Kamis, 06 Agustus 2020

Bukan Termasuk Penuntut Ilmu: Tukang Membicarakan Perempuan


[Bukan Termasuk Penuntut Ilmu: Tukang Membicarakan Perempuan]

Dan tukang diskusi atau kasak-kusuk poligami. Tidaklah kita temukan rekan semisal itu, melainkan rekan yang sangat minim mujahadah dan effortnya dalam menuntut ilmu. Alih-alih rajin 'ngaji kitab'. Jika masih kita seperti itu, semoga Allah mudahkan untuk meninggalkannya.

Penuntut ilmu, jika berazam akan suatu perempuan, ia bertawakal, berikhtiyar dan membidik. Jika ia hendak poligami, tidak terlalu banyak bicara dan umbar hingga tak ada ujungnya.

Penuntut ilmu itu pelit terhadap waktu. Lebih senang membaca turats ilmu dibandingkan paha-paha perempuan. Lebih tertarik pembahasan ilmiah dibandingkan kasak-kusuk poligami dan segala candaannya.

Sebagian penuntut ilmu sangat semangat kala masa bujang. Namun setelah menikah, apa yang terjadi pada dirinya telah disebutkan oleh sebagian dari Salaf:

ضاع العلم بين أفخاذ النساء

"Telah hilang ilmu di tengah paha-paha perempuan!"

Rekan-rekan yang kerap membicarakan perempuan atau poligami (padahal sejak larut lampau tak jadi-jadi), tak pernah ditemukan dari mereka sisi semangat menghafal, atau mempelajari ilmu utuh dengan baik. Seolah perempuan telah menjajah akalnya, meski takkan dia mengakui itu. Yang semisal ini, takkan beruntung. Sebagaimana dikatakan oleh Sufyan ats-Tsaury:

مَنْ أَحَبَّ أَفْخَاذَ النِّسَاءِ لَمْ يُفْلِحْ

"Barangsiapa yang menyukai paha-paha perempuan, maka ia tidak beruntung." [Siyar A'lam an-Nubala', 6/639]

Begitulah.

Seseorang menikah, seharusnya dengan menikahnya ia, kian terbantukan dan terdorong untuk menuntut ilmu. Bukan justru hilang dari majelis ilmu dengan alasan kesibukan setelah menikah. Seolah menikah atau memiliki istri (satu atau lebih) adalah bala dan penghalang dari majelis ilmu.

Seseorang mengenal sunnah Nabi, seharusnya dengan inshaf tentang Sunnah, ia tak banyak berkoar perihal poligami dan tak kunjung praktek. Diam fokus menuntut ilmu kemudian insya Allah pada waktunya semua dimudahkan, atau silakan keluarkan segala terjemah kemaluan di hadapan keramaian jika memang ilmu tak menghiasi pemiliknya dengan rasa malu.

Kita tak pernah melihat orang yang kerap bercanda dan main-main sebagai suri tauladan.

♻  Ustadz Hasan Al-Jaizy Al-Jaizy
🌐  Cerkiis.blogspot.com