengakui Kesalahan Memang Berat....
Beginilah akhlâq mulia dari Ustâdz Adi Hidayat, Lc MA حفظه الله…
==--==C O P A S==--==
السلام عليكم و رحمة الله وبركاته
الحمد لله وصلاة وسلام على رسول الله
Kami ingin menyampaikan sebagai berikut:
1⃣ Mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberi support, masukan, serta aneka kebaikan yang insyâ’-Allôh bernilai mulia dan pahala. Terkhusus kalangan asatidz dalam maupun luar negeri, juga Dubes Libya untuk Indonesia.
2⃣ Terbaru, kami menerima kunjungan Ustâdz Abu Nida (tokoh senior Salafiy Indonesia) bersama tiga pendamping beliau.
Alhamdulillâh seluruhnya mendukung da’wah kami dan *TIDAK SATUPUN* menilai adanya penyimpangan dalam manhaj dan pemikiran kami, bahkan mengajak untuk membangun sinergi, menghindari kegaduhan, dan mengabaikan tahdzir yang tidak disetujui oleh sebagian asatidz Salafiy lainnya.
📝 Dialog kami terekam dalam bentuk video demi menghindari potensi provokasi.
3⃣ Kami *TIDAK AKAN MENANGGAPI* berbagai wacana dan tulisan di Dunia Maya, terlebih berbagai artikel berkemas masukan yang hanya mengutip potongan video tanpa berkenan melakukan dialog dan tabayyun. Hal itu hanya akan melahirkan bantahan tanpa ujung yang berpotensi melahirkan kegaduhan.
Hemat kami, orang yang gemar menilai dari potongan video premature, hanya akan melahirkan murid yang pandai mencela dari potongan gambar.
4⃣ Kami mengajak seluruh pihak, terlebih diri kami, untuk fokus belajar, bermuhasabah, serta menghindari segala hal yang dapat merusak ‘ilmu, akhlâq, dan ‘amal.
Demikian, dengan ini kami nyatakan *TIDAK AKAN MENANGGAPI LAGI* persoalan terkait, *MEMA'AFKAN SELURUH PIHAK* yang mungkin telah berbuat khilaf, serta *MEMOHON MA'AF* pada seluruh pihak yang merasa tak tentram dengan persoalan dimaksud.
وعليكم السلام والرحمة الله وبركاته
Berikut komentar Abul Jauzaa' :
Wa'alaikumus-salaam warahmatullaahi wabarakatuh.
Adalah menjadi hak bagi ustadz Adi Hidayat tidak menanggapi kritikan yang disampaikan kepada beliau. Sah-sah saja.
Hanya begini:
Pada prinsipnya, siapapun yang BERANI mempublikasikan sesuatu, maka ia harus BERANI untuk dikritisi. Sebagaimana seseorang yang berani mempublikasikan jurnal ilmiah, maka ia HARUS siap dikritisi oleh siapapun secara tertulis. Seperti seseorang yang BERANI menuliskan opininya di koran/surat kabar, maka ia harus BERANI dikritisi oleh para Pembaca.
Jangan playing victim. Jangan merasa resah dan alergi jika ada tanggapan terhadap apa yang dipublikasikan sendiri olehnya. Sah-sah saja yang bersangkutan tidak menanggapi. Tapi jangan mensyaratkan bahwa orang boleh mengkritisinya JIKA telah bertemu/berkoordinasi dengannya. Jika demikian, sebaiknya apa yang disampaikan tidak dipublikasikan ke khalayak dan hanya dikonsumsi pribadi. Insya Allah,.... ini lebih aman dan tidak mengundang perdebatan.
Sejauh ini, yang dikritik bukan menyangkut pribadi, tapi lebih ke arah substansi materi. Siapakah yang menyebarkan video tersebut ?. Kami kah ? Orang lain kah ?. Justru Ustadz Adi Hidayat dan official teamnya. Artinya, video yang bertebaran di Youtube itu dipublikasikan atas keridlaan Ustadz Adi dan/atau ikhwah yang membantunya. Jangan lantas kemudian menyalahkan orang yang menyimak video yang beliau sebarkan sendiri. Playing victim, merasa terdhalimi..... Kemudian, insya Allah saya pribadi sudah berusaha menilai, mana perkataan yang terlahir dari salah ucap, mana perkataan yang terlahir dari pemikiran beliau. Misal masalah taqdir. Bukankah video beliau yang beredar tentang masalah itu di Youtube banyak ? Ada yang panjang, ada yang pendek. Dari situlah kita bisa menilai.
Dan ingat, jika antum merasa video yang antum edarkan sendiri mengandung kekeliruan karena ada pemotongan, yang menyimak dan mendengarkan bukan hanya saya. Tapi seluruh kaum muslimin di dunia ini yang dapat mengakses ceramah antum. Untuk itulah tulisan ini dibuat. Semoga dapat dipahami.
Adapun membawa-bawa nama seseorang hanya untuk menegaskan "saya benar" tanpa menjelaskan substansi permasalahan, saya yakin untuk sekelas ustadz Adi dapat menilai sendiri, apakah hal tersebut layak dijadikan sebagai jawaban.
Gundah boleh, tapi mengedepankan sikap ilmiah harus. Lagi pula, apa yang disampaikan masih dalam batas-batas etika dalam memberikan kritikan.
Saya yakin, meskipun tidak menanggapinya, apa yang dikritikkan kepada beliau sudah sampai. Dan saya tahu, memang hal itu telah sampai kepada beliau. Semoga itu dapat menjadi bahan perbaikan ke depannya. Bagi pembaca Blog ini (dan merekalah diantara tujuan utama dituliskannya artikel ini), semoga tulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan pembanding dari apa yang disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat. Anda mau memperhatikan atau mengabaikan, itu hak Anda.
[Cerkiis.blogspot.com, Sumber: Disalin dari status Ustadz Firanda]