Jumat, 14 Oktober 2016

Nasehat Ringkas Dalam Agama [33]

Nasehat Ringkas Dalam Agama [33]

Berikut ini adalah sebuah pesan sekaligus nasehat berharga yang kami ringkas dari berbagai sumber yang insya Allah dapat semakin menambah ilmu yang bermanfaat.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

"Banyaknya ilmu namun membawa kesombongan diri dan merendahkan orang lain tidaklah membawa manfa'at bagi diri.

Kalau sekiranya ilmu tanpa amal adalah standar kemuliaan seseorang tentu iblis lebih mulia dari manusia

Namun karena ilmu itu adalah amal maka adam jauh lebih mulia dari iblis walau kurang ilmunya.

Maka koreksilah diri kita apakah dengan semakin bertambahnya ilmu kita malah membawa kita semakin sombong dan merendahkan orang lain ?

Jika benar demikian keadaannya maka perbaikilah dengan beramal, karena iblis jauh lebih berilmu dari kita namun karena kesombongannya maka jadilah ia makhluq yang terlaknat."

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

331.

Ujian Berupa Bala'

قال الحافظ ابن رجب رحمه الله تعالى :
وفي بعض الآثارِ.
أنَّ الله تعالى يبتلي عبدهُ بالبلاءِ ليسمعَ تضرعهُ.
مجموع الرسائل (٧٤/١)‏

Berkata al-Haafizh Ibnu Rajab rahimahullahu Ta'aalaa :

“Disebagian atsar menyebutkan sesungguhnya Allah Ta'aalaa akan menguji seorang hamba dengan bala' (musibah) untuk mendengarkan kesungguhan hamba tersebut dalam memohon kepada-Nya.”

[Majmu' ar-Rasaail 1/74]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

332.

Pengakuan jin atas dirinya bahwa ia muslim tidak boleh dipercaya karena seringkali ia berdusta

Berkata Asy-syaikh Shaalih al-Fauzan :

لا يستعان بالجان ، لا المسلم منهم ولا الذي يقول أنه مسلم ، لأنه قد يقول مسلم وهو كذاب من أجل أن يتدخل مع الإنس فيسد هذا الباب من أصله ، ولا يجوز الاستعانة بالجن ولو قالوا أنهم مسلمون ،
لأن هذا يفتح الباب والاستعانة بالغائب لا تجوز سواء كان جنيا أو غير جني وسواء كان مسلما أو غير مسلم، إنما يستعان بالحاضر الذي يقدر على الإعانة كما قال تعالى عن موسى :
( فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِى مِنْ شِيعَتِهِ عَلَى الَّذِي مِنْ عَدُوِّهِ )
هذا حاضر ويقدر على الإغاثة فلا مانع من هذا في الأمور العادية )
السحر والشعوذة ء ص 86 ، 87 )

“Tidak boleh meminta tolong kepada jin, tidak muslim diantara mereka, dan tidak yang mengatakan bahwasanya ia muslim, sebab seringkali ia berkata muslim padahal dia pendusta dikarenakan ingin merasuki manusia, lalu menghalang-halangi pintu ini dari asalnya, dan tidak boleh meminta pertolongan kepada jin meskipun mereka berkata sesungguhnya mereka muslim, sebab hal ini akan membuka pintu pertolongan kepada perkara ghaib, tidak boleh, sama saja apakah ia jin atau selainnya, sama saja ia muslim atau tidak muslim, sesungguhnya minta tolong itu hanya kepada yang tampak yang mampu memberi pertolongan sebagaimana Allah Ta'aalaa firman tentang Musa : “Lalu orang yang dari kelompok Musa ber-istighasah (minta tolong) kepada Musa untuk menghadapi orang yang dari kelompok musuh Nabi Musa”.” (alqashas : 15)
ini merupakan orang yang hadir dan mampu memberikan pertolongan maka tidak terlarang dari ini dalam perkara-perkarayang biasa.”

[As-Sihr wa as-Syu'udzah hal 86-87]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

333.

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah :

فإذا كان الذي يأكل الثوم والبصل يمنع من دخول المسجد، فكيف بمن يفسد على الناس دينهم ، أفلا يكون أحق بالمنع ؟ بلى والله ، ولكن كثيراً من الناس غافلون .
" شرح الأربعين النووية ص 48 "

“Bila ada orang yang memakan bawang putih dan bawang merah di larang masuk masjid, lalu bagaimana dengan orang yang berbuat kerusakan terhadap manusia lainnya berupa agama mereka ? bukankah ia lebih berhak dilarang ? betul demi Allah. Tetapi kebanyakan manusia lalai.”

