عن أبي عامر الأشعري سمع النبي صلى الله عليه وسلم يقول : ((ليكوننّ من أمتي أقوام يَستَحِلُونَ الحِرَّ والحَريرَ والخمْرَ والمَعَازف)).
Dari Abu ‘Aamir Al-Asy’ariy, ia mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Akan ada di kalangan umatku suatu kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamr, alat musik (al-ma’aazif).” [1]
Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Khaalid :
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman bin Yaziid bin Jaabir :
Telah menceritakan kepada kami ‘Athiyyah bin Qais Al-Kilaabiy :
Telah menceritakan kepadaku ‘Abdurrahman bin Ghunm Al-Asy’ariy, ia berkata :
Telah menceritakan kepadaku Abu ‘Aamir atau Abu Maalik Al-Asy’ariy.
Telah menceritakan kepada kami ‘Athiyyah bin Qais Al-Kilaabiy :
Telah menceritakan kepadaku ‘Abdurrahman bin Ghunm Al-Asy’ariy, ia berkata :
Telah menceritakan kepadaku Abu ‘Aamir atau Abu Maalik Al-Asy’ariy.
Diriwayatkan pula dari jalan Hisyaam bin ‘Ammaar secara maushul oleh :
Al-Baihaqiy dalam As-Sunan Al-Kubraa (1/221),
Al-Aajurriy dalam Tahriimun-Nard (hal. 292),
Ath-Thabaraniy dalam Al-Mu’jamul-Kabiir (3/319) dan dalam Musnad Asy-Syaamiyyiin (1/334),
Da’laj dalam Musnad Al-Muqalliin (hal. 35),
Ibnu Hibbaan dalam Shahih-nya (8/265),
Adz-Dzahabiy dalam As-Siyar (21/158) dan dalam Tadzkiratul-Huffaadh (4/1377),
Al-Mizziy dalam Tahdziibul-Kamaal (ق/941/2/ط),
Ibnu Hajar dalam Taghliiqut-Ta’liiq (5/155),
serta Ibnu ‘Asaakir dalam Taarikh Dimasyq (hal. 155) dari beberapa jalan,
dari Hisyaam (bin ‘Ammaar) dengan kelanjutan sanad seperti di atas.
Hisyaam bin ‘Ammaar dan Shadaqah bin Khaalid tidak bersendirian dalam periwayatan tersebut. Ada mutaba’ah bagi mereka berdua :
1. ‘Abdul-Wahhaab bin Najdah : Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Bakr, dari ‘Abdurrahman bin Yaziid, dengan kelanjutan sanadnya. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunan-nya (4/319) dengan sanad shahih.
2. ‘Abdurrahman bin Ibraahiim, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Bakr, dengan kelanjutan sanadnya. Diriwayatkan oleh Al-Baihaqiy dalam As-Sunan Al-Kubraa (3/272) dengan sanad shahih.
3. ‘Isa bin Ahmad Al-‘Asqalaaniy, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Bakr, dengan kelanjutan sanadnya. Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asaakir dalam Taariikh Dimasyq (hal. 156) dengan sanad shahih.
Di sini, ‘Athiyyah bin Qais pun tidak bersendirian, namun ia mempunyai dua mutaba’ah :
1. Maalik bin Abi Maryam, dari ‘Abdurrahman bin Ghunm, dengan kelanjutan sanadnya.
Diriwayatkan oleh :
Al-Bukhariy dalam At-Taarikh Al-Kabiir (1/305);
Ibnu Hazm dalam Al-Muhallaa (9/57);
Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf (8/107); dan Ibnu Maajah dalam As-Sunan (2/1333);
Abu Dawud dalam As-Sunan (3/329);
Al-Baihaqiy dalam Sunan-nya (8/295),
Al-Aadaab (hal. 423), dan Syu’abul-Iman (9/341);
Adz-Dzahabiy dalam As-Siyar (20/271),
Ibnu Hajar dalam Taghliiqut-Ta’liiq (5/20);
Ibnu Hibbaan dalam Shahih-nya (5/161);
An-Naisaabuuriy dalam Al-Manaahiy (ق/219/ط);
Al-Aajurriy dalam Tahriimun-Nard (hal. 299);
Ahmad dalam Al-Musnad (5/342);
Ath-Thabaraniy dalam Al-Mu’jamul-Kabiir (3/320);
Al-Muhaamiliy dalam Al-Aamaaliy (hal. 101);
serta As-Sahmiy dalam Taarikh Jurjaan (hal. 115).
