Rabu, 31 Maret 2021
▬▬▬▬▬▬•◇✿◇•▬▬▬▬▬▬
🍃PAHALA NIKAH DENGAN YANG TIDAK DICINTAI🍃
▬▬▬▬▬▬•◇✿◇•▬▬▬▬▬▬
وقد قيل لأبي عثمان النيسابوري: ما أرجى عملك عندك؟ قال: كنت في صبوتي يجتهد أهلي أن أتزوج، فآبى؛ فجائتني امرأة، فقالت: يا أبا عثمان! إني قد هويتك، وأنا أسألك بالله أن تتزوجني، فأحضرت أباها -وكان فقيرًا- فزوجني، وفرح بذلك، فلما دخلت إلي، رأيتها عوراء عرجاء مشوهة، وكانت لمحبتها لي تمنعني من الخروج، فأقعد حفظًا لقلبها، ولا أظهر لها من البغض شيئًا، وكأني على جمر الغضا١ من بعضها، فبقيت هكذا خمس عشرة سنة حتى ماتت، فما من عملي شيء هو أرجى عندي من حفظي قلبها.
Ditanyakan kepada Abū Uṡmān an-Naisābūri, “Amal shalih apa yang paling kau harapkan manfaatnya di akhirat?”. Abū Uṡmān lantas bercerita, “Dulu ketika muda keluargaku memaksaku untuk menikah namun aku tidak mau. Suatu hari ada seorang wanita mendatangiku dan mengatakan, “Wahai Abū ‘Uṡmān sungguh aku jatuh cinta kepadamu. Aku memintamu dengan bersumpah kepada Allah agar engkau menikahiku”. Aku pun lantas mendatangi ayahnya dan ayahnya adalah seorang yang miskin. Ayahnya lantas menikahkan aku dengan anak gadisnya dan pernikahan tersebut membuat ayah mertua gembira. Saat malam pertama aku baru pertama kali melihatnya. Ternyata wanita tersebut buta sebelah, berkaki pincang dan berwajah jelek. Karena demikian besar rasa cintanya kepadaku, dia melarangku sering keluar rumah. Aku pun rajin berada di rumah dalam rangka menjaga hatinya. Aku tidak pernah sedikit pun menampakkan rasa tidak suka kepadanya padahal sebenarnya selama berumah tangga aku seakan-akan berada di atas bara api karena hati yang sebenarnya tidak mencintainya. Demikianlah kesabarannya dengan keadaan seperti ini selama 15 tahun lamanya hingga isteriku tersebut meninggal dunia. Tidak ada satu pun yang lebih kuharapkan manfaatnya di akhirat dibandingkan amal bersabar menjaga hatinya”.
📚 Ṣaid al-Khāṭir karya Ibnul Jauzi hlm 405-406, Dār al-Qalam Damaskus.
Amal andalan, amal yang paling diharapkan manfaatnya di akhirat itu berbeda-beda antara satu orang dengan lainnya. Ada yang amal andalannya shalat, puasa, baca al-Qur’an, sedekah dll. Ada juga orang yang amal andalannya adalah bersabar.
Di antara sabar yang sangat besar nilainya adalah bersabar dengan kekurangan pasangan, suami atau isteri, bersabar untuk mempertahankan rumah tangga dengan segala pengorbanan yang harus dikeluarkan dan bersabar untuk tetap menampakkan cinta dan sayang kepada pasangan meski kondisi hati tidak demikian. Demikianlah kesabaran yang dicontohkan oleh Abū ‘Uṡmān yang menikah dengan seorang wanita yang berparas jelek, berkaki pincang, salah satu matanya buta dan berasal dari keluarga papa tidak punya apa-apa.
Di antara amal istimewa seorang suami adalah menjaga hati dan perasaan isterinya serta menyenangkan hati isteri sebagaimana Abū Uṡmān yang menjaga hati dan perasaan isterinya serta memilih untuk jarang keluar rumah demi menyenangkan isteri.
Di antara amal shalih berpahala adalah ibrār al-muqsim, memenuhi permintaan seseorang yang meminta kepada kita untuk melakukan sesuatu dengan bersumpah menyebut nama Allah. Sebagaimana penjelasan Imam an-Nawawi hukum _ibrār al-muqsim_ itu sunnah muakkadah dengan syarat tidak menyusahkan orang yang dimintai karena dengan melakukannya orang yang meminta dengan nama Allah tersebut tidak terkena kewajiban membayar kaffarah sumpah. Dalam kasus Abū ‘Uṡmān, pada awalnya calon isteri nya bersumpah atas nama Allah agar Abū ‘Uṡmān berkenan menikahinya dan dalam rangka memuliakan nama Allah Abū ‘Uṡmān pun bersedia memenuhi permintaan wanita tersebut.
Urgensinya melihat calon sebelum memutuskan untuk menikah dengannya. Kasus yang terjadi pada Abū ‘Uṡmān terjadi karena beliau memutuskan untuk memenuhi permintaan wanita tersebut untuk dinikahi sebelum beliau melihat dan mengetahui fisik dan paras muka wanita tersebut.
