Kamis, 03 Agustus 2017

Nasehat Ringkas Dalam Agama [51]

Nasehat Ringkas Dalam Agama [51]

Berikut ini adalah sebuah pesan sekaligus nasehat berharga yang kami ringkas dari berbagai sumber yang insya Allah dapat semakin menambah ilmu yang bermanfaat.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

511.

Banyak Manusia Yang Sudah Merasakan Betapa Hinanya Menjadi Budak DUNIA

Namun, Sangat Sedikit Sekali Yang Bisa Dapat Merasakan Kebahagian, Kenyamanan Dan Ketenangan Saat Menjadi Budak AKHIRAT

“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” [Al-Baqarah: 152]

Para salaf mengatakan,

لَوْ يَعْلَمُ المُلُوْكُ وَأَبْنَاءُ المُلُوْكِ مَا نَحْنُ فِيْهِ لَجَلِدُوْنَا عَلَيْهِ بِالسُّيُوْفِ

“Seandainya para raja dan pangeran itu mengetahui kenikmatan yang ada di hati kami ini, tentu mereka akan menyiksa kami dengan pedang.” [Shahih Al Wabilush Shoyyib, antara hal. 91-96, terbitan Dar Ibnul Jauziy.]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

512.

Walau dicemooh

Kewajiban ahli ilmu adalah menyampaikan kebenaran walaupun dicemooh oleh orang orang yang kurang ilmunya.

Karena Allah Ta'ala mengambil perjanjian dari setiap ahli ilmu untuk menjelaskan kebenaran dan tidak boleh menyembunyikannya. Allah berfirman:

وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ

"Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari orang orang yang diberikan alkitab, "Hendaklah kalian menjelaskannya kepada manusia dan jangan menyembunyikannya." (Ali Imron: 187)

Imam Qotadah rahimahullah berkata, "Ini adalah perjanjian yang Allah ambil dari para ahli ilmu. Siapa yang memiliki ilmu hendaklah ia menjelaskannya dan jangan menyembunyikannya."

Syaikh Muqbil berkata dalam kitab Jami' shahihnya: "Seorang alim mengamalkan sesuai ilmunya walaupun dicemooh oleh orang orang jahil."

Lalu membawakan atsar atsar dari sebagian shahabat. Diantaranya kisah Ma'qil bin yasar yang dikeluarkan oleh Ad Darimi: ketika beliau sedang makan lalu makanannya jatuh. Kemudian beliau mengambilnya dan membersihkan kotorannya dan memakannya. Maka orang orang ajampun mencemoohnya. Beliau berkata, "Aku tidak akan meninggalkan apa yang aku dengar dari Nabi shallallahu alaihi wasallam hanya karena cemoohan orang orang ajam tersebut."

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

513.

‏قال ابن عثيمين :

‏أصلح ما بينك وبين الله، يصلح الله ما بينك وبين الناس .

‏العقيدة الواسطية 244

‏Berkata Ibnu Utsaimin rahimahullah :

"Perbaikilah apa yang ada diantara dirimu dan Allah, niscaya Allah akan memperbaiki apa yang ada diantara dirimu dan manusia".

[ al-'Aqidah al-Wasithiyyah 244 ]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

514.

‏قال  الشوكاني رحمه الله تعالى:
‏والمتعصب وإن كان بصره صحيحاً فبصيرته عمياء وأذنه عن سماع الحق صماء .
‏فتح القدير 88/3

Berkata as-Syaukaani rahimahullahu Ta'aalaa :

"Seorang muta'asshib (orang yang ta'asshub atau fanatik buta) itu, jika penglihatannya sehat, tetapi bashirahnya buta (bashirah : ketajaman mata hati dalam mengenali kebenaran), dan telinganya tuli dari mendengarkan alhaq".

[ Fathul Qadiir 3/88]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

515.

