Selasa, 01 Agustus 2017

Nasehat Ringkas Dalam Agama [49]

Nasehat Ringkas Dalam Agama [49]

Berikut ini adalah sebuah pesan sekaligus nasehat berharga yang kami ringkas dari berbagai sumber yang insya Allah dapat semakin menambah ilmu yang bermanfaat.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

491.

Tips melumpuhkan fitnah wanita :

1. Perbanyak amalan ketaatan

2. Jangan lalai

3. Menundukkan pandangan

4. Bila berbicara dg wanita karena kebutuhan maka jangan buka cela untuk saling bercanda (bercanda dg wanita itu hanya pada istri saja).

5. Jangan suka menyanjung wanita tanpa ada tujuan yang memperbaiki kearah yang diridhai dan dimaksud syari'at

6. Bila bermedia sosial bersikaplah kaku dimata wanita dan longgar dimata lelaki, contohnya : rajin bahas poligami dan fokus pembahasan pada ilmunya dan pada hal-hal yang memang tidak disukai wanita pada pembahasan itu dan bukan pada bahasan kemaluannya, sehingga dengan itu akan banyak dimusuhi wanita sementara materi tersampaikan dan dicintai para lelaki, karena terkadang para lelaki mendapatkan ilmu-ilmu baru dalam pembahasan yang ada.

7. Bersikap keraslah pada perasaan sendiri, bila mulai ada gejala cinta maka bersikap keraslah dengan melawan kemauan hati, dan berkatalah pada hati bahwa "aku diciptakan di dunia ini bukan untuk ini".

8. Jangan membiarkan hati berbicara sendiri dan menggambarkan opini sendiri tentang keindahan seorang wanita, bila fikiran itu datang maka alihkan kepada membaca alquran dan mentadabburi-Nya, atau membaca ilmu-ilmu yang bermanfaat, atau merenungi penciptaan langit dan bumi ini.

Sungguh dicintai wanita itu adalah fitnah yang meruntuhkan akal, karena itu sebagai lelaki perindu surga maka bersikaplah dengan sesuatu yang dirindukan para bidadari surga, dan jangan sampai wanita-wanita dunia ini menceraikanmu dari keelokan para bidadari surga.

Semoga bermanfaat

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

492.

Suami itu bila melihat istrinya berada diatas ketaatan kepada Allah, dengan memiliki istri yang taat pada Allah tersebut jadilah sejuk pandangannya, dan demikian pula  istri bila melihat suaminya diatas ketaatan kepada Allah, sementara ia adalah seorang wanita yang beriman, dengan memiliki suami yang taat pada Allah tersebut jadilah sejuk pandangannya".

[ Majmu' Fataawaa Ibnu Baaz 4/44 ]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

493.

Aku nasehati aku dan kalian wahai ikhwan, berhati-hatilah kita dengan wanita, dan jangan beri ruang mereka masuk kedalam hati kita bila tak ingin kita akan terkurung dalam penderitaan penjara rindu, dan bila kita terobos penjara rindu itu maka kita telah menebusnya dengan kemurkaan Allah.

Boleh saja diantara kita jika ada yang menyukai perempuan satu, dua, tiga, atau empat. Tapi ingat ukur betul-betul kesiapan diri kita dan kesiapan diri orang yang kita sukai jika ada diantara kita menyukai, bila kita atau kalian dirasa akan maju maka majulah secara jantan, dan harus berani mengambil segala keputusan dengan segala resikonya sebagai wujud tanggung jawab lelaki sejati, atau mundurlah dengan tanpa tunduk pada perasaan sekalipun mati dengan sebab menahan rindu, sebagai mana kisah pemuda shaalih yang Ibnul qayyim sebutkan dalam kitab raudhatul muhibbin bahwa dizaman bani abbasiyah ada seorang pemuda shaalih jatuh hati pada seorang gadis yang cantik jelita, namun cinta mereka terhalang karena orang tua, dan sang wanita sudah putus asa dan mengajak jalan-jalan menyimpang yang kemana saja lelaki shaalih itu ingin membawanya maka ia akan mengikutinya, tapi pemuda Shaalih itu takut pada Allah sehingga ia lebih menolak ide sang gadis dan lebih memilih memendam rindu hingga ajal menjemputnya dengan sebab jatuh sakit akibat menahan rindu.

