Rabu, 17 Agustus 2016

Nasehat Ringkas Dalam Agama [19]

Nasehat Ringkas Dalam Agama [19]

RABU, 15 Dzulqa'dah 1437 H / 17 Agustus 2016 M / 20:20 WIB

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللَّه


Sebuah Tanya.. ???

Mengapa kita memberi hadiah yang sangat mahal kepada orang-orang kaya padahal mereka mampu membelinya???

Sedangkan buat orang fakir kita beri mereka sisa-sisa pakaian dan makanan kita ???

Apakah anda punya jawaban yang memuaskan..?

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

181. WAQFAH

"Bertahun-tahun anda bekerja keras agar bisa menabung demi menghalalkan wanita impian anda.

Namun pada hari pernikahan, anda membiarkan wanita impian anda menjadi tontonan ribuan pria asing (non mahram). Bahkan pria-pria tersebut bebas berfoto ria dengan wanita idaman anda.

Lantas kemana hilangnya rasa cemburu anda..?

Ingat... !

Laki-laki Dayyuts [*] tidak akan masuk surga.

Istri anda hanya untuk anda, bukan untuk tamu undangan."

[*] Laki-laki dayyuts adalah suami atau bapak yang membiarkan terjadinya perbuatan buruk dalam keluarganya.

Lawannya adalah laki-laki gayur, yaitu orang yang memiliki kecemburuan besar terhadap keluarganya. Dia tidak mau membiarkan keluarganya berbuat maksiat.

[Yogyakarta 13-11-1437 H, ACT El-Gharantaly]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

182.

Mulanya adalah ketika kita menilai bahwa kita layak dan harus mengomentari segalanya.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

183.

Nilai Sebuah Kebajikan

"Nilai sebuah kebajikan tidak diukur dari banyaknya harta yang kita berikan.

Harta memang bermanfaat bagi si fakir, namun takkan bisa menghilangkan perihnya luka karena getirnya kehidupan.

Boleh jadi salam tulus yang kau ucapkan pada si faqir jauh lebih bernilai baginya dibanding dirham yang kau berikan.

Dan dirham yang kau berikan padanya dengan uluran tangan yang tulus, lalu kau memintanya berjabatan tangan jauh lebih bernilai baginya ketimbang dinar yang kau berikan dengan tangan terangkat disertai perasaan angkuh dan mimik wajah yang seolah memintanya meneguk cawan kehinaan".

( Syaikh Ali Mustafa Thantawi -rahimahullah- )

[Madinah 1436 H, ACT El-Gharantaly]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

184.

FAIDAH

"Jangan selalu andalkan donatur untuk menghidupi dakwah. Berusahalah untuk membuat unit ushaa yang bisa menghidupi dakwah secara terus menerus."

[Faedah bincang-bincang santai bersama Syaikh Abdurrahman Al-Rusyaidan -hafizhahullah-]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

185.

WAQFAH

Semakin hari terumbu karang di bibir pantai taman bawah laut Olele Gorontalo semakin memprihatinkan.

Perhatikan terumbu karang pada gambar di bawah ini, benar-benar memilukan.

Diantara sebab rusaknya terumbu karang adalah terlalu banyak menerima sentuhan dari setiap orang yang melakukan kegiatan penyelaman maupun snorkeling.
Sebagai penikmat keindahan bawah laut, pengunjung semestinya menyadari bahwa brinteraksi dengan dunia bawah laut harus hati-hati. Satu sentuhan yang tampaknya tidak berbahaya, dapat mengakibatkan berkurangnya kualitas kehidupan akuatik yang ada di laut kita.

Mari jaga laut kita... [1]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

186.

Renungkan Dan Syukuri

Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim Al Harrany - rahimahullah - berkata :

أجل نعمة أنعم الله بها على عباده أن هداهم للإيمان

"Nikmat paling besar yang dikaruniakan Allah bagi para hamba-Nya adalah tatkala Dia menunjukkan mereka pada keimanan"

[Al Fatawa (1/132)]

Catatan :

Benar sahabat...
Nikmat itu adalah nikmat iman.

Namun terkadang rasa syukur kita terhadap nikmat ”Iman” ini tak sedahsyat getarannya dalam jiwa dibanding kala kita mendapat harta, meraih jabatan kedudukan dan lain-lain. Padahal terpatrinya “Iman” dalam dada adalah nikmat yang paling luar biasa diatas nikmat-nikmat lainnya.

Betapa tidak, mari kita rasakan nikmat Iman yang terpatri di dalam diri kita, lalu sandingkan dengan mereka yang terlahir sebagai musyrik, kafir atau munafik..?

Bagaimana saudaraku..?