Seorang wanita diperbolehkan untuk mengajukan diri agar dinikahi oleh seorang laki-laki yang shalih. Hal ini bukanlah hal yang tercela. Bahkan ini adalah salah satu cara yang dibenarkan oleh syariat agar seorang muslimah mendapatkan pasangan hidup.
🤲 Semoga Allah anugerahkan kepada penulis dan semua pembaca tulisan ini pasangan hidup yang tulus mencintai. Aamiin.
✍️ Dr. Aris Munandar, SS, MPI
🏘️ Pondok Pesantren Hamalatul Qur'an Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta
NB:
📮 Mohon dishare sebanyak-banyaknya. Moga Allahﷻ catat sebagai amal jariyah.
⛔ Dilarang mengubah teks tulisan dan yang berkaitan dengannya tanpa izin dari penulis.
◉▪️◉ ═══ ༻❀○❁○❀༺ ═══ ◉▪️◉
Kiat anti miskin: sibukkan diri untuk urusan akhirat
Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ اللهَ يقولُ يا ابنَ آدمَ : تَفَرَّغْ لعبادَتِي أملأْ صدركَ غِنًى وأسُدُّ فقرَكَ ، وإِنْ لَّا تفعلْ ملأتُ يديْكَ شُغْلًا ، ولم أسُدَّ فقْرَكَ
“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Wahai manusia! Habiskan waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kecukupan dan akan Aku tutup kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan demikian, maka akan Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan tutup kefakiranmu’” (HR. At Tirmidzi no. 2466, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
Dijelaskan oleh Al Munawi :
أي تفرغ عن مهماتك لطاعتي ولا تشتغل باكتساب ما يزيد على قوتك وقوت ممونك فإنك إن اقتصرت على ما لا بد منه واشتغلت بعبادتي (أملأ صدرك) أي قلبك الذي في صدرك (غنى)
"Maksudnya, alokasikan lebih banyak waktumu untuk melakukan ketaatan kepadaku. Jangan sibukkan diri untuk mencari penghidupan melebihi kebutuhan pokokmu dan kebutuhan pokok orang yang jadi tanggunganmu. Jika engkau mencukupkan diri dengan perkara penghidupan yang pokok saja, dan menyibukkan diri untuk beribadah kepadaku, maka Aku (yaitu Allah) akan memenuhi dadamu (yaitu hatimu) dengan kecukupan" (Faidhul Qadir, 2/308).
Wallahu a'lam
♻ Ustadz Yulian Purnama
MEMBRONTAK PENGUASA MUSLIM DENGAN LISAN?
Syaikh Shôlih bin Abdil 'Azîz Âlus-Syaikh -hafidzohullah- menjelaskan :
Membrontak penguasa (waliyyul amri) itu dengan dua hal :
1. Keyakinan : Tidak berbai'at dan berkeyakinan wajib atau bolehnya membrontak.
2. Perbuatan : Inilah inti masalah yaitu orang yang membrontak dengan senjata.
3. Perkataan : Sebagian ulama memasukkan bentuk ini, hanya saja ini tidak bisa jadi patokan, karena masih ada dua kemungkinan
ו Bisa jadi itu membrontak
å Bisa jadi juga itu amar ma'ruf nahi mungkar yang tidak sampai pada pembrontakan dan membuat onar.
Maka para ulama menetapkan bahwa pembrontakan ada dua bentuk (No.1 dan 2) adapun dengan perkataan maka butuh rincian
[Mengambil faidah dari kitab Al-Wâfî hal : 176]
Semoga bermanfaat dan memberi pencerahan
♻ Ustadz Nur Hadi Nugroho
Selasa, 23 Maret 2021
Jika Istri Berakhlak Buruk
Hukum Main Catur
Sabtu, 13 Maret 2021
Rabu, 03 Maret 2021
Syaikh Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata:
Ketika seorang dai datang ke sebuah komunitas masyarakat untuk berdakwah, di mana di sana masih marak kebid'ahan, khurafat, dan semisalnya, maka hendaknya ia awali pembicaraannya dengan sesuatu yang menentramkan hati. Misal, membicarakan tentang shalat, tentang surga, tentang neraka, atau tema-tema yang semisal itu yang dapat membuat hati masyarakat di sana menjadi lunak untuk menerima pelajaran.
Jangan mengawali dakwah kepada mereka dengan seruan: "Wahai para ahlul bid'ah yang menyelisihi syariat dan sesat, setiap bid'ah itu dhalalah." Sebab, jika diawali dengan sesuatu yang menyerang, mereka tidak akan mau menerima.
Maka, perhatikan firman Allah berikut: "Jangan kalian memaki-maki orang yang berdoa kepada selain Allah sehingga membuat mereka memaki-maki Allah." (QS. Al-An'am: 108)
Maka, mulailah dengan sesuatu yang dapat mereka terima. Sesuatu yang tidak menimbulkan pertentangan. Bukakan mereka pintu-pintu ilmu yang Allah karuniakan padamu, hingga mereka tahu bahwa engkau adalah orang berilmu, sehingga mereka menerimamu dan menerima apa yang engkau sampaikan.
(Syarh Ushul Fii At-Tafsiir, Syaikh Ibnul Utsaimin, hal. 125)
♻ Faedah Ilmu