Minggu, 16 Oktober 2016

Nasehat Ringkas Dalam Agama [34]

Nasehat Ringkas Dalam Agama [34]

Berikut ini adalah sebuah pesan sekaligus nasehat berharga yang kami ringkas dari berbagai sumber yang insya Allah dapat semakin menambah ilmu yang bermanfaat.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

Syair Kehidupan

Terkadang hidup itu benar-benar terasa indah,

tak terasa membuat butiran air mata berjatuhan,

jatuh bukan karena kesedihan,

tapi jatuh karena bahagia dalam keharuan,

dan betapa indah caranya Allah untuk membuka jalan agar bisa lebih dekat kepada-Nya...

ketika keikhlasan di hati berbuah permusuhan,

ketika lisan mampu untuk membalas setiap celaan,

ketika beratnya beban berusaha untuk dipendam,

sedang hati berusaha mema'afkan.....

Dan ketika berusaha bersikap tegar,

Betapa hidup itu terasa keras dan penuh cobaan,

tatkala mata menangis,

sedang kejujuran tak berharga bagi sebagian kalangan,

namun sungguh kejujuran itu tiadalah sia-sia,

kejujuran hati Allah sambut dengan kasih sayang sedang hati terasa semakin lapang,

seketika itu Allah siraminya dengan kesejukan......

Tetaplah berbicara tentang kejujuran meski pahit harus didapatkan,

Biarlah Seribu manusia memusuhi,

tetaplah berharap janji Allah,

in Syaa Allah akan di ganjar dengan banyaknya kebaikan.....

sungguh Allah tak pernah melihat kepada kapasitas ilmu dan kedudukan seseorang,

yang Allah janjikan Dia akan mencintai orang yang ikhlas dalam beramal dengan ilmunya,

karena itu tetap tegar beramal walau ribuan celaan harus diterima,

"Tiada kehidupan tanpa celaan"

ikhlas dan bersabar dengan banyaknya celaan sungguh mampu melunakkan hati yang dipenuhi dengan kesedihan.....

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

341.

Romantika Hidup

“Seribu orang memusuhi cukup dihadapi dengan Satu Senyuman,

Seribu cobaan merintang cukup dihadapi dengan Satu Kesabaran,

Seribu orang mencaci maki in Syaa Allah akan membawa Banyak Kebaikan.”

Sebuah Nasehat Indah Dari Ibnul Jauzi

Talbis Iblis Pertama kali terhadap manusia

اعلم أن أول تلبيس إبليس على الناس صدهم عَنِ العلم؛ لأن العلم نور فإذا أطفا مصابيحهم خبطهم في الظُلَم كيف شاء.

“Ketahuilah Sesungguhnya pertama kali Talbis iblis terhadap manusia adalah menjauhi mereka dari ilmu, sebab ilmu adalah cahaya, dan apabila telah hilang pelitanya mereka, iblis telah berhasil menjerumuskan mereka kedalam kegelapan sesukanya.”

[Talbis Iblis Karya Ibnul Jauzi]

Begitulah adanya ilmu, tanpa adanya adab maka ilmu hanya sekedar di lisan jika tanpa adanya amalan.

Betapa banyak orang yang tak mau terbakar tapi bermain-main dengan api,

Takut digigit kucing tapi bermain-main dengan ekor kucing,

Takut disengat tapi malah mengganggu rumah lebah..

Sungguh Api, kucing, dan lebah tidak pernah membawa bahaya bahkan bisa bersahabat jika diperlakukan dengan baik.

Sekecil semut akan menggigit walau nyawa jadi taruhannya ketika tersakiti.

Hukum alam telah berbicara membawa pelajaran,
Namun aduhai.. betapa sayangnya banyak orang tak dapat menarik pelajarannya.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

342.

Berkata Al Imaam As Syaukaani rahimahullah :

فيكون النكاح بغير ولي باطلاً

“fa yakuunu annikahu bi ghairi waliy baathilan.”

“Nikah tanpa wali itu baathil.”

[Nailul Awthar 9/477]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

343.

Teringat 2 ucapan Ustadz Yazid Jawas di majelis beliau :

1. Para da'i yang baru ruju' ke manhaj Salaf itu ngaji aja dulu ke ulama' sunnah yang mu'tabar jangan dulu baca-baca yang lain, dan mengajar karena dapat membawa Syubhat..