Simpan jawaban itu di hati anda. Lalu bersyukurlah kepada Allah seraya bertasbih memuji-Nya.

Baarakallahu fiikum.

[Madinah 6 Dzulqa'dah 1435 H, ACT El-Gharantaly]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

187.

KHATIROH

"Pertumbuhan ekonomi tidak selalu berbanding lurus dengan  kesejahteraan penduduk, bila produksi meningkat namun hanya dinikmati oleh kalangan atas.

Dibutuhkan kecerdasan spiritual dalam mengelola negeri ini.

Kecerdasan yang menuntun diri agar qona'ah dan tak rakus.

Kecerdasan yang mampu mengasah kepekaan jiwa, agar mengerti arti peluh kaum papah yang selalu terabaikan".

[Salemba 6 Dzulqo'dah 1437,  ACT El-Gharantaly]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

188.

WAQFAH

Kata Syaikh Rusyaidan :
"Ada dua ilmu yang selalu dizhalimi.

Pertama: Ilmu agama,
Kedua: Ilmu politik.

Hampir semua orang merasa layak berbicara pada dua bidang ilmu tersebut. Masing-masing merasa kurang bila belum memberi komentar pada dua bidang tersebut"

Catatan :

Benar...  Sangat terasa..
Ketika sebagian orang memakai baju yang bukan bajunya.

Tampak sangat bijak, apalagi kalau berbicara soal dakwah, ukhuwah, manhaj, politik dll.

Seolah lupa bahwa bijaknya orang jahil dan mutaalim (sok tahu) adalah racun bagi dakwah, agama dan negara.

Al-Ghazaly mengatakan :

لو سكت الجاهل لقل الخلاف

"Andai orang jahil diam, perselisihan tentu akan sedikit"

Kata orang arab :

"قف عند حدك"

"Berhentilah pada batasmu"

Maksudnya, "jangan campuri apa yang bukan bidangmu".

[Salemba 6 Dzulqo'dah 1437, ACT El-Gharantaly]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

189.

KHATIROH

Dalam menjalani hidup, seorang mukmin membutuhkan cara pandang yang mampu menembus batas-batas materi. Meski mata menatap dunia dengan segala keindahannya, namun hatinya harus melihat jauh kesana, pada keaslian kampung akhirat yang menjadi tujuan.

Seorang mukmin takkan berfikir soal panjang dan pendeknya umur, atau sedikit banyaknya materi yang ia dapat dari kehidupan dunia, tapi soal keberkahan dan berapa banyak yang telah ia syukuri dari semua karunia itu.

Karena hidup hanya sesaat…

[Juni 17, 2014, ACT El-Gharantaly]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

190.

RISALAH KECIL UNTUK PENUNTUT ILMU

~ Jagalah Hati ~

Banyak penuntut ilmu yang mengeluhkan hafalan Quran-nya yang stagnan, cuma jalan di tempat. Bertahun-tahun waktu ia habiskan, namun hafalannya cuma segitu-segitu saja. Atau mengeluhkan betapa susahnya mengokohkan apa yang pernah dihafal. Semua terasa begitu berat.

Belum lagi ilmu-ilmu lainnya; hadits-hadits yang dulu pernah dihafal, persoalan-persoalan fikih yang dulu pernah dipahami, ataupun untaian-untaian indah ulama-ulama terdahulu yang sempat mampir dalam memori.

Keluh-kesah ini terkadang membuat seseorang merasa frustasi dan putus asa. Saat kita bertanya-tanya dalam hati, mengapa ilmu-ilmu yang telah diperoleh, belum lagi membekas di dalam diri ?

"Ada yang salah dalam diri ini, dan itu pasti".

Tatkala problem mendera, sebelum protes kesana-kemari, hingga menuduh pihak-pihak lain, maka tuduhan pertama wajib kita arahkan pada diri sendiri. Allah ta'ala berfirman :

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

"Dan musibah apapun yang menimpamu, maka adalah buah dari perbuatan tanganmu"

Imam al-Ilbiriy mengatakan dalam mandzumahnya :

ونفسك ذم لا تذمم سواها
بعيب فهي أجدر من ذممت

 "Dan jangan mencela siapapun atas aib diri kecuali dirimu, Dialah yang paling pantas untuk dicela"

Sebagian ulama salaf pernah berujar :

آفة العبد رضاه عن نفسه، ومن نظر إلى نفسه باستحسان شيء منها فقد أهلكها، ومن لم يتهم نفسه على دوام الأوقات فهو مغرور

 "Adalah petaka bagi seorang hamba bila ia merelakan nafsunya. Barangsiapa yang melihat dirinya dengan menganggap baik satu bagian darinya, maka sungguh ia telah mencelakakannya. Dan barangsiapa yang tidak menuduh dirinya dari waktu ke waktu, maka ia adalah orang yang tertipu."

