Kamis, 26 Desember 2019
Bismillah.
Jika tidak ada urgensi syar'inya, tidak sepatutnya kita mengorek-ngorek amalan dan keagamaan orang lain; terutama terkait amalan-amalan yang tidak wajib.
"Kenapa antum kok nggak pernah puasa ayyamul bidh atau Senin Kamis?"
"Kenapa antum kok jarang sekali sholat Dhuha?"
"Kenapa antum kok nggak pernah terlihat baca Al Kahfi di hari Jum'at?"
"Kenapa antum kok seperti malas sholat rawatib?"
"Kenapa antum kok nggak semangat bersedekah padahal mampu?"
Seorang hamba tidak diperintah untuk laporan kepada kita atas amal-amal apa saja yang telah dilakukan. Justru, dia dituntut untuk ikhlas beribadah hanya demi mengharap wajah Allah semata.
Sementara, apa yang tidak kita lihat, bukan berarti tidak ada. Apa yang tidak kita ketahui, bukan berarti tidak dilakukan. Bisa jadi, seseorang menutup rapat amal ibadahnya dari pandangan mata manusia demi menjaga niatnya.
Dalam hal ini, lebih baik kita banyak muhasabah, introspeksi, menyibukkan diri sendiri untuk meningkatkan amal apa yang masih kurang atau bahkan belum sama sekali ditunaikan. Adapun terkait orang lain, itu bukan urusan atau tanggungjawab kita; kecuali keluarga yang ada di bawah wilayah (kewalian) kita.
Mabruuk insyaallah.
๐ Ustadz Ammi Ahmad
๐ WA Group : 08561456012
๐ Cerkiis.blogspot.com