Minggu, 09 Oktober 2016

Nasehat Ringkas Dalam Agama [26]

Nasehat Ringkas Dalam Agama [26]

بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللَّه

"Muslim yang cerdik tatkala melihat da'i-da'i yang menyimpang dan jauh dari ikhlas ia menjauh tanpa harus banyak mencela dengan kata-kata kotor."

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

261.

Teringat Nasehat al-Ustadz Yazid bin Abdil Qadir Jawas hafizhahullah :

“Semangatlah menuntut ilmu dan jangan tergesa-gesa mengajarkan ilmu karena apabila sudah terlanjur naik minbar maka akan sulit untuk bermajelis ilmu dan akan sulit turun minbar.”

Nasehat :
Apa yang beliau ucapkan ini terjadi pada apa yang kita lihat hari ini, apabila sudah naik minbar diingatkan kekeliruan akan semakin marah dengan siapapun yang mengingatkannya baik lembut apalagi kasar.

Semoga Allah jauhkan saya dari penyakit cinta popularitas dan cinta figuritas.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

262.

عن إبراهيم بن أدهم، ومحمد بن عجلان :
ما من شيء أشد على الشيطان من عالم حليم, إن تكلم تكلم بعلم، وإن سكت سكت بحلم،
يقول الشيطان : انظروا إليه كلامه أشد علي من سكوته.
[ جامع بيان العلم وفضله 1/248 ]

Dari Ibrahim bin Adham dan Muhammad bin 'Ajlan :
Tidak ada sesuatu yang menimpa syaithan yang lebih keras dari seorang 'aalim yang santun, jika ia berbicara ia berbicara dengan ilmu, dan jika ia diam ia pun diam dengan santun.

Berkatalah syaithan :
"lihatlah kalian kepada 'aalim yang santun tersebut ucapannya lebih keras atasku dari diamnya".

[Jaami' Bayaanil 'Ilmi wa Fadhlihi 1/248]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

263.

قال عمر بن عبد العزيز -رَحِمهُ الله :
ما رأيتُ يقينًا أشبه بالشكّ من يقينِ النّاس بالموتِ ثمّ لا يستعدّونَ له ! ،
[تفسير القرطبي(٦٤/١٠)]

Berkata Umar bin 'Abdil 'Aziiz rahimahullah :

"Tidaklah aku melihat keyakinan yang menyerupai dengan keragu-raguan seperti keyakinan manusia dengan kematian kemudian mereka pun tidak mempersiapkan diri untuk kematian tersebut".

[Tafsir al-Qurthubi 10/64]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

264.

قال شيخ الإسلام :
إنكار هذا المنكر الساري في كثير من المسلمين أولى من إنكار دين اليهود والنصارى الذي لا يضل به المسلمون
[الفتاوى (٣٥٩/٢)]

Berkata Syaikhul Islaam :

"Mengingkari kemunkaran yang beredar di sebagian besar qaum muslimin ini lebih utama dari mengingkari agamanya yahudi dan nasrani yang tidaklah qaum muslimun tersesat dengannya".

[Al-Fataawaa 2/359]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

265.

قــال الشيخ محمد بن صالح العثيمين - رحمه الله -
إن المصائب إذا قابلها الإنسان ،بالصبر دون احتساب الأجر "صارت كفارة لذنوبه "
وإن صبر مع احتساب الأجر "صارت بالإضافة إلى تكفير الذنوب " أجرا وثوابا "
ومعنى الاحتساب ؟
أن يعتقد في نفسه أن هذا الصبر سوف يثاب عليه فيحسن الظن بالله فيعطيه الله عز وجل ما ظنه به.
المصدر : التعليق على صحيح مسلم [ص342].

Berkata as-Syaikh Muhammad bin Shaalih al-Utsaimin rahimahullah :

"Sesungguhnya musibah itu apabila seorang insan menghadapinya dengan sabar tanpa mengharapkan pahala maka jadilah musibah tersebut sebagai kafarat bagi dosanya, dan jika ia bersabar bersama itu ia berharap ganjaran, maka jadilah musibah yang disandarkan pada penebusan dosa tersebut  ganjaran dan pahala.

Dan makna al-Ihtisaab (harapan) ?

Ketika seseorang meyakini didalam dirinya bahwasanya kesabaran ini kelak akan dinilai pahala atasnya, lalu ia berbaiksangka kepada Allah, maka Allah 'Azza wa Jalla akan memberikan kepadanya apa-apa yang ia sangkakan dengannya".

[Sumber : at-Ta'liq 'alaa Shahih Muslim, hal 342]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

266.

يقول التابعي الجليل سعيد بن المسيب رحمه الله : « لا تقل لصاحبك يا حمـار ، يا كلــب ، يا خنزيـر ، فيقول لك يوم القيامة : أتراني خُلقت كلبــًا أو حمــارًا أو خنزيــرًا» .
مصنف ابن أبي شيبة (5/282)

Berkata seorang Tabi'n besar Sa'id bin al-Musayyib rahimahullah :

“Janganlah engkau berkata kepada shahibmu wahai keledai, wahai anjing, wahai babi, karena ia akan berkata kepadamu pada hari kiamat :

“apakah engkau melihatku diciptakan sebagai anjing, atau keledai, atau babi?”.”

[ Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 5/282 ]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

267.

Jangan mudah memuji dan mentazkiyyah seseorang sebagai ahlussunnah sampai mengenali ciri-ciri sunnah ada didalam dirinya

قال الإمام البربهاري رحمه الله تعالى
ولا يحل لرجل مسلم أن يقول
فلان صاحب سنة
حتى يعلم منه أنه
قد اجتمعت فيه خصال السنة.
لا يقال له : صاحب سنة حتى
تجتمع فيه السنة كلـــــــــها) .
شرح السنة ص ١٢٢ .