٠٠ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺍﺑـﻦ ﻋﺜﻴﻤـﻴﻦ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ :
ﻭﺍﻹﻧﺴـﺎﻥ ﻓـﻲ ﻫـﺬﻩ الدنيا لا ﻳﻤﻜـﻦ ﺃﻥ ﻳﺒﻘﻰ ﻣﺴﺮﻭﺭﺍ ﺩﺍﺋﻤـﺎ ﺑـﻞ ﻫـــﻮ ﻳـﻮﻡ ﻳﺴـﺮ ﻭﻳـﻮﻡ ﻳﺤﺰﻥ
ﺷﺮﺡ ﺭﻳﺎﺽ ﺍﻟﺼَّﺎﻟﺤﻴﻦ ٢٤٣/١ .

Berkata as-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah :

"Manusia didunia ini tidak mungkin selalu tetap diatas kegembiraan, tetapi ada hari ia bergembira, dan ada hari ia bersedih".

[ Syarh Riyaadhis Shaalihin 1/243 ]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

516.

قال سالم الخواص رحمه الله تعالى :

قلت لنفسي : اقرئي القرآن كأنكِ سمعته من الله حين تكلم به .
 فجاءت الحلاوة .

[ سير اعلام النبلاء (١٨٠/٨) ]

Berkata Saalim al-Khawash rahimahullah :

"Aku berkata kepada diriku sendiri : bacalah al-Quran seakan-akan engkau mendengarnya langsung dari Allah ketika Dia berfirman dengan alquran tersebut, lalu datanglah rasa manis (kelezatan atau kenikmatan dalam membaca alquran)".

[ Siyaru A'laamin Nubalaa' 8/180 ]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

517.

Renungan Hadits

Dulu Ketika membaca hadits bahwa setiap harinya anggota tubuh mewanti wanti lisan dan berkata, "Bertakwalah kamu kepada Allah, jika kamu lurus kamipun akan ikut lurus dan jika kamu bengkok, maka kamipun akan ikut bengkok."

Saya sempat bingung dengan maksudnya.. tetapi setelah membaca firman Allah ta'ala:

ياأيها الذين ءامنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدايصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم

"Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang lurus, niscaya Allah akan memperbaiki amalmu dan mengampuni dosa dosamu."

Baru saya faham bahwa menjaga lisan sebab terjaganya amal anggota badan bahkan mendatangkan ampunan Allah Ta'ala.
Berarti orang yang tidak dapat menjaga lisannya, tidak akan dapat menjaga amalnya. Subhanallah !

Yunus bin Ubaid rahimahullah berkata:

"Tidaklah seorang manusiapun yang selalu menjaga lisannya kecuali aku melihat kesalehan pada semua amalnya." [Sifatushofwah 3/217]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

518.

Berkelit

Ketika seorang ustadz diberikan masukan atas kesalahan kesalahannya dalam masalah aqidah dan lainnya, lalu ia tak mau membalas dengan alasan takut memecah belah lalu menuduh orang yang menasehatinya menginginkan popularitas dan amplop..

Semua itu menunjukkan itikadnya yang tidak baik..

Ia tak mau menerima nasehat dari orang yang memberinya masukan..

padahal mungkin orang yang memberinya masukan lebih ikhlas dan lebih menjauhi popularitas apalagi untuk sekedar amplop..

Ustadz yang memberi masukan tersebut mungkin sudah menjadi kewajiban dia untuk meluruskan kesalahan yang telah tersebar..

Walaupun ia harus dicemoohkan oleh para fans ustadz tersebut..

Karena membela sunnah lebih kita dahulukan dari menjaga nama satu atau dua orang...

Ironisnya orang yang sudah ngefans menjadi buta mata dan tak peduli..

Tak sadar bahwa ia telah berhukum dengan hukum jahiliyah...

Allahul Musta'an

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

519.

Kapan seseorang dianggap ahli bid'ah?