[Syarh al arba'in an nawawiyyah hal 48]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

334.

Jika kita berdo’a kepada Allah ketika tertimpa bala’ atau musibah maka berdo’alah agar Allah menghilangkan bala’ tersebut dan jangan berdo’a minta diringankan darinya.

Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah :

قال إبن عثيمين-رحمه الله :---
( اللهم إني ﻻ أسألك رد القضاء ولكن أسألك اللطف فيه )
فهذا دعاء بدعي باطل ،ﻷن معناه أنه مستغن ، أي افعل ما شئت ولكن خفف ،
وهذا غلط ،
فاﻹنسان يسأل الله عز وجل رفع البلاء نهائياً فيقول مثلاً :
اللهم عافني ،اللهم ارزقني وما أشبه ذلك .......
وعلم أن الدعاء قد يرد القضاء ،كما جاء في الحديث :
"ﻻ يرد القدر إلا الدعاء" .
"شرح الأربعين النووية ص79 "

Berkata Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah :

“(ada orang berdo’a) Ya Allah sesungguhnya aku tidak meminta kepadamu penolakan taqdir (maksudnya taqdir yang buruk) tetapi aku meminta kepadamu keringanan didalamnya.”

Do'a ini adalah bid'ah dan bathil karena maknanya adalah ia adalah orang yang tidak butuh kepada Allah, maksudnya berbuatlah sesuka-Mu tetapi ringankan, ini kesalahan.

Karena itu manusia itu hendaknya meminta kepada Allah 'azza wa jalla agar mengangkat bala' tersebut agar ia segera berakhir, sehingga ia akan berkata seperti ini : “Yaa Allah sehatkanlah aku, Yaa Allah rizqikanlah kepada ku dan do'a apa saja yang seperti itu..” karena telah diketahui sesungguhnya do'a itu terkadang dapat menolak taqdir, sebagaimana telah datang hadits mengenai ini yang berbunyi :

ﻻ يرد القدر إلا الدعاء

“laa yaruddu alqadar illa addu'a' (Artinya : Tidak ada yang dapat menolak taqdir kecuali do'a).”

[Syarh Al Arba'in an nawawiyyah hal 79]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

335.

Hukum berbicara dan bertanya dengan jin ketika meruqyah mengenai tentang siapa pelaku sihir

Oleh Syaikh Shaalih al-Fauzan

فضيلة الشيخ صالح الفوزان
السؤال: أثناء الرقية إذا تحدث الجني فهل لي أن أسأله عن السحر و من وضعه ؟
فضيلة الشيخ : لا , لا تسأله عن المغيبات عن السحر.
قل له :
اتق الله ، و أخرج من هذا الانسان ، و أتق الله ، و لا تعتدي على المسلمين ، انصحه ، أما أنك تسأله عن أشياء يخبرك بها فهذا ما يجوز ، هذا من الاستعانة بالجن . نعم

Fadhilatus Syaikh Shaalih al-Fauzan ditanya :

Pertanyaan : “ketika ruqyah apabila jin berbicara maka apakah aku boleh bertanya kepadanya mengenai sihir dan siapa yang meletakkan sihirnya?.”

Fadhilatus Syaikh menjawab : “tidak boleh, janganlah engkau menanyakan tentang perkara ghaib tentang sihir, katakanlah kepadanya : “Bertaqwalah kepada Allah, keluarlah dari manusia ini, bertaqwalah kepada Allah, jangan ganggu qaum muslimin”, nasehatilah ia, adapun ketika engkau bertanya kepadanya mengenai berbagai hal maka ia akan mengabarkan kepadamu mengenainya maka ini tidak boleh, ini bagian dari isti'anah (minta tolong) kepada jin. na'am.”

[Sumber : disini ]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

336.

Pertanda Munculnya Dajjal semakin dekat

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :

عُمْرَانُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَرَابُ يَثْرِبَ وَخَرَابُ يَثْرِبَ خُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ وَخُرُوجُ الْمَلْحَمَةِ فَتْحُ قُسْطَنْطِينِيَّةَ وَفَتْحُ الْقُسْطَنْطِينِيَّةِ خُرُوجُ الدَّجَّالِ

“Ramainya Baitul maqdis pertanda hancurnya Yatsrib (Madinah),

hancurnya Yatsrib pertanda munculnya malhamah (Perang besar),

dan munculnya malhamah pertanda ditaklukkannya konstantinopel,

dan takluknya kostantinopel pertanda keluarnya Dajjal.”

