Sabtu, 30 Juni 2018
Akhlak Penuntut Ilmu : Ridha Dan Sabar Pada Taqdir Allah
BERAKHLAK BAIK DAN PENTINGNYA BAGI PENUNTUT ILMU
Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
ADAPUN PERKARA KETIGA DALAM PEMBAHASAN BERAKHLAK BAIK KEPADA ALLAH ADALAH : RIDHA DAN SABAR PADA TAQDIR-TAQDIR ALLAH
Ridha dan sabar pada taqdir-taqdir Allah, dan kita semua telah mengetahui bahwa taqdir-taqdir Allah yang Allah timpakan kepada mahluk-Nya, sebagiannya sesuai dan sebagiannya tidak disukai.
Apakah sakit disukai manusia ? (tidak sama sekali). Manusia menyukai sehat.
Apakah kefakiran disukai manusia ? Tidak, manusia menyukai menjadi orang kaya.
Apakah bodoh disukai manusia ? tidak, manusia menyukai menjadi seorang yang pandai (alim).
Akhlak Penuntut Ilmu : Menerima Hukum-hukum Allah Dengan Bentuk Mengamalkannya
BERAKHLAK BAIK DAN PENTINGNYA BAGI PENUNTUT ILMU
Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
KEDUA : MENERIMA HUKUM-HUKUM ALLAH DENGAN BENTUK MENGAMALKANNYA
Sesungguhnya berakhlak baik dalam bermuamalah dengan Allah dalam hal yang berkaitan dengan hukum-hukumNya adalah (dengan cara) menerima, mengamalkan dan merealisasikannya, serta tidak menolak sedikitpun hukum-hukum Allah. Jika seseorang mengingkari suatu hukum Allah, maka tindakan ini adalah (termasuk) berakhlak buruk kepada Allah.
Jumat, 22 Juni 2018
Akhlak Penuntut Ilmu : Menerima Berita Dari Allah [Al-Qur’an] Dengan Membenarkannya
BERAKHLAK BAIK DAN PENTINGNYA BAGI PENUNTUT ILMU
Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
Wahai saudara-saudara sekalian, (pada) kesempatan baik ini saya akan menyampaikan pembicaraan tentang berakhlak baik. Dan akhlak, sebagaimana dikatakan ulama adalah gambaran batin manusia, karena (pada dasarnya) manusia mempunyai dua bentuk, bentuk luar (yaitu fisik) yang Allah ciptakan badan padanya. Dan sebagaimana kita ketahui bersama bahwa bentuk luar ini ada yang diciptakan dalam bentuk yang indah, dan ada yang diciptakan dalam bentuk yang buruk, dan ada yang diciptakan dalam bentuk diantara keduanya. Dan bentuk batin (demikian juga) ada yang baik dan ada yang buruk, serta ada yang diantara keduanya, dan bentuk batin inilah yang dikatakan sebagai akhlak.
Jarak Pemisah Antara Ulama Dan Masyarakat
Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Pertanyaan :
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Di zaman ini, kami mendapati jarak pemisah antara para ulama dengan para penuntut ilmu dan masyarakat umum. Jarak ini dianggap sebagai suatu problem. Apa solusinya menurut pendapat Syaikh?
Kamis, 21 Juni 2018
Melawan Rasa Putus Asa
Pertanyaan :
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Ali Syaikh ditanya : Bagaimana saya melawan rasa putus asa dan kemauan yang lemah dalam menuntut ilmu agama ?
Rabu, 20 Juni 2018
Sekilas Tentang Standar Pengeluaran Fatwa Di Dunia Islam
Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Pertanyaan :
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Syaikh yang mulia, apa komentar/evaluasi anda tentang standar pengeluaran fatwa di dunia Islam? Apa baik-baik saja atau Syaikh punya pandangan tertentu?
Senin, 11 Juni 2018
Setiap Muslim Akan Menghadapi Ujian Dan Cobaan
Oleh Ustadz Sa’id Yai, Lc
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [Âli 'Imrân/3 : 186]
Kamis, 07 Juni 2018
Surat Ini Untukmu
Assalamu’alaikum,
Segala puji Ibu panjatkan kehadirat Allah ta’ala yang telah memudahkan Ibu untuk beribadah kepada-Nya. Shalawat serta salam Ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Amin…
Wahai anakku, Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara… Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka… Wahai anakku! Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.
Langganan:
Postingan (Atom)