Syaikh Ali Mustafa Thantawi -rahimahullah- mengatakan :
“Aku pernah duduk di bangku sekolah dasar demi masa depan. Kemudian aku belajar di jenjang SMP juga demi masa depan.
Setelah lulus SMA mereka mengatakan,
“demi masa depan lanjutkan lagi hingga jenjang sarjana”.
Setelah meraih gelar sarjana mereka mengatakan,
"Carilah pekerjaan demi masa depan."
Setelah aku bekerja mereka mengatakan,
"Menikahlah demi masa depan."
Setelah menikah mereka mengatakan,
"Segeralah punya momongan demi masa depan."
Dan saat ini, ketika aku menulis kata-kata ini umurku telah mencapai 77 tahun, dan aku masih menunggu masa depan itu.
Masa depan adalah titik merah yang takkan pernah kita capai. Karena bila kita mencapainya, masa itu berubah
menjadi masa kini, lalu kita akan menghadapi masa depan berikutnya dan begitu seterusnya.
Masa depan yang sesungguhnya adalah : "Ketika engkau membuat Allah ridha kepadamu, lalu engkau selamat dari neraka-Nya serta meraih surga-Nya."
Sumber : multaqoahlulhadits
__________________