Yahudi Bukan Israail (Israel)
Oleh : Asy-Syaikh Dr. Bakr bin ‘Abdillah Abu Zaid rahimahullah
Israiliyyuun :
Asy-Syaikh ‘Abdullah bin Zaid Aalu Mahmud mempunyai satu risalah yang berjudul : Al-Ishlaah wat-Ta’diil fiimaa Thara-a ‘alaa Ismil-Yahuud wan-Nashaaraa minat-Tabdiil, dimana di dalamnya terdapat satu penelitian/penjelasan yang menyinggung bahwasannya “Yahudi” telah terlepas dari Bani Israil akibat kekufuran mereka di jaman Bani Israil; seperti halnya terlepasnya Ibrahim Al-Khaliil ‘alaihis-salaam dari bapaknya yang bernama Azar.
Kekufuran itu memutus loyalitas antara kaum muslimin dengan kafirin, sebagaimana terdapat dalam kisah Nuh bersama anaknya (yang kafir). Oleh karena itu, keutamaan itu ada pada Bani Israail, bukan pada Yahudi sedikitpun. Karenanya, pemutlakan istilah Bani Israail untuk Yahudi akan mengkonsekuensikan penyematan keutamaan-keutamaan bagi mereka dan (sebaliknya justru) menutupi kejelekan-kejelekan yang ada pada mereka. Hal itu menyebabkan hilangnya perbedaan antara Bani Israail dengan Yahudi yang dimurkai dan dihinakan oleh Allah dimana saja mereka berada.
Hal itu sebagaimana tidak diperbolehkannya mengganti nama ”Nashara” dengan ”Masiihiyyin” sebagai nisbat kepada pengikut Al-Masiih (’Isa) ’alaihis-salaam. Ini merupakan perkara yang baru yang tidak ada asal-usulnya dalam sejarah dan dalam pengamalan para ulama. Hal itu (sebagaimana telah maklum), disebabkan kaum Nashara telah mengganti dan mengubah ajaran agama yang dibawa oleh Al-Masiih ’alaihis-salaam, sama seperti perbuatan Yahudi terhadap agama Musa ’alaihis-salaam. Segala penamaan adalah tidak ada asalnya. Allah hanya menamakan ”Nashara”, bukan ”Al-Masiihiyyin”. (Allah telah berfirman) :
”dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak menguasai (nya), hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui” (QS. Al-Anfaal : 34).
Dan dikarenakan kekafiran Yahudi dan Nashrani atas syari’at yang dibawa Muhammad shallallaau ’alaihi wasallam menjadi sebab penyebutan diri mereka sebagai orang-orang kafir. Allah ta’ala telah berfirman :
”Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata” (QS. Al-Bayyinah : 1).
Sesungguhnya Yahudi adalah nama bagi orang-orang-orang yang tidak beriman kepada Musa ’alaihis-salaam. Adapun yang beriman kepadanya, maka dinamakan Bani Israaiil. Oleh karena itu, orang-orang Yahudi sendiri merasa tidak senang dengan penyebutan ”Yahudi” kepada mereka."
[Cerkiis.blogspot.com, Sumber : selesai – Mu’jam Al-Manaahiyyil-Lafdhiyyah, oleh Asy-Syaikh Dr. Bakr bin ’Abdillah Abu Zaid, hal. 93-94, Daarul-’Aashimah, Cet. 3/1417 H – ditulis ulang oleh Abul-Jauzaa’].
Teks Asli :
إسرائيليون :
للشيخ عبد الله بن زيد آل محمود رسالة باسم : ((الإصلاح والتعديل فيما طرأ على اسم اليهود والنصارى من التبديل)) فيها تحقيق بالغ بأن ((يهود)) انفصلوا بكفرهم عن بني إسرائيل زمن بني إسرائيل، كانفصال إبراهيم الخليل، عليه السلام، عن أبيه آزر، والكفر يقطع الموالاة بين المسلمين والكافرين، وكما في قصة نوح مع ابنه؛ ولهذا فإن الفضائل التي كانت لبني إسرائيل ليس ليهود منها شيء؛ ولهذا فإن إطلاق اسم بني إسرائيل على ((يهود)) يكسبهم فضائل ويحجب عنهم رذائل، فيزول التميز بين بني إسرائيل وبين ((يهود)) المغضوب عليهم، الذين ضربت عليهم الذلة والمسكنة.
كما لا يجوز إبدال اسم ((نصارى)) بالمسيحيين نسبة إلى أتباع المسيح، عليه السلام، وهي تسمية حادثة لا وجود لها في التاريخ، ولا استعمالات العلماء؛ لأن النصارى بدَّلُوا دينا المسيح وحرَّفوه، كما عمل يهود بدين موسى عليه السلام. وهذه تسمية ليس لها أصل، وإنما سمَّاهم الله ((النصارى)) لا ((المسيحيين)) (وَمَا كَانُوا أَوْلِيَاءَهُ إِنْ أَوْلِيَاؤُهُ إِلَّا الْمُتَّقُونَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ).
ولكفر اليهود والنصارى بشريعة محمد صلى الله عليه وسلم صار التعبير عنهم بالكافرين، قال الله تعالى : (لَمْ يَكُنِ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ مُنْفَكِّينَ حَتَّى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُ) الأٓية،
إن ((يهود)) عَلَمٌ لمن لم يؤمن بموسى عليه السلام، فأما من آمن به فهم ((بني إسرائيل)) ولهذا فهم يشمئزون من تسميتهم بهذا ((يهود))