Kamis, 24 Oktober 2019
Kisah Cinta Putri Seorang Tabi'in Sayyib bin al Musayyib
Kisah Cinta Putri Seorang Tabi'in Sayyib bin al Musayyib
#قصة_زواج_بنت_التابعي_الجليل_سعيد_بن_المسيب:
كان لسعيد بن المسيب العالم الجليل ابنة مؤمنة ذاع صيتها وشاع أمرها وذلك لشدة إيمانها وكثرة عملها بكتاب الله وسنة رسوله (صلى الله عليه وسلم)
ولما علم بها هشام بن عبد الملك وكان أميراً للمؤمنين أراد أن يخطبها لولده وولي عهده فأرسل رسولاً إلى أبيها في مدينة رسول الله (صلى الله عليه وسلم) ليبلغ سعيد بن المسيب رغبة أمير المؤمنين في ذلك
فما كان من سعيد بن المسيب إلا أن قال لهذا الرسول : أبلغ أمير المؤمنين أني رافض لهذه الخطبة ... قال له رسول أمير المؤمنين :
ولماذا ؟ قال سعيد بن المسيب : لأن ولي عهد أمير المؤمنين رجل غير محمود السيرة
فلجأ رسول أمير المؤمنين أولاً إلى أسلوب الترغيب ، فقال له : أترفض الملك والعز والجاه والغنى والمال ، أترفض ملك أمير المؤمنين ، فكان رد سيدنا سعيد على تلك المقالة أن قال : إذا كانت الدنيا كلها عند الله لا تساوي جناح بعوضة فكم يكون ملك أمير المؤمنين في جناح هذه البعوضة …
فلجأ رسول أمير المؤمنين إلى أسلوب الترهيب ، فقال له : إني أخشى عليك بطش أمير المؤمنين . فقال سعيد بن المسيب : إن الله يدافع عن الذين آمنوا
قصة زواج ابنة سعيد بن المسيب،قصة عظيمة في تيسير الزواج
وبعد ذلك جلس سعيد بن المسيب ليقرأ درس العصر بمسجد رسول الله (صلى الله عليه وسلم) وكان من تلاميذه في الدرس شاب ورع تقي يدعى أبا وداعة وكان غاب عن درس سعيد لم يحضره ثلاثة أيام ،
فلما رآه سعيد قد حضر سأله أين كنت يا أبا وداعة ؟
قال : توفيت أهلي فاشتغلت بها
فقال سعيد: ألا أخبرتنا فشهدناها، ثم أردت أن أقوم فقال: هل استحدثت امرأة؟
قال ابن أبي وداعةيرحمك الله، ومن يزوجني، وما أملك إلا درهمين أو ثلاثة؟
يقول ابو وداعة :
[قال سعيد: أنا. فقلت: أوَ تفعل؟ قال: نعم، ثم حمد الله وصلى على نبي الله محمد وزوجني على درهمين.
فقمت وما أدري ما أصنع من الفرح، فصرت إلى منزلي وجعلت أفكر ممن آخذ وممن أستدين؟ فصليت المغرب
وانصرفت إلى منزلي، وكنت صائمًا فقدمت عشائي وكان خبزًا وزيتًا، فإذا بالباب يقرع، فقلت: من هذا؟
فقال: سعيد، ففكرت في كل إنسان اسمه سعيد إلا سعيد بن المسيب، فإنه لم يُرَ أربعين سنة إلا بين بيته والمسجد،
فقمت فخرجت فإذا سعيد بن المسيب، فظننت أنه قد بدا له الرجوع عن زواجي، فقلت: يا أبا محمد ألا أرسلت إليّ
فآتيك؟
قال: لا، أنت أحق أن تؤتى, فقال: إنك كنت رجلاً عزبًا لا زوج لك، فكرهت أن تبيت الليلة وحدك، وهذه امرأتك، فإذا
هي قائمة من خلفه في طوله، ثم أخذها بيدها فدفعها بالباب ورد الباب، فسقطت المرأة من الحياء، فاستوثقت من الباب
ثم تقدمت إلى القصعة التي فيها الزيت والخبز فوضعتها في ظل السراج لكيلا تراها
ثم صعدتُ إلى السطح فناديت الجيران فجاءوني وقالوا: ما شأن؟ قلت: ويحكم! زوّجني سعيدُ بن المسيب ابنته اليوم،
وقد جاء بها إليّ على غفلة، وهاهي في الدار. فنزلوا إليها في داري، فبلغ أمي الخبر فجاءت وقالت: وجهي من
وجهك حرام إن مسستها قبل أن أصلحها إلى ثلاثة أيام ـ تعني تزينها استعدادًا للدخول بها ـ قال: فأقمت ثلاثة أيام ثم
دخلت بها فإذا هي من أجمل النساء وأحفظهن للقرآن، وأعلمهن بسنة النبي صلى الله عليه وسلم، وأعرفهن بحق
الزوج،
ومكثت شهرًا لا يأتيني سعيد بن المسيب ولا آتيه، فلما أن كان قرب الشهر أتيت سعيد في حلقته، فسلمت
عليه فرد عليّ السلام ولم يكلمني حتى تفوّض ـ تفرق ـ المجلس، فلم يبق غيري، فقال: ما حال ذلك الإنسان؟ فقلت:
خيرًا يا أبا محمد، على ما يحب الصديق ويكره العدو، فانصرفت إلى منزلي فوجه لي بعشرين ألف درهم.