Lelaki itu harus punya izzah, jemputlah gadis idaman dengan jantan tanpa mengawalinya dengan maksiat atau pendamlah rindu itu hingga engkau menjumpai Allah dan Allah ridha dengan itu. Dan bila kau pernah memiliki masa lalu yang kelam karena pernah pacaran maka kubur masa lalumu dan jadilah masa sekarangmu, dan pendamlah rasa rindu itu meski bergemuruh didalam Dada serasa meledak-ledak, sungguh mati menahan rindu itu jauh lebih baik dari bunuh diri atau berbuat zina mata, zina hati, zina telinga, zina tangan apalagi zina kemaluan.

Jadilah kita itu lelaki yang terlahir untuk berbakti pada Allah.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

494.

Tatkala aku mendengar atau membaca status ikhwan miskin yang gemar membicarakan poligami di statusnya lebih aku kagumi daripada aku melihat ikhwan yang membicarakan keburukan pemerintah suatu negara dengan hujjah peduli ummat.

Alasannya ?

Kalau ikhwan tipe pertama maka andai ia benar-benar merealisasikan statusnya maka itu kebaikan baginya dan terhormat baginya daripada zina, dan andai ia tidak mampu berbuat adil pada keluarganya maka yang mudharat hanya menimpa dirinya dan keluarganya saja, adapun ikhwan tipe kedua yang kita lihat dengan mengamati sejarah sepanjang zaman sedikit maslahat yang didapat dengan mengumbar keburukan para penguasa, andai mereka dapat melengser kekuasaan mereka roda pemerintahan tak berjalan lebih baik karena rezim yang tumbang balas dendam ingin kembali menumbangkan dan dapat membuat kacau kestabilan suatu negara lagi memancing kamarahan rakyat awam atas penguasanya yang dapat memantik fitnah yang berkepanjangan.

Semoga Allah berikan saya, kami, anda, kita dan semua kesabaran dalam menghadapi ujian yang Allah berikan kepada kita dalam hidup bernegara.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

495.

Cara efektif saya dalam seleksi konfirm pertemanan yang permintaan sudah mencapai seribu tapi belum saya konfirm, maka saya menyisir liker status-status saya yang kontentnya prinsip dan manhajiy, bila banyak jempolnya nyangkut disana lalu saya masuk kekronologinya jika statusnya kental nuansa manhaj dan ilmu dan tidak banyak berpolitik memperebutkan kekuasaan maka saya konfirm pertemanan, jika tidak maka di ignore atau pending.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

496.

Sungguh istriku dimataku tak tergantikan dengan wanita manapun, dan tatkala aku membahas ta'addud itu hanya aku tak ingin syari'at Rabbku direndahkan manusia.

Jujur saja aku sangat mencintai istriku, bisa jadi dimata Rabbku cintaku kepada istriku jauh lebih besar dari cinta mu kepada istri mu meski engkau sangat tidak menyukai pembahasan ta'addud yang telah menjadi bagian dari syari'at Rabbku yang Dia juga adalah Rabbmu.

Meski diriku sering membahas ta'addud tapi hingga detik ini aku bukanlah pelakunya, bahkan hingga sa'at ini belum ada yang mampu menggeser posisi istriku didalam dadaku, dan andai datang akhwat cantik dengan paras artis papan atas sekalipun sa'at ini mendatangiku, sungguh itu semua tak akan merubah rasa cintaku pada istriku.

Aku memang mencintai istriku tapi kecintaanku pada Rabbku harus diatas kecintaanku pada istriku.

Catatan :
Kalau status ini bukan maknanya tidak mau ta'addud, kalau memang sudah suratan taqdir tak ada yang dapat dihindari bahkan fithrahnya lelaki itu suka pada banyak wanita, tapi status ini maknanya tidak setiap orang bicara ta'addud itu pertanda orang yang sudah hilang rasa sayangnya sama istrinya atau orang yang mudah melupakan istrinya.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

497.