Berkata al-Imaam al-Barbahari rahimahullahu Ta'aalaa :

Tidaklah dihalalkan bagi seorang muslim berbicara " fulan ahlus sunnah " sampai ia mengetahui dari dirinya bahwasanya telah berkumpul ciri-ciri sunnah didalam dirinya, tidaklah dikatakan kepadanya ahlussunnah sampai berkumpul didalam dirinya sunnah seluruhnya.

[ Syarhus Sunnah hal 122 ]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

268.

قال صاحب الفضيلة العلامة د. صالح بن فوزان الفوزان حفظه الله معلقًا :
لا تزكي الشخص وتمدحه
إلا عن علم
لئلا يغتر الناس بمدحك له
إتحاف القارئ بالتعليقات على شرح السنة ٢٧٥/٢

Berkata Shahibul Fadhilah Dr. Shaalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah ketika mengomentari ucapan diatas :

janganlah engkau mentazkiyyah (merekomendasikan) seseorang dan memujinya kecuali dengan ilmu agar orang-orang tidak tertipu dengan pujianmu terhadap orang tersebut.

[ Ittihaaful Qaari bit ta'liqaat 'alas syarhis sunnah 2/257 ]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

269.

~ perbedaan antara penggunaan kata “multazim”, dan “mustaqim” ~

الفرق بين كلمة "ملتـزم" و "مستقيـم".
قال الشَّــيْخ العَلّامـَـة محــمّّد بنُِ صِالِـح العُثـيْمين - رحِـمُه الله تعالى -
الملتزم إطلاقها على الإنسان الطيب ليس صحيحاً،
اقرأ قول الله عز وجل: ﴿إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا﴾
]فصلت:30[ أم التزموا ؟
طيب اقرأ قول النبي صلى الله عليه وسلم :
)قل آمنت بالله ثم استقم(.
فأرجو من إخواننا أن يبدلوا هذه الكلمة؛ لأن هذا هو الذي
جاء في القرآن والسنة.
على أن كلمة ملتزم عند الفقهاء لها معنى آخر،
يقولون: "ملتزم" من التزم أحكام الإسلام ولو كان يهودياً أو نصرانياً, فيسمون أهل الذمة ملتزمين، اقرأ كتاب الحدود في الفقه تجد أنه يجب الحد على كل بالغ عاقل ملتزم عالم بالتحريم، قالوا: والملتزم هو المسلم واليهودي والنصراني )أهل الذمة(.
خذها معك وأدها إلى أصحابها، غيِّر )ملتزم( إلى )مستقيم( اتباعاً للقرآن والسنة، واحترازاً مما اصطلح عليه الفقهاء في كتبهم.
لقاء الباب المفتوح)232(‏

Berkata as-Syaikh al-'allaamah Muhammad bin Shaalih al-'Utsaimin rahimahullahu Ta'aalaa :

“Al-multazim memuthlaqkan perkataan ini atas seorang insan yang baik-baik tidaklah benar, bacalah firman Allah 'azza wa jalla : “innalladziina qaaluu rabbunaallah tsumma istaqaamuu (Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berkata Rabb kami adalah Allah kemudian mereka beristiqamah”. (Fushilat 30)

Ataukah perkataan pada ayat tersebut “iltazamuu” ?.

Baiklah, baca juga sabda nabi shallallahu 'alaihi wa sallama : “Qul aamantu billahi tsumma istaqim (Katakanlah aku telah beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah”.

Karena itu kita mengharapkan saudara-saudara kita untuk mengganti dengan perkataan ini (mustaqim), sebab ini yang telah datang didalam alquran dan assunnah.

Adapun untuk perkataan “multazim” disisi para fuqaha' memiliki makna yang lain, mereka katakan : “multazim itu adalah siapa saja yang melazimkan hukum-hukum islam meskipun ia seorang yahudi, ataupun nasrani, maka mereka dinamakan ahludz dzimmah multazimin.”

Bacalah kitab alhudud fiy alfiqh engkau akan menemukan bahwasanya hukuman had wajib atas setiap orang yang sudah baaligh, berakal, multazim, lagi mengetahui pengharaman. Mereka katakan : multazim itu seorang muslim, yahudi, dan nasrani (ahludz dzimmah).

Ambillah perkataan tersebut dan rubahlah perkataan “multazim”, menjadi “mustaqim” sebagai bentuk ittiba' kepada alquran dan assunnah, serta wujud penjagaan dari apa-apa yang para fuqaha' telah istilahkan atasnya didalam kitab-kitab mereka.”

[Liqa' al-Baab al-Maftuh 232]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

270.

Dunia Hanya Persinggahan Sementara

قال الشيخ الفوزان حفظه الله:‏
"الدنيا ليست دارًا للمسلم.إنما دار المسلم
هي الجنة وهو وُجد في الدنيا من أجل أن
يعمل للجنة!.‏"‏
]شرح الأربعين٢٨٥[

Berkata as-Syaikh al-Fauzan hafizhahullah :

“Dunia itu bukanlah negeri milik seorang muslim, sesungguhnya negerinya seorang muslim itu hanyalah surga, akan tetapi ditemukan didunia sebab untuk beramal menuju surga.”

[Syarhul Arba'in 285]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh. hanya Allah yang beri taufik, Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

[dipublikasikan: cerkiis.blogspot.com, Penyusun : arifia]