Seorang Imam besar pernah mengeluhkan hal yang kurang lebih senada kepada gurunya. Sang Guru pun menasehati muridnya untuk meninggalkan dosa, seraya berkata : "Ilmu adalah cahaya, dan Allah tidak menganugerahi cahaya-Nya kepada seorang pendosa".
[2]

Ilmu memiliki cawan tempat dimana ia menetap. Dan cawan ilmu itu adalah hati.
Mari kita tanyakan pada diri kita masing-masing,

Sudahkah kita membersihkan cawan ilmu itu sendiri ?

Sejauh mana usaha kita membersihkan hati ?

Segala sesuatu memiliki wadah. Dan wadah ilmu, tempat ilmu bersemayam, adalah hati.
Tatkala kita menemukan sesuatu yang berharga dari perbendaharaan dunia, tentu kita akan mencari tempat yang paling aman untuk menyimpannya. Dan bagi seorang penuntut ilmu, ilmu jauh lebih berharga dari semua perbendaharaan dunia. Maka membersihkan hati semestinya menjadi fokus utama seorang penuntut ilmu.

"Karena perumpamaan ilmu di dalam hati bagaikan lentera. Apabila kaca lentera itu bening, maka cahaya yang dipancarkan akan terang benderang. Namun bila kaca lentera itu ditutupi kotoran, maka cahayanya akan menjadi redup."

Ada ungkapan yang mengatakan :

 فالعلم جوهر لطيف لا يصلح الا للقلب النظيف

"Ilmu adalah permata yang halus, dia tidak layak kecuali untuk hati yang bersih"

Banyak sekali noda-noda yang harus kita singkirkan dari hati, yang kesemuanya kembali kepada 3 pokok sebagaimana yang disebutkan Ibnul Qayyim dlm kitab alfawaid :

1. Noda Syirik

2. Noda Bid’ah

3. Noda Maksiat

Allah berfirman, memerintahkan nabi Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam :

ْوَثِيَابَكَ فَطَهِّر

"Dan pakaianmu, maka bersihkanlah."

Walaupun ada perbedaan pendapat di kalangan ahli tafsir dalam menjelaskan arti pakaian pada ayat ini, apakah yang dimaksudkan adalah pakaian zahir ataukah batin. Namun Ibnu Jarir menyebutkan bahwa mayoritas salaf menafsirkan pakaian pada ayat ini dengan makna batin, hal itu disimpulkan setelah memperhatikan siyaq (runut) pada ayat-ayat sebelumnya.

Saudaraku fillah. . . .

Bila kita merasa malu di hadapan manusia saat berpakaian lusuh dan kumuh, maka sudah seharusnya kita merasa malu bila melihat hati kita yang kumuh dan lusuh denga noda-noda dosa. Karna Allah tidak memandang rupa dan harta kita, tapi melihat hati dan amalan kita, sebagaiman sabda nabi shallallahu'alaihi wa sallam,

ان الله لا ينظر الي صوركم واموالكم ولكن ينظر الي قلوبكم واعمالكم

"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi melihat hati dan amalan kalian."

Sahl bin Abdullah Tusturiy pernah mengatakan :

 حرام علي قلب ان يدخله النور وفيه شيء مما يكره الله

"Haram bagi hati untuk dimasuki cahaya, bila di dalamnya ada perkara-perkata yang dibenci oleh Allah."

Semoga kita diberi taufik untuk membersihkan hati-hati kita, dan kelak kembali kepadanya dengan hati yang selamat.

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ * إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

"Hari dimana tiada bermanfaat lagi harta dan anak keturunan, kecuali hamba yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat."

 اللهم آت نفوسنا تقواها وزكها أنت خير من زكاها أنت وليها ومولاها

Ya Allah..! Anugerahkanlah ketakwaan pada jiwa-jiwa kami, bersihkanlah ia, Engkau adalah sebaik-baik Dzat yang membersihkan jiwa. Engkaulah Penguasa dan Pemiliknya.

[by: Arif Rinanda. Editor: ACT El Gharantaly, Madinah 09-07-1436 H]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh. hanya Allah yang beri taufik, Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

[cerkiis.blogspot.com, sumber: Disalin dari tulisan Ustadz Aan Chandra Thalib dan penambahan seperlunya (arifia)]

Footnote :
[1] https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=321321478215113&id=100010117905604
[2] Imam besar tersebut adalah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i, dan guru beliau adalah Imam Waki'.