Syaikhul Islam rahimahullah berkata:

" البدعة " التي يعد بها الرجل من أهل الأهواء ما اشتهر عند أهل العلم بالسنة مخالفتها للكتاب والسنة ; كبدعة الخوارج والروافض والقدرية والمرجئة .

"Bid'ah yang pelakunya dianggap sebagai ahlul bid'ah adalah bid'ah yang masyhur di kalangan para ulama sunnah menyelisihi alqur'an dan sunnah seperti bid'ah khowarij, rafidlah, qodariyah dan murji'ah." (Majmu fatawa 35/414)

Beliau juga berkata:

من خالف الكتاب المستبين والسنة المستفيضة أو ما أجمع عليه سلف الأمة خلافا لا يعذر فيه فهذا يعامل بما يعامل به أهل البدع

"Siapa yang menyelisihi alquran yang jelas dan sunnah yang masyhur atau menyelisihi ijma ulama salaf dalam perkara yang tidak diberikan padanya udzur, maka pelakunya dianggap sebagai ahli bid'ah." (Majmu fatawa 24/182).

Ini menunjukkan bahwa masalah yang bukan ijma dan sifatnya ijtihadiyah, pelakunya tidak disebut sebagai ahli bid'ah.
Masalah memvonis sebagai ahli bid'ah adalah berat maka tidak boleh kita terlalu bermudah mudahan tapi juga tidak boleh terlalu meremehkan. Sebaik baik perkara adalah yang wasath.

Orang yang jatuh kepada bid'ah yang disepakati pun bisa jadi belum dianggap sebagai ahli bid'ah jika ada penghalangnya seperti karena kebodohan atau belum sampai kepadanya dalil atau karena mutaawwil.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

520.

Manhaj Menuntut Ilmu

Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah dalam kitabnya hilyah tholibil 'ilmi mengatakan bahwa ilmu itu ibadah. Maka harus memenuhi dua syarat ibadah yaitu iklash dan mutaba'ah (sesuai dengan contoh rosulullah).

Diantara manhaj dalam menuntut ilmu adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:

نضَّر الله امرأً سَمِع مقالتي فوَعَاها وحَفِظها وبَلَّغها، فرُبَّ حامل فِقْه إلى مَن هو أفقه منه،

"Semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah orang yang mendengarkan sabdaku lalu ia memahaminya lalu menghafalnya lalu menyampaikannya. Berapa banyak pembawa ilmu kepada orang yang lebih faham darinya."
HR At Tirmidzi.

Hadits adalah hadits mutawatir yang diriwayatkan oleh sekitar 20 orang sahabat.

Perhatikanlah..

Dalam hadits ini Nabi menyebutkan manhaj menuntut ilmu:
1. Mendengar.  2. Memahami.  3. Menghafal.  4. Menyampaikan.

Oleh karena itu sebagian ulama berkata, "Awal ilmu adalah husnul istimaa' yaitu pintar mendengar. Dan mendengar akan lebih sempurna dengan mencatat. Sebagaimana dikatakan oleh imam Az Zuhri: "Ikatlah ilmu dengan mencatatnya."

Maka hendaklah para penuntut pintar mendengar dan mencatat ilmu terlebih dahulu. Orang yang tak pandai mendengar ia tidak akan dapat menuntut ilmu.

Janganlah langsung loncat ke fase terakhir yaitu menyampaikan.. sehingga menjadi lebih pandai menshare dari pada mendengar.

Pandailah mendengar, lalu fahami lalu hafalkan dan kuasai lalu terakhir menyampaikan dengan penuh amanah ilmiyah.

Bila manhaj ini diabaikan.. akibatnya banyak bermunculan Lc (Langsung copas). Sehingga ilmu tak kokoh. Lebih banyak berkicau dan coment. Allahul Musta'an.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh. hanya Allah yang beri taufik, Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

[Http://Cerkiis.blogspot.com, disalin dari berbagai sumber referensi pilihan. Penyusun : arifia]