2. Dahulu ada seorang ahlussunnah sangat baik manhajnya, setelah menikah dengan wanita khawarij akhirnya diapun jadi berpemahaman khawarij.

Nasehatnya :

1. Ada benarnya ucapan ini, terkadang maksud hati ingin bersikap inshaf lalu mencoba baca-baca semua kitab tapi ternyata malah terjatuh kedalam syubhat..

2. Inshaf dalam membaca kitab itu ada tingkatannya :

a). Inshaf tingkatnya mujtahid yang raasikhiin (kokoh keilmuannya) dengan membaca kitab selainnya

b). adapun inshaf tingkat muqallid seperti kita-kita ini, berbuat adil sama orang-orang awam bukan bermajelis ke semua ustadz yang tidak jelas manhajnya karena akan berbuah syubhat.

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

344.

Obat asal Cinta adalah menikah

Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah :

من طرق العلاج للعشق بين الرجل والمرأة الزواج -إذا كان ممكناً- وهو أصل العلاج وأنفعه

“Min tharqil ‘illaji lil ‘isyqi baina arrajuli wa almar-ati az zuwaj-idza kaana mumkinaan- wa huwa ashlul ‘illaji wa anfa’ahu.”

“Menikah adalah bagian dari obat rindu diantara lelaki dan perempuan -jika memungkinkan- karena ia merupakan obat asalnya dan memberikan manfa’at terhadapnya.”

[Zadul Ma’ad 4/276]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

345.

Ketika anak yang baru lahir sering dapat hadiah apakah itu mobil, motor, uang dsb, pertanyaan milik siapakah harta tersebut ?

Jawab :
Kita nukil fatwa syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah :

قال العلامة ابن العثيمين
رحمه الله تبارك وتعالى :
الهدايا التي تهدى للمولود أول ما يولد هي ملك له، والأم ليس لها ولاية على ولدها مع وجود أبيه، وعلى هذا فل يحل لها أن تتصرف فيها إلا بإذن أبيه، فإذا أذن فلا بأس ، وسواء كان المولود بنتا أو ابنا الحق في المال للأب لا للأم .
مجموع فتاوى ورسائل ٢١١/٢

Berkata al-'allaamah Ibnu 'Utsaimin rahimahullah :

“Hadiah yang dihadiahkan untuk anak yang baru lahir itu miliknya (ayah), adapun ibu tidak ada wilayah baginya atas anaknya selagi masih ada wujud ayahnya, dan atas dasar ini maka tidak halal bagi ibunya untuk bertindak pada hadiah tersebut kecuali dengan izin ayahnya, dan apabila ayahnya telah mengizinkan maka tidak apa-apa, sama saja apakah anak yang dilahirkan itu perempuan atau laki-laki. Yang benar dalam perkara harta ini adalah milik ayah bukan milik ibu.”

[Majmu' al-fataawaa wa rasaa-il 2/211]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

346.

Al-Mahdi tidak akan muncul sampai manusia mulai mengingkari kemunculannya.

Berkata Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhu :

يَبْعَثُ اللَّهُ تَعَالَى الْمَهْدِيَّ بَعْدَ إِيَاسٍ ، وَحَتَّى يَقُولَ النَّاسُ : لا مَهْدِيَّ ، وَأَنْصَارُهُ نَاسٌ مِنْ أَهْلِ الشَّامِ ، عِدَّتُهُمْ ثَلاثُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ رَجُلا ، عِدَّةُ أَصْحَابِ بَدْرٍ ، يَسِيرُونَ إِلَيْهِ مِنَ الشَّامِ حَتَّى يَسْتَخْرِجُوهُمِنْ بَطْنِ مَكَّةَ مِنْ دَارٍ عِنْدَ الصَّفَا ، فَيُبَايعُونَهُكُرْهًا ، فَيُصَلِّي بِهِمْ رَكْعَتَيْنِ صَلاةَ الْمُسَافِرِ عِنْدَ الْمَقَامِ ، ثُمَّ يَصْعَدُ الْمِنْبَرَ

“Allah Ta'aalaa akan mengutus Al mahdi setelah orang mulai lupa, sehingga manusia berkata : Mahdi itu tidak ada, dan penolongnya adalah Manusia dari Syaam, Jumlah mereka sebanyak tiga ratus lima belas orang, sebanyak jumlah sahabat Badr, mereka berjalan menuju kepadanya dari Syaam sehingga mereka mengeluarkannya dari perut mekah dari sisi shafa, lalu mereka membai'atnya dalam keadaan ia tidak mau, lalu ia shalat bersama mereka dua raka'at shalatnya musafir disisi almaqam, kemudian ia menaik minbar.”