Pemikiran liberalisme dan pluralisme sebenarnya musuh semua agama. Makanya orang beragama yang taat tidak akan termakan oleh pemikiran mereka. Pemikiran mereka hanya laris di kalangan kaum abangan dan orang-orang awam yang bingung.

Walhasil untuk membendung mereka, caranya adalah terus mengedukasi umat dengan ilmu syar'i. Terus sebarkan ilmu, dakwah, ajarkan umat pemahaman agama yang shahih, sampai ke seluruh pelosok dan lapisan masyarakat.

Mudah-mudahan kami dan anda sekalian mengambil bagian, walaupun kecil. Sekadar menebar buletin, share status para ustadz, memberi tahu link website Islami, channel radio Islami, channel youtube Islami, dan hal-hal mudah lainnya. Semoga Allah memberikan taufiq.
[Ustadz Yulian Purnama]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

498.

[ Yang Tak Mengharap Syukranmu ]

Semakin tua dai, semakin kecil insya Allah keinginan duniawinya dalam berdakwah, kecuali yang sejak mula dakwahnya konsisten mencari dunia dengan dakwahnya. Karena yang sudah tua umumnya lebih dewasa, dan semakin mengerti bahwa tidak ada bagian dunia yang layak dicari dalam kiprah berdakwah. Walau nyatanya, tetap orang-orang yang ikhlas terus dikejar oleh dunia supaya tergoda, sekalipun mereka dapatkan, mereka akan tetap jadikan dunia sebagai wasilah saja menuju Dar as-Sa'adah. Saat kulit kian keriput, suara kian parau, nafas tak sepanjang masa muda lagi, tenaga tak sebesar dulu, pantang makan ini itu dan kerap merasakan sakit, di situ orang-orang tua kian sadar betul, bahwa:

Jangankan jiwa, badan saja sudah tidak begitu betah lagi berlama-lama di dunia. Lalu buat apa berlarut mengejar dunia semata?

Lihat kulit. Makin tua makin keriput, saking sebegitunya dunia.
Lihat mata. Makin tua makin tak tajam memandang, saking sebegitunya dunia.
Lihat diri masing-masing. Makin lama makin sadar.

Karena itu, berusahalah di kiprah dakwah, menetralisir nafsu duniawi, bukan mematikannya karena itu sudah paten ada sebagai ujian dan kadang bisa jadi ladang pahala. Jangan mengharapkan imbalan dari manusia sekalipun terima kasih. Sekalipun pahit. Sekalipun tidak dihargai manusia. Sekalipun tidak ada yang bersyukur terhadap usaha. Semakin sabar, semakin dekat kepada Allah Ta'ala. Semakin patut dijadikan qudwah. Semakin ikut pada Nabi. Semakin dekat kepada Allah. Sebegitu rendahnya dunia sampai:

Lihat jantung. Semakin lama semakin dekat kepada detik berhentinya.

Maka, jika berkesempatan minimal menyimak dakwah dan sajian dai-dai tua yang mengajarkan hidayah sesuai Sunnah, simaklah sekalipun awalnya kurang suka. Mungkin karena kakunya, atau dirasa keras. Tapi kita melihat sorot mata dan akhlak mereka, insya Allah, mereka tidak meminta apapun dari kita untuk urusan dunia. Baca kembali ini, duhai saudara:

"اتَّبِعُوا مَنْ لَا يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا وَهُمْ مُهْتَدُونَ

"Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Sura Ya-Seen, Ayat 21)

[Ustadz Hasan al Jaizy]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

499.

[ mauqifuna ]

Bagiku, seorang ustadz tidak FB-an bukan menunjukkan kebaikan secara mutlak; sebagaimana halnya ustadz FB-an juga belum tentu kebaikan secara mutlak.

Semuanya relatif. Tergantung bagaimana penggunaannya. Dimanapun, selalu terhampar lahan untuk berbagi ilmu dan kebaikan. Setiap ustadz tentu memiliki alasan tersendiri untuk berkecimpung atau tidak di dunia maya.

