Kamis, 20 Oktober 2016

Nasehat Ringkas Dalam Agama [39]

Nasehat Ringkas Dalam Agama [39]

Berikut ini adalah sebuah pesan sekaligus nasehat berharga yang kami ringkas dari berbagai sumber yang insya Allah dapat semakin menambah ilmu yang bermanfaat.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

391.

سئل العلامة عبد العزيز بن باز - رحمه الله - : عم الوالدة وخالها هل هم من محارمي ؟

فاجاب - رحمه الله - :
[ نعم عمها وخالها من المحارم ،
قاعدة في المحرم : كل من تحرم عليه بالنسب كخالها أو عمها أو أبيها ، أو سبب كرضاع أو مصاهرة كأب الزوج وابن الزوج هؤلاء هم المحارم.
فالخال من المحارم والعم من المحارم ، وإن كان خال أبيها ، وإن كان خال أمها ، وإن كان عم أبيها وعم أمها ، فإن عم أبيها عم لها وعم أمها عم لها ،
وهكذا خال أبيها وخال أمها أخوال لها فهم محارم وإن علوا ، كأخي جدها وأخي جدتها هم أخوال لها ] .

[ مجموع فتاوى ابن باز (16-381) ]

As-Syaikh al-'allaamah 'Abdul 'Aziz bin 'Abdillah bin Baaz rahimahullah ditanya :

"Pamannya ibu dari sebelah ayahnya dan pamannya ibu dari sebelah ibunya, apakah mereka para mahram ku" ?

As-Syaikh menjawab :

"Benar, pamannya ibu dari sebelah ayahnya, dan pamannya ibu dari sebelah ibunya adalah mahram.

Kaidah dalam mahram : setiap orang yang diharamkan atasnya dengan sebab nasab seperti pamannya dari sebelah ibu, atau pamannya dari sebelah ayah, atau ayahnya, atau dengan adanya sebab seperti sepersusuan, atau mushaaharah (perkawinan) seperti ayah dan putranya suami, maka mereka ini adalah mahram. Oleh karena itu paman dari sebelah ibu bagian dari mahram, dan paman dari sebelah ayah juga bagian dari mahram, meskipun itu paman ayahnya dari sebelah ibunya, meskipun itu paman ibunya dari sebelah ibunya, meskipun itu paman ayahnya dari sebelah ayahnya, maupun itu paman ibunya dari sebelah ayahnya, dan sungguh paman ayahnya dari sebelah ayahnya merupakan paman baginya, dan paman ibunya dari sebelah ayahnya juga merupakan paman baginya. Dan demikian juga paman ayahnya dari sebelah ibunya, dan paman ibunya dari sebelah ibunya adalah para akhwal (para paman), maka mereka ini adalah para mahram meskipun keatas seperti saudara laki-laki kakeknya, dan saudara laki-laki neneknya, mereka adalah para akhwal (para paman) baginya".

[Majmu' Fataawaa Ibni Baaz 16-381]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

392.

قال العلامة  الفوزان
"إذا أردت النجاة وأردت السعادة وأردت السلامة من الضلال فعليك بمنهج السلف"
[ شرح الدرة المضية - صـ279 ]

Berkata al-'allaamah al-Fauzan hafizhahullah :

"Jika engkau ingin sukses, ingin bahagia, dan ingin selamat dari kesesatan maka wajib atasmu bermanhaj salaf".

[Syarhud-Durrah almudhiyyah hal 279]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

393.

الســؤال :
هل يجوز لزوجي أن يصافح زوجة أبي ؟ وهل تُعدُّ من المحرمات عليه ؟

الجــواب :
زوجة أبيك غير أمك فليست محرماً على زوجك ، لكن أمك تحرم عليه ، ويجوز له مصافحتها والخلوة بها ، لأنها بمنزلة أمه ، هي من ذوات المحارم بالنسبة له .
أما زوجة أبيك فلا ، لو مات أبوكِ أو طلَّق هذه الزوجة يجوز له أن يتزوجها ، بخلاف أمك ، فإنها تحرم عليه حرمة مؤبَّدة بعد الزواج .

