Minggu, 07 Januari 2018

Pasal Ketiga : Hikmah Turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam, Bukan Nabi Yang Lainnya

Pasal Ketiga : Hikmah Turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam, Bukan Nabi Yang Lainnya

KITAB : HARI KIAMAT (2)

Pasal Ketiga TURUNNYA NABI ISA ALAIHISSALLAM

Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil

5. Hikmah Turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam, Bukan Nabi yang Lainnya
Para ulama berusaha mengetahui hikmah turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam pada akhir zaman, sementara yang lainnya dari kalangan Nabi tidak demikian. Menurut mereka ada beberapa hikmah tentang hal itu.

a. Sebagai bantahan terhadap klaim orang-orang Yahudi bahwa mereka telah membunuh Nabi ‘Isa Alaihissallam, lalu Allah Ta’ala menjelaskan kedustaan mereka. Sesungguhnya beliaulah yang akan membunuh mereka juga membunuh pemimpin mereka, Dajjal. Sebagaimana hal itu telah dijelaskan dalam pembahasan tentang peperangan dengan orang-orang Yahudi.[1]

Pasal Ketiga : Hadits-Hadits Tentang Turunnya Nabi ‘Isa Adalah Mutawatir

Pasal Ketiga : Hadits-Hadits Tentang Turunnya Nabi ‘Isa Adalah Mutawatir

KITAB : HARI KIAMAT (2)

Pasal Ketiga TURUNNYA NABI ISA ALAIHISSALLAM

Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil

4. Hadits-Hadits Tentang Turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam Adalah Mutawatir
Telah kami sebutkan sebelumnya sebagian hadits yang menjelaskan turunnya ‘Isa Alaihissallam. Akan tetapi kami tidak menyebutkan semua hadits tentangnya karena tidak ingin memperpanjang pembahasan. Hadits-hadits tersebut telah diriwayatkan dalam kitab Shahiih, Sunan, Musnad dan yang lainnya dari kitab-kitab hadits, semuanya secara jelas menetapkan turunnya ‘Isa Alaihissallam di akhir zaman, dan tidak ada hujjah bagi orang yang membantahnya dengan mengatakan, “Sesungguhnya hadits tersebut adalah ahad sehingga tidak bisa dijadikan hujjah,” atau “Sesungguhnya turunnya ‘Isa Alaihissallam tidak termasuk di antara ‘aqidah kaum muslimin yang wajib mereka imani [1], sebab jika suatu hadits itu sudah shalih (baik shahih atau hasan,-penj.) maka wajib diimani, membenarkan segala sesuatu yang dikabarkan oleh ash-Shaadiqul Mashduuq Shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak dibenarkan bagi kita untuk menolak sabdanya hanya karena hadits tersebut ahad. Penolakan mereka dengan hujatannya sangat lemah sebagaimana telah kami jelaskan dalam satu pasal secara khusus di awal pembahasan. Di dalamnya kami menjelaskan bahwa hadits ahad jika shahih, maka isinya wajib dibenarkan, dan jika kita berkata, “Sesungguhnya hadits ahad bukan hujjah, maka berarti kita membantah semakin banyak hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan apa-apa yang dikatakan oleh beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjadi sesuatu yang tidak berarti, apalagi dengan kenyataan sesungguhnya para ulama telah menetapkan bahwa hadits-hadits tentang turunnya ‘Isa Alaihissallam adalah mutawatir?!

Pasal Ketiga : Dalil-Dalil Turunnya ‘Isa Alaihissallam

Pasal Ketiga : Dalil-Dalil Turunnya ‘Isa Alaihissallam

KITAB : HARI KIAMAT (2)

Pasal Ketiga TURUNNYA NABI ISA ALAIHISSALLAM

Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil

3. Dalil-Dalil Turunnya ‘Isa Alaihissallam
Turunnya ‘Isa Alaihissallam di akhir zaman telah tetap dalam al-Kitab dan as-Sunnah yang shahih lagi mutawatir, hal itu merupakan salah satu tanda dari tanda-tanda besar Kiamat.

a. Dalil-dalil turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam di dalam al-Qur-an al-Karim.

1). Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلًا إِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّونَ إلى قوله تعالى وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ

Dan tatkala putera Maryam (‘Isa) dijadikan perumpamaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. Sampai dengan firman-Nya: Dan sesungguhnya ‘Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari Kiamat...” [Az-Zukhruf: 57-61]

Pasal Ketiga : Turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam

Pasal Ketiga : Turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam

KITAB : HARI KIAMAT (2)

Pasal Ketiga TURUNNYA NABI ISA ALAIHISSALLAM

Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil

Sebelum berbicara tentang turunnya Nabi ‘Isa bin Maryam Alaihissallam alangkah baiknya bagi kita untuk mengenal terlebih dahulu sifat-sifatnya yang dijelaskan dalam nash-nash syara’.

1. Sifat Nabi ‘Isa Alaihissallam
Sifat beliau yang dijelaskan dalam berbagai riwayat bahwa beliau seorang laki-laki, perawakannya sedang, tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu pendek, berkulit merah dan berbulu, dadanya bidang, rambutnya lurus, seolah-olah dia baru keluar dari pemandian, beliau memiliki rambut yang melebihi cuping telinga, disisir rapi hingga memenuhi kedua pundaknya.