[HR. Abu Dawud dan di Shahihkan oleh Syaikh Al Albani]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

337.

Kita berada dizaman keterasingan islaam

إظهار الحق ونشره في هذا العصر ودعوة
الناس إليه يعتبر من الأمور الغريبة،وذلك
لاستحكام غربة الإسلام
ابن باز رحمه الله -الفتاوى٤٧١/٢

Berkata as-Syaikh bin Baaz rahimahullah :

“Menampakkan alhaq, menyebarkannya dizaman ini, dan mendakwahkan manusia kepadanya akan dianggap perkara yang asing, dan itu semakin menambah kuat keterasingan islaam.”

[Al-Fataawaa 2/471]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

338.

Renungan Untuk Kaum Yang Tinggal Dalam Sebuah Negeri.

Maksiat apakah yang telah menyebabkan Negeri ini yang secara geografi alamnya kaya raya tapi malah banyak balak dan musibah didalamnya..?

Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah :

و الذي شاهدناه
نحن و غيرنا و عرفناه بالتجارب: أنه ما ظهرت المعازف و الآت اللهو في القوم و فشت فيهم و اشتغلوا بها ، إلا سلط الله عليهم العدو ، و بلو بالقحط و الجدب و ولاة السوء .

“walladzi Syaahadnaa hu Nahnu wa ghairunaa wa ‘arafnaahu bit tijaarab : Annahu maa zhaharat al ma’aazif wa allatul lahwi fil qaumi wa fussyat fiyhim wa isytaghaluu bihaa, illa salitha Allahu ‘alaihimul ‘aduwwa, wa balwa bil qahthi, wal jadbi, wa walaatas suu’.”
مدارج السالكين 1\406

“Demi Dzat yang kami telah menyaksikan-Nya

Kami dan selain kami, dan kamipun mengetahuinya dengan bereksperimen :

“Sungguh tidaklah tampak alat-alat musik dan hiburan pada suatu qaum dan ditiupkan pada mereka sehingga mereka menyibukkan diri dengannya, kecuali Allah mengirimkan mereka musuh, bencana berupa paceklik, kemarau, dan pemimpin yang jahat.”

[Madarijus Saalikin 1/406]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

339.

Sabar itu adalah ?

Al jawab :

وقال ابن القيم: الصبر هو حبس النفس عن الجزع، و اللسان عن التشكي، والجوارح عن التشويش

qaala Ibnu Qayyim : “as shabru huwa habsun nafsi 'an aljaz'i, wa allisani 'an attasyakki, wa aljawaarih 'an at tasywiys”

مدارج السالكين لابن قيم ص15

Berkata Ibnu Qayyim :

“Sabar itu adalah menahan diri dari berkeluh kesah, dan menahan lisan dari mengeluh, dan menahan anggota badan dari berbuat kerusakan.”

[Madarijus Saalikin karya Ibnu Qayyim Hal 15]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

340.

Hikmah dalam Berdakwah

Ciri-ciri Allah menginginkan kebaikan dan keburukan terhadap seorang hamba

Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah :

اذا أراد الله بعبد خيرا جعله معترفا بذنبه,
ممسكا عن ذنب غيره, جوّادا بما عنده,
زاهدا فيما عند غيره,
محتملا لأذى غيره,
وان أراد به شرا عكس ذلك عليه

“idza araada Allahu bi 'abdin khairan ja'alahu mu'tarifan bi dzanbihi, mumsikan 'an dzanbi ghairihi, jawwadan bi maa 'indahu, zaahidan fiy maa 'inda ghairihi, muhtamilan li adza ghairihi, wa in araada bihi syarran 'akasa dzalika 'alaihi.”

“Apabila Allah menginginkan kebaikan terhadap seorang hamba maka Allah jadikan ia mengakui dosanya, menyembunyikan dosa selainnya, banyak berlemah lembut terhadap apa-apa yang ada disisinya, bersikap zuhud (tidak mengemis) pada apa-apa yang dimiliki oleh selainnya, memberi banyak udzur kepada selainnya. Namun bila Allah menginginkan keburukan terhadapnya maka Allah hilangkan itu atas dirinya.”