سير اعلام النبلاء (4/23)
•┈┈•◈◉❒✒❒◉◈•┈┈•
Kisah cinta putri seorang tabi'in Sayyib bin al Musayyib :
Dahulu Sa'id bin al-Musayyib orang yang 'Ālim lagi orang besar, beliau memiliki seorang putri yang mu'minah, yang tersebar luas kemasyhurannya, dan tersebar luas (baik) perkaranya, dan hal itu dikarenakan keimanannya dan banyak amalannya berdasarkan kitab dan sunnah Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallama. Dan tatkala Hisyam bin Abdul Malik mengetahuinya, dan ia adalah seorang Amirul mu'minin (Pemerintah qaum mu'minin), ia ingin meminang putri tersebut kepada ayahnya, lalu ia mengirim seorang utusan kepada ayahnya di kota Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallama untuk menyampaikan kepada Sa'id bin Al Musayyib (ayah perempuan tersebut) terkait keinginan Amirul mu'minin dalam hal tersebut (Meminangnya).
Dan Sa'id bin Al Musayyib tidaklah berkata kepada utusan ini melainkan ia berkata: "Sampaikan kepada Amirul mu'minin bahwasanya aku menolak pinangan ini".
Utusan Amirul mu'mini itu berkata kepadanya: "Kenapa ?"
Berkata Sa'id bin al Musayyib: "Sebab waliyu 'ahd (Pewaris kekuasaan) Amirul mu'minin adalah seorang lelaki yang tidak bagus sirahnya (jelek perilakunya)".
Lalu utusan Amirul mu'minin ini memohon permohonan pertama (kepada Sa'id bin al Musayyib) dengan menggunakan uslub bujukan (metode rayuan), dan ia berkata kepadanya: "Apakah engkau akan menolak raja, kemuliaan, kehormatan, kekayaan, dan harta ? apakah engkau akan menolak kerajaan amirul mu'minin ?".
Lalu sayyidunaa Sa'id al Musayyib menjawab atas ucapan ini: "Jika dunia semuanya disisi Allah tidaklah sama dengan sayap nyamuk, lalu berapa jadinya kerajaan Amirul mu'minin dihadapan sayap nyamuk ini..?".
Kemudian Utusan Amirul mu'minin ini memohon permohonan dengan uslub ancaman.
Lalu ia berkata kepadanya: "Sesungguhnya Aku takut kekuatan Amirul mu'minin menimpa atasmu".
Lalu Sa'id Al Musayyib berkata: "Sesungguhnya Allah akan membela orang-orang yang beriman".
Kisah pernikahan putri sa'id bin al Musayyib adalah kisah yang agung didalam kemudahan sebuah pernikahan,
dan setelah itu Sa'id bin al Musayyib duduk untuk membaca darsul 'Ashr (pelajaran di waktu Ashar) di Masjid Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallama, dan ada diantara murid-murid beliau pada dars (pelajaran) tersebut seorang pemuda yang wara' (berhati-hati dari melanggar syari'at), bertaqwa, dan dipanggil dengan nama Abu Wada'ah, beliau tidak hadir pada dars Sa'id tersebut, dan ia tidak hadir selama tiga hari.
Dan tatkala Sa'id melihatnya betul-betul telah hadir, beliau bertanya kepadanya: "Kemana saja engkau wahai Abu Wada'ah" ?
Dan Abu Wada'ah berkata: "Keluargaku wafat sehingga akupun menyibukkan diri dengannya".
Dan berkatalah Sa'id: "Ketahuilah engkau telah mengabarkan kepada kami, dan kami pun menyaksikannya, kemudian engkau ingin aku berdiri".
lalu beliau kembali berkata: "Apakah engkau menginginkan seorang wanita ?
Dan Aku berkata: "Semoga Allah merahmatimu, siapakah orang yang mau menikahiku, sementara aku tidaklah memiliki apa-apa kecuali dua atau tiga dirham saja (1 dirham: sekitar 4 ribu rupiah) ?".
Abu Wada'ah berkata: Sa'id berkata: "Aku".