[Kitab Al Fitan karya Nu'aim bin Hammad, Penerbit ; Maktabah At Tauhid Kairo, Juz ke 2, Tahqiq : Samir Amin az Zuhairiy, Cetakan ke-1 tahun 1412 H]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

347.

Hukum Menghadiri Acara Yang Terdapat Didalamnya Kemunkaran

Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah :

السؤال:
قد تحدث مناسبات ويتعيَّن على الشَّخص حضوره في مجلس, وقد يحدث في المجلس شيءٌ من المنكرات؛ مثل: التَّدخين وغيره، ولا يستطيع الإنكار, فهل يحضر؟
الجواب:
إذا دُعِيَ الإنسان إلى مجلس بمناسبة عرس أو دعوة عادية, وهو يعلم أن فيه منكرًا؛ فإنَّ كان يستطيع أن يغيِّره, بحيث يكون الرجل المدعو له جاه ومنزلة في قومه؛ فإنَّه يجب عليه الحضور؛ لسببين:
الأول: إجابة الدعوة.
الثاني: إزالة المنكر.
أمَّا إذا كان يعلم أنَّه لا يستطيع أن يُغيِّره؛ فإنَّه لا يجوز له الحضور؛ لأنَّ من حضر المنكر فإنَّه مثل فاعله.
وإذا حضر وهو لا يدري أنَّه سيكون هناك منكر؛ ثمَّ رأى المنكر وَجَبَ أن يَنصح ويتكلم؛ فإن اُستجيب له فهذا المطلوب, وإن لم يُستجَب له وَجَب عليه أن يُفارِق المجلس, رَضِيَ من رَضِيَ وسَخِطَ من سَخِطَ؛ لأنَّ رضا الله -سبحانه وتعالى- مقدَّمٌ على رِضا كلِّ أحد.
لقاء الباب المفتوح (101/ 4)

Pertanyaan :
“Sesungguhnya telah diadakan suatu acara khusus yang mewajibkan kehadiran individu tertentu pada majelis tersebut, dan didalam majelis tersebut didapatkan sesuatu bagian dari kemungkaran, seperti : Merokok dan selainnya, tetapi individu tersebut tidak mampu mengingkari kemungkaran tersebut, apakah ia wajib menghadirinya ?”

Jawab :
“Jika seorang di undang kepada majelis yang berkenaan dengan hari ‘urs (pernikahan, atau semisalnya), atau hanya dakwah biasa, sedang mereka mengetahui didalamnya terdapat kemunkaran, sedang ia mampu untuk merubahnya, dimana ia memiliki kemampuan terhadap orang yang dapat diajak pada kebenaran pada qaumnya, maka sesungguhnya ia wajib menghadirinya, karena dua sebab :

1. Memenuhi undangan
2. Menghilangkan kemungkaran

Adapun jika ia mengetahui ia tidak mampu untuk merubahnya maka ia tidak boleh menghadirinya, karena siapa saja yang menghadiri kemunkaran maka sesungguhnya ia seperti pelakunya, namun apabila ia terlanjur hadir sedang ia tidak mengetahui akan ada kemunkaran disana, lalu ia pun melihat kemunkaran maka wajib baginya untuk memberi nasehat dan berbicara, jika nasehatnya didengar maka ini yang diharapkan, namun jika nasehat tidak didengarkan olehnya maka wajib menghindari majelis tersebut, biarkan saja ridha siapa yang mau ridha dan murka siapa yang murka, sebab ridha-Nya Allah subhanahu wata’aala lebih didahulukan dari ridha setiap sesuatu.”