كتاب " فضل العلم والعلماء " .
الشيخ ربيع بن هادي المدخلي حفظه الله
[ صفحة رقم [ 204 ]]

As-Syaikh Rabi' ditanya :

"apakah boleh suamiku bersalaman dengan istri ayahku ?, Dan apakah ia terhitung bagian dari mahram atasnya ?"

Jawab :

"Istri ayahmu bukanlah ibumu maka ia bukanlah mahram atas suamimu, akan tetapi ibumu akan menjadi mahram atas suamimu, dan dibolehkan bagi suamimu bersalaman dengan ibumu, berkhalwat (berdua-duaan) dengannya, karena ibumu menempati posisi ibu suamimu, dan ibumu bagian dari mahram suamimu. Adapun istri ayahmu maka bukan mahram suamimu, andai ayahmu meninggal, atau ia menthalaq istrinya ini, maka suamimu boleh menikahinya, yang berbeda dengan ibumu, karena ibumu akan menjadi mahram atas suamimu dengan mahram selama-lamanya pasca nikah.

[Kitaab "Fadhlul 'Ilmi wal 'Ulamaa' hal 204"]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

394.

قال الإمام الشافعي، رحمه الله :
«من أحبَّ أن يُنوِّر الله قلبه، فعليه :
بالخَلوة، وقِلَّة الأكل، وترك مُخالطة السُفهاء
وبُغضِ أهلِ العلمِ الذين ليس معهم إنصافٌ ولا أدَب!»
[ المجموع للنووي(31/1) ]

Berkata al-Imaam as-Syaafi'i rahimahullah :

"Barangsiapa yang suka Allah pancarkan cahaya di dalam hatinya maka hendaknya ia berkhalwat (menyendiri untuk beribadah kepada Allah), sedikit makan, tidak bergaul dengan orang-orang bodoh, dan membenci ahli ilmu yang tidak ada bersama mereka sifat inshaaf (sifat adil)  dan adab".

[Al-Majmu' karya an-Nawawi 1/31]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

395.
‏️قال العلامة صالح الفوزان :
يوم القيامة لا يبقى معك إلا العمل
فلا يبقى معك مال
ولا أقارب
ولا ولد
ولا أخ
[ .شرح الدلائل -ص201 ]

Berkata al-'Allaamah Shaalih al-Fauzan :

"Pada hari kiamat tidak ada yang tinggal bersamamu kecuali amal, sehingga harta, kerabat, anak, dan saudara tidak lagi tinggal bersamamu".

[Syarh ad-Dalaail hal 201]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

396.

قال سفيان بن عيينة :
لا يمنعنّ أحدكم من الدعاء ما يعلم من نفسه،
فإن الله عز وجل أجاب دعاء شر الخلق إبليس لعنه الله
إذ قال: (قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ).
[فتح الباري (143/11)]

Berkata Sufyan bin 'Uyainah rahimahullah :
"Janganlah salah seorang dari kalian benar-benar terhalang dari do'a dengan sebab apa yang ia ketahui dari dirinya, karena sesungguhnya Allah 'azza wa jalla telah mengijabahi (mengabulkan) do'anya seburuk-buruk makhluq yaitu iblis la'anahullah.

Ingatlah ketika Allah berfirman :
"Iblis berkata, wahai Rabbku berilah tangguh kepadaku hingga hari mereka dibangkitkan, Allah berfirman mengabulkan permintaan Iblis : Dan sesungguhnya engkau termasuk dari orang-orang yang ditangguhkan".

[Fathul Baari 11/143]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

397.