Tak dipungkiri, di dunia maya, banyak orang yang menemukan gerbang awal hidayah, untuk kemudian menguatkan hidayah tersebut di dunia nyata, dengan jalan mengikuti majelis-majelis ilmu yang mulia.

Dan, tak dipungkiri pula, di dunia maya, akun-akun para ustadz yang konsisten dengan ilmu dan kebaikan bisa menjadi:

1. Oase segar yang menyejukkan jiwa-jiwa yang kering akan ilmu dan iman. Sebagai sebab hidayah taufiq maupun hidayah al irsyad wal bayan bagi setiap pribadi yang menghendaki kebaikan dan kebenaran.

2. Obat yang mujarab untuk menyembuhkan berbagai fitnah dan syubhat bagi jiwa-jiwa yang sempat tersesat jalannya karena berbagai bujukan kebatilan; hingga kemudian--dengan izin Allah--kembali kepada jalan yang lurus.

3. Pedang-pedang yang terhunus, yang siap menebas berbagai kerancuan dan kesesatan yang disebarkan oleh akun-akun yang menyeru kepada neraka Jahannam; melindungi umat dari berbagai paham menyimpang dan menyelisihi petunjuk Nubuwwah.

Jadi, jangan meremehkan atau menganggap tidak baik ustadz-ustadz yang memiliki akun media sosial. Jangan pula memiliki mindset bahwa ustadz-ustadz yang tidak mempunyai akun lebih afdhol, lebih jelas kerja dan dakwahnya di dunia nyata, lebih menyibukkan diri dengan ilmu dan umat.

Itu kurang tepat. Banyak sekali ustadz yang disamping mengelola akun pribadi maupun fans page di media sosial; namun kiprahnya di dunia nyata juga tak kalah hebat. Mereka juga sibuk berdakwah, menyebarkan ilmu, berkontribusi untuk umat, memikirkan kemashlahatan kaum muslimin, dan tak lelah berbagi ilmu dari satu majelis ke majelis lainnya. Adapun, bila ternyata mereka punya akun media sosial, tentu karena alasan dan pertimbangan tersendiri.

Barakallahu fiikum. Yaumun mubarok.

[Ustadz Ammi Ahmad]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

500.

[ tadzkiratuna ]

Bikin pengumunan di FB:

" Afwan, selama bulan Ramadhan ini ana ingin off dulu dari fesbuk. InsyaAllah ana fesbukan lagi setelah Ramadhan."

Klik. Tutup akun.

Namun, ternyata dalam kesehariannya sama saja. Nggak ada perbedaan. Tetap lalai. Tetap tak ada peningkatan ibadah. Tilawah hampir nggak pernah. Belajar agama masih saja ogah. Dzikir dan doa juga sekedarnya. Sholat berjama'ah di masjid masih saja malas-malasan.

Yang ada malah.....sibuk dengan TV siang malam. Searching berita-berita politik dan infotainment di internet. Berjibaku dengan planning jalan-jalan sana-sini, ngabuburit.

Lha terus, maksud dan tujuannya apa pasang pengumuman mau off FB selama Ramadhan?

Hati-hati. Ini yang banyak tidak kita sadari. Syaithon bisa saja bermain di sini. Kita membuat pengumuman publik seperti itu, agar orang lain berdecak kagum terhadap kita, menilai kita sebagai ahli ibadah, serta memiliki image bahwa kita sangat menyibukkan diri dengan amal-amal shaleh di bulan Ramadhan.

Padahal, sibuk atau tidak sibuk ibadah di bulan Ramadhan, patokannya bukan aktif atau tidak aktif fesbukan. Relatif. Yang penting kita pandai mengatur waktu dan bisa membuat skala prioritas dalam beraktivitas. Belum tentu yang aktif fesbukan selama Ramadhan lebih lalai dalam ibadahnya; sebagaimana halnya belum tentu yang off fesbuk di bulan puasa lebih giat dalam beramal.

Barakallahu fiikum.

[Ustadz Ammi Ahmad]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh. hanya Allah yang beri taufik, Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

[Http://Cerkiis.blogspot.com, disalin dari berbagai sumber referensi pilihan. Penyusun : arifia]