[Liqa’ al-Bab Al Maftuh 4/101]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

348.

Perumpamaan jiwa yang najis dan jiwa yang baik

Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah :

فالنفس النجسة الخبيثة يقوي خبثها ونجاستها حتي يبدو علي الجسد.
والنفس الطيبة بضدها فإذا تجردت وخرجت من البدن وجد لهذه كأطيب نفخه مسك وجدت علي وجه الأرض
ولتلك كأنتن ريح جيفة وجدت علي وجه الأرض.
(إغاثة اللهفان)

“Fa annafsu annajasah al khabiitsah yuqwiy khubutsahaa wa najaasatahaa hattaa yabduu ‘alal jasadi.
wan nafsu atthayyibah bi dhiddihaa fa idza tajarradat wa kharajat minal badani wujida li hadzihi ka atthyabi nafkhati miskin wujidat ‘alaa wajhil ardhi.
wa li tilka ka antani riyhi jiyfatin wujidat ‘alaa wajhil ardhi.”

“Jiwa yang najis lagi buruk akan menguatkan berbagai macam keburukan dan kenajisannya, sehingga ia nampak pada jasadnya.

Adapun jiwa yang baik menjadi kebalikannya, sehingga apabila ia telah keluar, dan keluar dari badan, ditemukan untuk yang ini bagaikan farfum beraroma misik yang ditemukan dipermukaan bumi,

dan untuk yang itu (jiwa yang najis) bagaikan bau bangkai yang menebarkan bau busuk yang ditemukan di permukaan bumi.”

[Ighatsatul Lahfan karya Ibnu Qayyim]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

349.

Mutiara Ucapan Salaf

قال عبد الله بن مسعود –رضي الله عنه-:
لا يبلغ عبد حقيقة الإيمان حتى يحل بذروته
ولا يحل بذروته حتى يكون الفقر أحب إليه من الغنى
والتواضع أحب إليه من الشرف
وحتى يكون حامده وذامه عنده سواء
قال ففسرها أصحاب عبدالله
قالوا حتى يكون الفقر في الحلال أحب إليه من الغنى في الحرام
والتواضع في طاعة الله أحب إليه من الشرف في معصية الله
وحتى يكون حامده وذامه عنده في الحق سواء
المصدر حلية الاولياء وطبقات الاصفياء [1/132]

Berkata ‘Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu :

“Tidaklah seorang hamba sampai kepada hakekat iman sampai ia menempati puncaknya, dan tidak akan ia menempati puncaknya sampai ia menjadikan :

1). Orang Faqir lebih ia cintai daripada orang kaya,

2). Ketawadhu’an lebih ia cintai daripada kemuliaan,

3). Sampai pujian dan celaan terhadapnya disisinya menjadi sama.

Seorang sahabat ‘Abdullah mentafsir ucapan-ucapan beliau tersebut : mereka berkata :

1. Sampai orang yang faqir didalam perkara yang halal lebih ia cintai dari pada orang kaya tapi dalam perkara yang haram,

2. Dan orang tawadhu’ didalam keta’atan terhadap Allah lebih ia cintai daripada kemuliaan tetapi dalam kemaksiatan,

3. Sampai Pujian dan celaan terhadapnya didalam perkara yang haq disisinya menjadi sama.”

Sumber : [Hilyatul Auliya’ wa thabaqat al ashfiya’ 1/132]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

350.

Tentang Maksiat Lisan

Bukanlah dakwah yang hikmah membenci seseorang wasilah ikut dicela

Contoh Aplikasinya :
1. karena benci sifulan, internet dan FB dicela
Contoh : Mencela dengan gelar Ustadz FB, Ustadz Internet, berguru pada google

2. karena benci si fulan, kitab dicela
Contoh : Mencela dengan gelar Salafiy kitab, ulama' kitab, belajar otodidak berguru pada kitab

3. Karena benci sifulan, nasab dicela
Contoh : Mencela dengan sebutan Ma'lum keturunan sifulan...

Nasehat :
Betapa banyak orang yang sibuk mencela dengan gelar-gelar tersebut diatas, padahal dia sendiri melakukan hal yang serupa.

Sungguh ini bukan bagian dari manhaj.