‏️عنِ ابنِ عبّاسٍ - رضي الله عنهما - أنّهُ قالَ :
 يا صاحبَ الذّنْبِ لا تأْمنْ سُوءَ عاقبتِه.
[ حلية الأولياء 1/324 ]

Dari Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhumaa bahwasanya beliau berkata :

"Wahai pelaku dosa janganlah engkau merasa aman dari buruknya akibat dosa tersebut".

[Hilyatul Auliya' 1/324]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

398.

قال ابن حبان -رحمه الله تعالى- :
"من لم يكن له هِمّةٌ إلا بطنه وفرجه عُدَّ من البهائم"
( روضة العقلاء349 ).

Berkata Ibnu Hibban rahimahullahu Ta'aalaa :

"Barangsiapa yang tidak memiliki cita-cita kecuali perut dan kemaluannya ia terhitung bagian dari binatang".

[Raudhatul 'Uqalaa' 349]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

399.

Dua perkara yang harus dijauhi dalam kehidupan :

1. Bermain-main dengan agama
2. Bermain-main dengan hati.

- Dalam perkara agama kita harus punya prinsip yang sifatnya mengikat lagi kuat yang tidak dapat diganggu gugat karena itu bila telah datang dalil dan ulama' telah ijma' tentangnya maka ambillah, apa yang ulama' berselisih tentangnya jangan terlalu dalam masuk didalam pembahasannya tanpa ada ilmu penunjang yang dimiliki, kewajiban kita mengambil sebatas apa yang kuat menurut pandangan kita juga hanya untuk diri kita sendiri, bila kita mendalami dan terjun kedalam pembahasannya yang ulama' saja tak dapat menyatukan ummat dengannya maka sungguh kita akan tenggelam dalam fitnah berkepanjangan dan jauh dari mengamalkan amalan keta'atan.

- Dalam perkara hati sungguh jangan turuti setiap rasa penasaran yang ada dalam diri kita, dan jangan pula menuruti emosi sesa'at. Sungguh betapa banyak qabilah yang besar runtuh dengan sebab kasmaran, dan betapa banyak orang besar itu jadi murtad dengan sebab asmara, dan betapa banyak rumah tangga yang terhormat itu luluh lantah hilang kehormatannya dengan sebab tidak pandai mengendalikan hati. Selain itu pandai-pandailah menempatkan perasaan cemburu, dan cemburu itu ibarat api bila kecil ia akan menjadi penghangat rumah tangga, bila ia besar ia akan membakar sehingga ia akan membakar setiap apa yang ada didekatnya.

~ Ilmu obat kebodohan karena itu belajarlah kita untuk mengobatinya ~

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

400.

Kita itu lebih banyak menghabiskan waktu untuk dunia daripada untuk akhirat, lalu bagaimana kita katakan bahwa kita sudah seimbang antara dunia dan akhirat apalagi lebih banyak akhirat ? Sungguh sangat jauh dari diri-diri kita menjadikan hidup untuk memperbanyak bekal akhirat.

Dalam 1 hari berapa lama kita bekerja atau berapa lama kita bersekolah tentang ilmu dunia bagi yang masih sekolah ?

Ditambah lembur bagi yang lembur berapa jam lagi, atau yang eskul bagi pelajar ?

Ditambah waktu pulang pergi dijalan berapa jam ?

Ditambah waktu buat keluarga berapa jam ?

Ditambah waktu tidur berapa jam ?

Tentu waktu untuk dunia lebih banyak kita habiskan daripada untuk akhirat, karena itu jangan kita merasa aman dari 'adzab dan merasa tinggi dengan harapan sedang amalan kita sangat sedikit ?

Amal yang sudah sedikit ditambah lagi dosa-dosa yang merusaknya, tinggal berapa lagi amalan kita yang diterima ?

Karena itu mari kita saling menasehati diri-diri kita, mari saling ingatkan sesama kita untuk kembali kepada Allah semoga dunia tidak menipu kita dan semoga kita selamat sampai tujuan kita yakni hidup setelah kematian.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh. hanya Allah yang beri taufik, Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

[cerkiis.blogspot.com, Penyusun : arifia]