Sabtu, 29 Agustus 2020
Kapan Kita Mulai ?
Asy-Syaikh Bin Baz rahimahullah pernah ditanya mengenai hukum orang yang tidak mengetahui bahwa menyembelih dan bernadzar untuk selain Allah adalah kesyirikan, beliau menjawab bahwa orang seperti ini selain dihukum musyrik juga tetap diajarkan perkara sebenarnya (Bayan Li bida' Mu'ashirah fil Iman hal. 45). Demikianlah ulama Rabbani dalam membimbing ummat.
Saat ini kita hanya mempelajari hukum orang yang tidak shalat hanya untuk menghukumi semata, padahal hakikatnya ialah agar kita merasa khawatir pada diri kita dan orang lain akan dampak dahsyat yang mengerikan bagi orang yang meninggalkan shalat. Bahkan lisan dan tulisan begitu fasih dan membuat takjub karena penuh rujukan tatkala membahas hukum orang yang meninggalkan shalat, namun orang-orang disekitar yang tidak shalat baik tetangga, rekan kerja bahkan sanak famili yang tidak shalat tidak diberi arahan akan wajibnya shalat, tidak diberikan peringatan. Ada apa ini ?
Sebagian kita hanya mumpuni teori Ushul dakwah dan sekelumitnya, ternyata kemungkaran didepan mata secara nyata tidak mampu kita ingkari, padahal hanya sekedar mengajak orang yang shalat agar ia shalat, apa susahnya ? Malu ? Tidak enak ? Karena tidak kenal ? Apakah rela terus berada dalam kubangan Adh'aful Iman karena tak kuasa mengajak mereka shalat dengan tangan atau lisan.
Lebih menyesakkan lagi ialah kita telah terpedaya oleh banyaknya komunitas ngaji di sosmed, friendlist yang bejibun dari kalangan ustadz dan ikhwan ngaji apalagi ketika kopdar kita merasa kita ini "banyak", sehingga fokus dakwah kita ialah rudud seputar pengajian, bantah membantah antara pro madzhab fiqih dan anti bermadzhab plus dengan kutipan ushul fiqih yang membuat decak kagum. Padahal ketika kita kembali ke kehidupan nyata di lingkungan, tempat kerja dan keluarga besar, bisa jadi hanya kita yang kenal apa itu hakikat kesyirikan dan hukum meninggalkan shalat misalnya, namun kita tidak mampu menjelaskan hal ini kepada mereka. Allahul Musta'an
Lihatlah kenyataan, jangan tertipu dengan komunitas pengajianmu yang sangat sedikit sekali jika dibandingkan dengan ummat Islam secara umum di negeri ini. Penyakit yang ada pada ummat sangat dahsyat dan kompleks, mulai dari kesyirikan, maksiat, bid'ah, keyakinan kekufuran sekalerisme, pluralisme, liberalisme. Banyak masyarakat yang sudah tidak peduli dengan agama, bahkan stigma fanatik dan mabok agama sudah tertuju kepada setiap orang yang berupaya komitmen dengan agama.
Apa yang harus kita lakukan ? Kita terjun langsung, Medan dakwah luas tidak terbatas di mimbar dan meja kajian. Bahkan seluruh para Rasul terjun langsung datang menjumpai ummatnya mengajak manusia ke jalan Allah baik pasar, jalan, atau mendatangi rumah-rumah mereka. Sebagian rekan menyatakan : "Preman atau orang jalanan
itu biar dibawa jt ke masjid, nanti setelah di masjid kita yang bawa ke majelis taklim". Kenapa tidak kita saja sekalian yang membawa preman tersebut ke masjid dan mengenal kajian Islam ?
Kapan kita mulai ?
Sekarang !
Berilah peringatan kepada setiap insan, sebelum hal tersebut dilarang....
♻ Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin
๐ Cerkiis.blogspot.com