Tidak ada manhaj salaf itu mencela dalam dakwah, Manhaj salaf itu :

1. Tashfiyyah (Pemurnian)
Permurnian ini Jika ada salah di kritisi, agar rujuk kepada al haq

2. Tarbiyyah (Pendidikan)
Setelah di murnikan di bina dengan pendidikan agar beramal dengan ilmu.

Tidak ada Kamus dalam manhaj salaf itu diutamakan mencela manusia dalam dakwah, apalagi mencela Wasilah tambah semakin jelas ini tidak ada syari'atnya, kecuali syari'atnya barisan manusia sakit hati.

Faidah berharga dari Ibnu Qayyim rahimahullah tentang Kemaksiatan lisan

معاصي اللسان تحتاج إلى جهاد
قال ابن القيم رحمه الله :
ولهذا كان الصبر عن معاصي اللسان والفرج :
من أصعب أنواع الصبر ؛
لشدة الداعي إليهما وسهولتهما
فإن معاصي اللسان فاكهة الإنسان :
كالنميمة
والغيبة
والكذب
والمراء
والثناء على النفس تعريضا وتصريحا
وحكاية كلام الناس
والطعن على من يبغضه
ومدح من يحبه
ونحو ذلك
فتتفق قوة الداعي وتيسر حركة اللسان
فيضعف الصبر
ولهذا قال صلى الله عليه وسلم لمعاذ :
«أمسك عليك لسانك»
فقال : وإنا لمؤاخذون بما نتكلم به؟
فقال :
«وهل يكب الناس في النار على مناخرهم إلا حصائد ألسنتهم؟»
ولا سيّما إذا صارت المعاصي اللسانية معتادة للعبد
فإنه يعز عليه الصبر عنها
ولهذا تجد الرجل يقوم الليل ويصوم النهار ويتورع من استناده إلى وسادة حرير لحظة واحدة :
ويطلق لسانه :
في الغيبة والنميمة
والتفكه في أعراض الخلق
والقول على الله ما لا يعلم
المصدر :
[عدة الصابرين (126_127)]

Maksiatnya lisan butuh kepada Jihad

Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah :

“Karena itu bersabar dari bermaksiatnya lisan dan kemaluan termasuk jenis kesabaran yang paling susah,

Karena begitu beratnya mengajak kepada kesabaran diatas keduanya, sedang begitu mudahnya untuk melakukan keduanya.

Dan sesungguhnya maksiatnya lisan buahnya bagi manusia :

- Seperti namimah (Adu domba)

- Ghibah (ngegosip)

- Kadzab (Berdusta)

- Mira’ (Berdebat)

- Memuji diri sendiri secara terang-terangan, dan secara nyata

- Menceritakan ucapan-ucapan manusia

- Mencela orang yang ia benci

- Memuji orang yang ia cintai

- Dan semisalnya

Sehingga kekuatan penyeru bersepakat dengan kemudahan menggerakkan lisan, sedang dilain sisi melemahnya kesabaran.

Karena itu nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Diwajibkan atasmu memegang lisanmu.”

Salah seorang sahabat berkata : “sesungguhnya kami akan disiksa dengan sebab apa-apa yang kami katakan dengannya ?”

Lalu beliau bersabda : “adakah manusia dineraka yang tersungkur diatas lubang hidung mereka selain buah dari lisan-lisan mereka ?” (HR.Tirmidzi)

Terutama jika kemaksiatan telah menjadi kebiasaan dan ketergantungan bagi seorang hamba, maka bersabar darinya akan terasa sulit baginya.

Oleh karena itu engkau akan menemukan orang yang menegakkan shalat malam, berpuasa disiangnya, dan menahan diri dari bersandar pada bantal suteranya hanya sesa'at saja, sementara itu ia menthalaq lisannya :

“Baik didalam ghibah dan namimah, bertafakkuh (berlezat-lezat) dengan kehormatan makhluq, dan berucap tentang Allah pada apa yang tidak ia ketahui”.”

[Adatus shaabirin, 126-127]

═══════ ❁❁✿❁❁ ═══════

Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan dimudahkan untuk beramal sholeh. hanya Allah yang beri taufik, Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

[cerkiis.blogspot.com, Penyusun : arifia]