Senin, 27 Januari 2020

Kedatangan Utusan Bani Daus

Kedatangan Utusan Bani Daus

BAHASAN : SIRAH NABI

KEDATANGAN UTUSAN BANI DAUS

Oleh Ustadz Abu Firas Luthfi bin Muhammad Yasin

Pembahasan ini adalah rincian pembahasan sebelumnya tentang kedatangan delegasi dari penjuru Arab.

ASAL USUL BANI DAUS

Daus dinisbahkan kepada Daus bin Udtsan (عُدثان) bin Abdullah bin Zahran. Nasabnya bersambung ke Azad[1]. Qalqasyandi menyebut nasab lengkapnya dengan Daus bin Udtsan bin Abdullah bin Zahran bin Ka’b bin Harits bin Ka’b bin Abdullah bin Khalid bin Nashr.[2]. Bani ini adalah kaum Abu Hurairah[3]. Tidak dijelaskan tempat asal kaum ini, hanya disebutkan bahwa mereka berasal dari Yaman[4].

Minggu, 26 Januari 2020

Delegasi Bani Abdil Qais

Delegasi Bani Abdil Qais

BAHASAN : SIRAH NABI

DELEGASI BANI ABDIL QAIS

Setelah penaklukan kota Makkah, delegasi dari penjuru Jazirah Arab berdatangan untuk bertemu dengan Nabi dan masuk Islam, diantaranya adalah delegasi (utusan) Bani Abdil Qais.

ASAL USUL BANI ABDUL QAIS

Abdul Qais berasal dari wilayah sebelah timur Jazirah Arab yang pada masa itu disebut dengan Bahrain.[1]  Abdul Qais dinasabkan kepada Abdul Qais bin Afsha bin Du’mi bin Jadilah bin As’ad bin Rabi’ah bin Nizâr. [2]

KEISLAMAN DAN KEUTAMAAN BANI ABDUL QAIS

Salah satu dari keutamaan mereka yaitu mereka termasuk suku yang lebih dulu masuk Islam dari luar Madinah. Diyakini keislaman mereka ketika kedatangan pertama menemui Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun ke-5 H. Karena itu mereka mengatakan :

يَا رَسُولَ اللهِ ، إِنَّا لَا نَسْتَطِيعُ أَنْ نَأْتِيكَ إِلَّا فِي شَهْرِ الْحَرَامِ ، وَبَيْنَنَا وَبَيْنَكَ كُفَّار مُضَرَ

Wahai Rasûlullâh, kami tidak bisa datang padamu kecuali pada bulan haram [3], antara Anda dan kami terdapat orang-orang kafir dari  Mudhar[4]

Jumat, 24 Januari 2020

Al-Wufûd (Datangnya Delegasi dari Penjuru Arab)

Al-Wufûd (Datangnya Delegasi dari Penjuru Arab)

BAHASAN : SIRAH NABI

AL-WUFUD (DATANGNYA DELEGASI DARI PENJURU ARAB)[1]

Setelah penaklukan kota Makkah terjadilah perubahan yang besar pada kondisi masyarakat Arab, baik di Makkah atau di luarnya, sehingga para kabilah mulai mengirim rombongan delegasi (utusan)  kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyampaikan keislaman mereka. Rombongan utusan inilah yang dikenal dengan al-Wufûd.

Al-Wufûd sendiri dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak/plural dari kalimat wafd yang berarti utusan, atau bentuk jamak dari subyeknya yaitu wâfid[2].

Utusan yang dimaksud adalah utusan para kabilah yang berduyun-duyun datang dari penjuru Arab menemui Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan motifasi yang berbeda; tidak sedikit diantara mereka yang kemudian masuk Islam.

Kamis, 23 Januari 2020

Cucok Meong


Cucok Meong


Kemarin ketika saya ngobrol ngobrol dengan junior rekan kerja saya, entah kenapa topik pembicaraan beralih dari masalah BUMN dan kultur feodalnya yang sedang jadi sorotan publik.

Berubah topiknya menjadi temuan LSL di kalangan pelajar SMP dan SMA, di Tulungagung.

Waktu itu kebetulan sekalian ngobrol, saya tunjukkan hasil browsing saya,

Quote :

TULUNGAGUNG, iNews.id – Sebanyak 175 pelajar pria di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur diduga pernah melakukan hubungan sesama jenis yang disebut sebagai lelaki seks dengan lelaki (LSL). Dari jumlah tersebut, 21 pelajar di antaranya positif tertular penyakit HIV.

Kasus itu terungkap setelah Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung melakukan pemeriksaan VCT terhadap ratusan pelajar.

"Temuan ini berdasar hasil pemeriksaan VCT terhadap kelompok remaja LSL yang sudah kami lakukan," kata Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka, Rabu (31/7/2019).

Pelajaran Dari Kisah Tabuk : Larangan Masuk Pada Tempat Tinggal Kaum Yang Diadzab

Pelajaran Dari Kisah Tabuk : Larangan Masuk Pada Tempat Tinggal Kaum Yang Diadzab

BAHASAN : SIRAH NABI

PELAJARAN DARI KISAH TABUK : LARANGAN MASUK PADA TEMPAT TINGGAL KAUM YANG DIADZAB

Imam Ahmad meriwayatkan dari jalan Abdulah bin Umar dari Nafi’[1]:

نَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاسِ عَامَ تَبُوكَ الْحِجْرَ عِنْدَ بُيُوتِ ثَمُودَ ، فَاسْتَقَى النَّاسُ مِنَ الْآبَارِ الَّتِي كَانَتْ تَشْرَبُ مِنْهَا ثَمُودُ ، فَعَجَنُوا وَنَصَبُوا الْقُدُورَ بِاللَّحْمِ ، فَأَمَرَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَهْرَقُوا الْقُدُورَ ، وَعَلَفُوا الْعَجِينَ الْإِبِلَ ، ثُمَّ ارْتَحَلَ بِهِمْ حَتَّى نَزَلَ بِهِمْ عَلَى الْبِئْرِ الَّتِي كَانَتْ تَشْرَبُ مِنْهَا النَّاقَةُ ، وَنَهَاهُمْ أَنْ يَدْخُلُوا عَلَى الْقَوْمِ الَّذِينَ عُذِّبُوا فَقَالَ : إِنِّي أَخْشَى أَنْ يُصِيبَكُمْ مِثْلُ مَا أَصَابَهُمْ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِمْ

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba pada tahun terjadinya perang Tabuk di Hijr; tempat tinggal Tsamud (kaum Nabi Shalih Alaihissallam), kaum Muslim mengambil air minum dari sumur-sumur air minum kaum Tsamud. Mereka membuat adonan makanan dan meletakkan daging di panci. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian  memerintahkan mereka untuk menumpahkan (isi) panci dan memberikan adonan makanan tersebut untuk makanan unta. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama mereka pergi dari tempat tersebut hingga tiba di sumur tempat minum unta (unta Nabi Shalih Alaihissallam). Rasûlullâh melarang masuk (tempat) kaum yang diadzab dengan mengatakan, “Aku takut kalian ditimpa musibah yang pernah menimpa mereka, maka janganlah kalian masuk!