Kamis, 10 Maret 2016

Nasehat Menjelang Pulang (Syaikh Samir Al-Jazaairy)


NASEHAT MENJELANG PULANG

Nasihat syaikh Samir Al-Jazaairy -hafidzahullah- :

الحمد لله وحده والصلاة والسلام على من لا نبي بعده.

Amma ba'du..

Pertama-tama aku mewasiatkan pada diriku dan juga kalian untuk senantiasa bertakwa kepada Allah azza wa jalla, senantiasa bertaubat dan menghambakan diri kepada-Nya. Bertawakkal, memohon dan berprasangka baik kepada-Nya.

Kedua : Hendaknya kalian selalu ikhlas dalam setiap kondisi. Terutama dalam menuntut ilmu dan berdakwah.

Niatkan semuanya semata-mata untuk mengangkat kebodohan dari diri sendiri dan orang lain, juga agar engkau menyembah-Nya diatas ilmu, dan semata-mata untuk mengangkat kebodohan dari kaummu juga untuk membela syariat dan agama-Nya.

Ketiga : Dalam berdakwah, jangan sekali-kali mengajak orang lain kepada pribadi atau kelompokmu. Jangan berharap balasan duniawi, sanjungan dan balas jasa dari manusia.

Jangan mencari kedudukan dihadapan mereka, tapi biarlah dirimu merendah, niscaya Allah akan meninggikan derajatmu.

Berharaplah pahala akhirat..

Bersungguh-sungguhlah dalam berdakwah, sesuai dengan kemampuan yang engkau miliki.

Dan seutama-utamanya dakwah adalah dakwah kepada Tauhid dengan hikmah.

Karena kebenaran itu berat, jadi jangan kau tambah beban yang berat itu dengan cara-cara yang kasar dalam dakwah.

Jangan bebani dirimu dengan sesuatu yang tidak kau mampui.
Jangan mengangkat diri lebih dari qadar yang kau miliki sekalipun manusia menginginkan hal itu.

Jangan berbicara pada apa-apa yang bukan bidangmu dan jangan berfatwa pada apa yang tidak kau ilmui.

Selalulah mengintrospeksi diri, jangan terlena dengan pujian manusia jika pada hakikatnya kau banyak kekurangannya.

Jangan bersedih saat manusia mencela dan menyakitimu, selama engkau yakin berada diatas kebenaran.

Selalulah membaca Al-Qur'an, mentadabburinya, memahami setiap makna dan mengamalkannya. Jadikan ia sebagai hujjah dan dustur dalam hidupmu, begitu pula dengan sunnah.

Jangan pernah berhenti dalam menuntut ilmu, sampai engkau mati. Buatlah agenda berupa program ta'shil yang akan kau jalani dalam puluhan tahun kedepan.

Karena menuntut ilmu membutuhkan waktu yang panjang.

Semangatlah dalam melakukan ibadah dan amal sholeh lainnya.

Berbuat ihsanlah kepada manusia, tunaikan hak-hak mereka dan pergauli mereka dengan akhlak yang baik.

Bersungguh-sungguhlah dalam berbakti pada kedua orang tua, berbuat baiklah kepada kerabat, karena kerabat lebih berhak mendapatkan perlakuan baik darimu.

Penduduk di daerah asalmu lebih berhak terhadap dirimu.

Perhatikan mereka, ajak mereka ke jalan yang hak.

Jangan banyak melakukan safari antar kota dan pulau. Terutama pada tahun pertama kepulanganmu.

Ulangi semua pelajaran yang sudah engkau ambil selama di kampus dan di KSA secara umum, Kemudian ajarkan kepada orang-orang.

Setelah itu kembali lagi pada program ta'shil yang sudah kau rancang sebelumnya.

Berusahalah agar engkau memiliki kader-kader unggul diantara murid-muridmu. Jadikan mereka sebagai kawan dalam mendiskusikan persoalan-persoalan ilmiah, dan dalam membahas matan-matan ilmu. Berusahalah agar semuanya itu dilakukan dalam bahasa arab.

Gunakanlah bahasa arab saat menyampaikan pelajaran kepada para santri di ma'had-ma'had. Karena bahasa arab adalah tuntutan utama dalam menuntut ilmu syari.

Hati-hati dari fitnah Riya, sum'ah dan popularitas.

Hati-hati  juga dari fitnah wanita dan harta.

Orang-orang kaya membutuhkan pengajaran seputar hukum-hukum muamalat darimu.

Bila mereka ingin menginfakkan harta, maka arahkan supaya mereka menginfakkannya pada proyek-proyek dakwah yang bermanfaat.

Hati-hati..  Jangan sampai orang-orang kaya mempengaruhimu dengan kekayaan mereka. Hindari bergantung pada harta mereka, niscaya Allah akan mencukupimu.

Terakhir... 

Dengarkan wasiat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada Muadz radhiallahu anhu saat beliau mengutusnya ke Yaman. Rasul bersabda :

"Hai Mu’adz, mungkin kamu tidak akan bertemu lagi denganku sesudah tahun ini, mungkin kamu hanya bisa melewati masjidku dan quburku”. Lalu Mu’adz bin Jabal menangis, merasa sedih karena akan berpisah dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Kemudian Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Janganlah kamu menangis hai Mu’adz, karena menangis itu dari syaithan”. 

Kemudian nabi berpaling dan menghadap ke kota Madinah dengan wajahnya dan berkata :

 إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِي الْمُتَّقُوْنَ، مَنْ كَانُوْا حَيْثُ كَانُوْا 

"Sesungguhnya orang-orang yang paling dekat dengan aku adalah orang-orang yang bertakwa, siapa saja mereka dan di mana saja mereka" (HR. Ahmad)

Di dalam mirqaat Al-Mafaatih disebutkan bahwa:

Maksud dari orang yang paling dekat denganku, adalah orang yang berhak mendapatkan syafaatku dan dekat kedudukannya denganku adalah orang yang bertakwa.

"Siapa saja mereka", maksudnya siapapun mereka, baik dari kalangan arab maupun non arab, berkulit putih maupun hitam, bangsawan maupun orang biasa.

"Dimanapun mereka" Baik di Makkah, Madinah maupun di Indonesia.

Demikianlah wasiat untuk diriku dan kalian semua.

Saya berharap kepada Allah agar menjadikan kalian berkah dimanapun kalian berada, sebagai pemberi petunjuk, pembuka segala pintu kebaikan dan penutup segala pintu keburukan.

 أستودع الله دينكم وأماناتكم وخواتيم أعمالكم...

Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh. hanya Allah yang beri taufik, Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

[Cerkiis.blogspot.com, sumber: Disalin dari tulisan Ustadz Aan Chandra Thalib, Makkah Al-Mukarramah 23-04-1437 H. Samir Muradi Al-Jazairy dan penambahan seperlunya]