[Al Fawaid Karya Ibnu Qayyim]

Sobat,

Berlemah lembutlah dalam menyampaikan dakwah terhadap saudaramu...

Belajar dari kesalahan masa lalu menjadi bagian dari kebiasaan orang-orang yang berkepribadian baik.

Menilai masa lalu seseorang tanpa melihat masa sekarangnya seringkali membawa kezhaliman dan penzhaliman terhadap seseorang.

Bila telah baik masa sekarang seseorang maka tutuplah olehmu masa lalunya sehingga engkau akan menjadi bagian dari orang yang bijak.

Ingat Sobat,

Tidak setiap orang yang sering berbicara ma'rifatullah dan hikmah adalah bagian dari ahlinya. Seringkali kita melihat seseorang yang mengaku diatas kebenaran namun memiliki perangai yang buruk.

Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah :

ليس كل من تحلى بالمعرفة والحكمة وانتحلها كان من أهلها,
بل أهل المعرفة والحكمة الذين أحيوا قلوبهم بقتل الهوى
. وأما من قتل قلبه فأحيى الهوى,
فالمعرفة والحكمة عارية على لسانه .

“Laisa kullu man tahalla bil ma'rifah wal hikmah wa intahallahaa kaana min ahlihaa, bal ahlul ma'rifah wal hikmah alladziina ahyuu quluubahum bi qatlil hawaa. wa amma man qatala qalbahu fa ahya alhawaa, fal ma'rifah wal hikmah 'aariyatun 'alaa lisaanihi.”

“Tidak setiap orang yang menampakkan diri dengan ma'rifah (mengenali Allah) dan hikmah, dan mengklaim diri berada diatasnya adalah bagian dari ahlinya,
tetapi ahli ma'rifah dan ahli hikmah itu adalah mereka yang menghidupkan hati mereka dengan membunuh hawa nafsu.

Adapun siapa saja yang membunuh hatinya lalu menghidupkan hawa nafsunya,
maka ma'rifah dan hikmah tersebut hakekatnya telanjang diatas lisannya.”

[Al Fawaid Karya Ibnu Qayyim]

oh iya Sobat,

Jika hatimu tergolong hati yang lemah, maka jauhilah setiap manusia yang lisannya tajam, meski bergudang-gudang kebaikan dimilikinya.

Karena kebaikannya tidak akan pernah menjadi kebaikan bagimu.

Satu kali ia melukai hatimu, seribu kebaikannya akan hilang dari dirimu.

Berkali-kali ia menyakiti hatimu semua kebaikannya akan sirna dari dirimu.

Ajaklah mereka agar meninggalkan dosa dan jangan perintahkan mereka untuk meninggalkan kesenangan dunia.

Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah :

العارف لا يأمر الناس بترك الدنيا
فانهم لا يقدرون على تركها,
ولكن يأمرهم بترك الذنوب مع اقامتهم على دنياهم,
فترك الدنيا فضيلة,
وترك الذنوب فريضة.
فكيف يؤمر بالفضيلة من لم يقم بالفريضة!

“Al ‘aarif laa ya’muru annaasa bi tarki addunya, Fa innahum laa yaqdiruuna ‘alaa tarkihaa, Wa lakinna ya’muru hum bi tarki adzzunubi ma’a iqamatihim ‘alaa dunya hum, Fa tarku addunya fadhilah, Wa tarku adzzunub faridhah, Fa kaifa yu’maru bi alfadhilah man lam yaqum bi alfaridhah.”

“Orang yang ‘aarif itu tidak memerintahkan manusia meninggalkan perkara dunia.

Karena sungguh mereka tidak akan mampu meninggalkannya,

Tetapi ia akan memerintahkan agar mereka meninggalkan dosa bersamaan dengan menegakkan mereka kepada dunia mereka.

Karena meninggalkan perkara dunia hanya keutamaan, sedangkan meninggalkan berbagai macam dosa itu wajib.

Maka bagaimanakah bisa diperintahkan kepada perkara yang memiliki keutamaan orang yang tidak menegakkan perkara yang wajib?.”

[ Al fawaid ]

semoga nasehat yang sedikit ini bisa bermanfaat khususnya untuk si pemilik status dan untuk sahabat-sahabatku yang aku cintai karena Allah.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh. hanya Allah yang beri taufik, Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

[cerkiis.blogspot.com, Penyusun : arifia]