Lalu Aku (Abu Wada'ah) berkata: "Apakah engkau akan melakukannya" ?
Beliau (Sa'id al Musayyib) berkata: "Benar".
kemudia ia memuji Allah dan bershalawat atas nabiyullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallama, dan ia menikahkanku dengan uang dua dirham".
Lalu aku berdiri, dan aku tidak tahu apa yang akan aku perbuat karena gembira, lalu aku kerumahku dan berfikir kepada siapa aku akan berhutang ? lalu aku shalat maghrib kemudian pulang kerumahku, dan aku berpuasa, dan aku pun (dimalamnya) mendatangi makan malamku, dan disana ada roti dan minyak zaitun, lalu tiba-tiba di pintu ada yang mengetuk pintu, lalu aku berkata: "Siapa itu ?".
Lalu yang mengetuk pintu berkata: "Aku Sa'id",
Lalu aku memikirkan semua manusia yang bernama Sa'id tidak ada kecuali Sa'id al Musayyib, dan sesungguhnya beliau tidaklah dilihat selama empat puluh tahun kecuali (bolak balik beribadah) diantara rumahnya dan masjid, lalu aku berdiri, dan aku pun keluar, lalu tiba-tiba (terlihat) Sa'id bin al Musayyib, dan aku mengira bahwasanya ia benar-benar telah ruju' (dari keinginannya) untuk menikahkanku (dengan putrinya).
Lalu Aku berkata: "Wahai Abu Muhammad mengapakah engkau tidak mengutus utusan kepadaku agar aku saja yang mendatangimu ?"
Beliau berkata: "Tidak, engkau lebih berhaq untuk didatangi",
Lalu beliau kembali berkata: "Sesungguhnya engkau adalah seorang lelaki bujangan yang tidak memiliki istri, dan aku tidak suka engkau bermalam seorang diri, dan ini istrimu (menunjukkan putrinya), lalu tiba-tiba putrinya itu berdiri dari belakang Sa'id, kemudian sa'id mengambilnya dengan tangannya, lalu menyerahkannya di pintu dan menerimanya dipintu pula, dan putrinya pun pingsan karena malu, kemudian aku meberi keputusan dari pintu, dan aku maju menuju sebuah mangkuk yang ada didalamnya minyak zaitun dan roti tadi, lalu aku meletakkannya dibayangan lampu agar putrinya tidak melihatnya, kemudian aku naik ke atap, lalu aku memanggil tetangga, lalu mereka (para tetangga) mendatangiku seraya berkata: "Ada apa ?"
Aku berkata: "Celakalah kalian. Sa'id bin Al Musayyib telah menikahkan aku dengan putrinya pada hari ini, dan sungguh beliau datang menujuku dengan putrinya dalam keadaan tanpa persiapan, dan ia sekarang sudah ada di rumah".
Lalu mereka turun menemuinya di rumahku, sampailah khabar ini kepada ibuku.
Lalu beliau datang dan berkata: "Wajahku dan wajahmu haram, jika engkau menyentuhnya sebelum engkau memperbaikinya selama tiga hari, yakni mendandaninya untuk persiapan menggaulinya".
Lalu Aku menegakkan (permintaan itu) selama tiga hari, kemudian aku menggaulinya, dan tiba-tiba wanita putri Sa'id bin al Musayyib ini adalah secantik-cantiknya wanita, dan wanita yang paling hafal al Quran diantara para wanita, dan paling tahu sunnah nabi shallallahu 'alaihi wa sallama, dan paling mengetahui haq suami. dan aku berdiam (bersamanya) selama sebulan, dan Sa'id bin al Musayyib tidaklah mendatangiku, dan akupun tidak mendatanginya. Dan tatkala hampir satu bulan, Aku mendatangi Sa'id di halaqahnya, dan aku mengucapkan salam atasnya, dan beliau pun menjawab salamku, dan beliau tidak berbicara kepadaku sampai bubar majelis, sampai tidak ada yang tersisa seorang pun kecuali Aku.
Lalu beliau berkata: "Bagaimana keadaan insaan itu (menanyakan keadaan putrinya) ?".
Lalu aku berkata: "Baik, wahai Abu Muhammad, berada diatas apa yang teman cintai dan apa yang musuh benci, lalu aku pulang kerumahku, dan beliau mengirimkan untukku dua puluh ribu dirham.
[Siyaru A'lamin Nubala' 4/23]
[Cerkiis.blogspot.com, Sumber : (Disini) , Diterjemahkan oleh : (hn)]
🌐 WA Group : 08561456012
🌐 Webs : http://cerkiis.blogspot.com
🌐 Fb : https://www.facebook.com/cerkiisOfficial/
🌐 Youtube : https://www.youtube.com/channel/UC_7jNhODU-Y9_VjTxbaI7qw