Sanad riwayat ini hasan dengan mutaba’at-nya, dikarenakan Maalik bin Abi Maryam. Ia seorang perawi berstatus maqbuul sebagaimana dalam At-Taqriib oleh Ibnu Hajar (hal. 917), yaitu jika ada mutaba’ah sebagaimana di sini. Jika tidak, maka ia adalah layyinul-hadiits.
Al-Bukhariy dalam At-Taarikh Al-Kabiir (1/305);
Ibnu Hazm dalam Al-Muhallaa (9/57);
Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf (8/107); dan Ibnu Maajah dalam As-Sunan (2/1333);
Abu Dawud dalam As-Sunan (3/329);
Al-Baihaqiy dalam Sunan-nya (8/295),
Al-Aadaab (hal. 423), dan Syu’abul-Iman (9/341);
Adz-Dzahabiy dalam As-Siyar (20/271),
Ibnu Hajar dalam Taghliiqut-Ta’liiq (5/20);
Ibnu Hibbaan dalam Shahih-nya (5/161);
An-Naisaabuuriy dalam Al-Manaahiy (ق/219/ط);
Al-Aajurriy dalam Tahriimun-Nard (hal. 299);
Ahmad dalam Al-Musnad (5/342);
Ath-Thabaraniy dalam Al-Mu’jamul-Kabiir (3/320);
Al-Muhaamiliy dalam Al-Aamaaliy (hal. 101);
serta As-Sahmiy dalam Taarikh Jurjaan (hal. 115).
Sanad riwayat ini hasan dengan mutaba’at-nya, dikarenakan Maalik bin Abi Maryam. Ia seorang perawi berstatus maqbuul sebagaimana dalam At-Taqriib oleh Ibnu Hajar (hal. 917), yaitu jika ada mutaba’ah sebagaimana di sini. Jika tidak, maka ia adalah layyinul-hadiits.
2. Ibrahim bin ‘Abdil-Hamiid bin Dzi Himaayah, dari seseorang yang telah mengkhabarkannya, dari Abu Maalik Al-Asy’ariy.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy dalam At-Taariikh Al-Kabiir (1/304). Sanad riwayat ini adalah hasan dengan mutaba’at-nya. Perawi mubham yang ada di pertengahan sanad, maka kuat perkiraannya ia adalah ‘Abdurrahman bin Ghunm.
Kesimpulan : Hadits ini shahih tanpa ada keraguan sedikitpun. Wal-hamdulillaahi rabbil-‘aalamiin.
NB : Takhrij hadits bisa juga dilihat di : Hukum Musik Dan Nyanyian (2).
[Cerkiis.blogspot.com, Dinukil oleh Abu Al-Jauzaa’ Al-Bogoriy dari kitab Al-Adlwaaul-Atsariyyah fii Bayaani Inkaaris-Salaf Ba’dluhum ‘alaa Ba’dlin fil-Masaailil-Khilaafiyyah Al-Fiqhiyyah karya Abu ‘Abdirrahman Fauziy bin ‘Abdillah bin Muhammad Al-Atsariy, hal. 64-66; Maktabah Al-Furqaan].
[1] Lihat Al-Muhalla oleh Ibnu Hazm (9/55), Tahriim Aalaatith-Tharb oleh Al-Albaaniy (hal. 5), dan Al-Kaasyif oleh Al-Atsariy (hal. 21).