Pasal Kedua : Penyebutan Dajjal Dalam Al-Qur-an

Pasal Kedua : Penyebutan Dajjal Dalam Al-Qur-an

KITAB : HARI KIAMAT (2)

Pasal Kedua AL-MASIH AD-DAJJAL

Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil

13. Penyebutan Dajjal Dalam al-Qur-an
Para ulama bertanya-tanya tentang hikmah tidak disebutkannya Dajjal secara jelas di dalam al-Qur-an padahal fitnahnya sangat besar. Demikian pula peringatan para Nabi terhadapnya (dalam al-Qur-an), juga perintah agar me-mohon perlindungan dari fitnahnya di dalam shalat. Mereka menjawabnya dengan beberapa jawaban di antaranya:

Pasal Kedua : Melindungi Diri Dari Fitnah Dajjal

Pasal Kedua : Melindungi Diri Dari Fitnah Dajjal

KITAB : HARI KIAMAT (2)

Pasal Kedua AL-MASIH AD-DAJJAL

Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil

12. Melindungi Diri dari Fitnah Dajjal
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan bimbingan kepada umatnya dengan sesuatu yang dapat bisa menjaga mereka dari segala fitnah Dajjal, beliau telah meninggalkan umatnya dengan jalan hidup yang sangat jelas, malamnya bagaikan siang, tidak akan ada orang yang menyimpang darinya kecuali dia akan celaka. Maka beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam sama sekali tidak meninggalkan kebaikan kecuali menunjuki umat kepadanya, demikian pula tidak pernah meninggalkan kejelekan kecuali memberikan peringatan kepadanya umat agar meninggalkannya, dan di antara hal yang beliau peringatkan adalah fitnahnya karena ia adalah sebesar-besarnya fitnah yang dihadapi oleh umat ini sampai tegaknya Kiamat. Sebelumnya setiap Nabi telah memberikan peringatan kepada umatnya akan adanya Dajjal yang buta matanya, adapun Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam secara khusus diperintahkan untuk memberikan peringatan yang lebih, dan Allah Ta’ala telah banyak menjelaskan mengenai sifat-sifat Dajjal kepadanya agar umatnya selalu hati-hati. Sesung-guhnya dia akan keluar kepada umat ini, karena ia adalah umat yang terakhir dan Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah penutup para Nabi.

Pasal Kedua : Keluarbiasaan Dajjal Adalah Hal Yang Sebenarnya

Pasal Kedua : Keluarbiasaan Dajjal Adalah Hal Yang Sebenarnya

KITAB : HARI KIAMAT (2)

Pasal Kedua AL-MASIH AD-DAJJAL

Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil

10. Keluarbiasaan Dajjal Adalah Hal Yang Sebenarnya
Telah diuraikan sebelumnya berbagai keluarbiasaan yang menyertai Dajjal dalam pembahasan tentang fitnah yang dilakukannya. Semua keluarbiasaan ini adalah sesuatu yang hakiki, bukan khayalan atau tipuan, sebagaimana yang dianggap oleh sebagian ulama.

Sabtu, 06 Januari 2018

Pasal Kedua : Tempat Keluarnya Dajjal, Dajjal Tidak Akan Memasuki Makkah Dan Madinah

Pasal Kedua : Tempat Keluarnya Dajjal, Dajjal Tidak Akan Memasuki Makkah Dan Madinah

KITAB : HARI KIAMAT (2)

Pasal Kedua AL-MASIH AD-DAJJAL

Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil

5. Tempat Keluarnya Dajjal
Dajjal akan keluar dari arah timur, dari Khurasan[1], dari perkampungan Yahudi Ashbahan [2], kemudian ia mengembara di atas bumi, tidak ada satu negeri pun yang ditinggalkannya kecuali Makkah dan Madinah, dia tidak akan bisa memasukinya karena para Malaikat menjaganya.

Pasal Kedua : 4f. Beberapa Pendapat Ulama Tentang Ibnu Shayyad

Pasal Kedua : 4f. Beberapa Pendapat Ulama Tentang Ibnu Shayyad

KITAB : HARI KIAMAT (2)

Pasal Kedua AL-MASIH AD-DAJJAL

Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil

f. Beberapa Pendapat Ulama Tentang Ibnu Shayyad
Abu ‘Abdillah al-Qurthubi rahimahullah berkata, “Pendapat yang benar bahwa Ibnu Shayyad adalah Dajjal, berdasarkan dalil-dalil yang telah lalu, dan tidak mustahil bahwa dia telah ada sebelumnya di pulau tersebut, dan ada di depan para Sahabat di waktu yang lain.” [1]

Pasal Kedua : 4e. Apakah Ibnu Shayyad Adalah Dajjal Yang Sesungguhnya?

Pasal Kedua : 4e. Apakah Ibnu Shayyad Adalah Dajjal Yang Sesungguhnya?

KITAB : HARI KIAMAT (2)

Pasal Kedua AL-MASIH AD-DAJJAL

Oleh Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil

e. Apakah Ibnu Shayyad adalah Dajjal yang Sesungguhnya?
Telah dijelaskan sebelumnya keadaan Ibnu Shayyad dan pertanyaan Nabi kepadanya yang menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengatakan jati diri Ibnu Shayyad secara detail, karena beliau sama sekali tidak mendapatkan wahyu bahwa dia adalah Dajjal atau yang lainnya.