Jumat, 20 Mei 2022

Pengaruh Media


Jumlah penumpang kapal Titanic ada 2228 orang, namun setelah kecelakaan itu yang berhasil selamat dari bencana hanya 706 orang, ini berarti ada 1000 orang lebih menemui ajalnya pada musibah itu,

Dan ketika kisah ini di angkat ke layar lebar tampak jelas bahwa penyebab tewasnya para penupang sebagian besar disebabkan jatuh dan tenggelam ke dalam laut setelah kapal titanic terbelah dan karam,

Dari kisah ini hanya pemeran utama (Leornardo de caprio) yang tewas karena kedinginan setelah ia menyelamatkan kekasihnya, Dan dari ini pula pasti ribuan para penonton sangat sedih melihat dia kedinginan dan beku, dan pasti para penonton juga sangat berharap agar pemeran utamanya itu selamat dari maut dan hidup harmonis dengan sang kekasih, dan pada saat itu para penonton pasti tidak akan peduli, tidak kawatir dan tidak muncul rasa kasihan kepada para penumpang-penumpang lain yang mati (padahal jumlahnya ribuan) yang terdiri dari wanita, anak2 dan orang2 tua yang tenggelam dalam film itu,

Dan bila kita bertanya pada diri sendiri, mengapa kita kasihan/bersimpati hanya pada pemeran utamanya saja yaitu Leonardo de carprio ? padahal jelas ia seorang pencuri, perebut tunangan orang, pezina, peminum dan penjudi ? dan mengapa kita tdk simpati pada penumpang yang lainnya ??

Jawabnya adalah karena sutradara dalam film ini hanya menyorot pemeran utama, sehingga seakan-akan film titanic ini hanya menceritakan kisah hebat sepasang kekasih diatas kapal Titanic dan yg lain tidak penting,

Sebuah hikmah yang dapat kita petik dari tayangan film tersebut, Begitulah cara kerja media di zaman ini, fakta telah menunjukkan ada ribuan orang baik, ada banyak peristiwa penting yg masyarakat perlu tahu, ada banyak hal yg bermanfaat, ada jutaan orang yg mati di palestina, syiria, libia, myanmar dan seterusnya yg perlu kita bantu, Tapi media enggan menyorotnya karena itu tidak menguntungkan baginya,

Tapi sebaliknya, ketika kejadian Bom di Perancis dan pesawat yang menabrak gedung bertingkat di amerika, lihat media-media membanjiri beritanya, hingga sebagian dari kita akhirnya bersimpati, berdoa, menangis dan mengutuk keras, Padahal itu hanya oknum yg di dalam islam jelas tidak mengimani prilaku aniaya terhadap siapapun dan dimanapun sekalipun terhadap binatang,

Begitulah sistim kerja media mainstream pobia islam, dia bekerja memberikan citra buruk dan opini kepada dunia bahwa islam itu jahat, bila orang islam yg salah, mereka amat semangat memberitakan citra buruk kepada islam, namun ketika orang islam benar dan terdzalimi mereka pura-pura tidak melihat, tidak peduli bahkan media nasional pun tak ada yg mau memberitakan.

Dan inilah zaman kita hidup, dimana pengajian bernilai agama sering di bubarkan namun acara konser musik yg nyata2 maksiat tetap dibiarkan, orang mengenakan jilbab dan cadar di anggap keterbelakangan namun orang mengenakan pakaian sexy dan terbuka di puji-puji, orang menikah poligami dicaci maki namun zina dan eljibiti dibilang hak asasi.

Sungguh inilah zaman yg salah bisa menjadi benar, dan yg benar di salahkan, orang baik di musuhi, orang jahat di puji-puji, keburukan di pertontonkan, kebaikan nyaris di hilangkan.

Semoga Allah tetap teguhkan iman kita semua dan istiqomahkan untuk terus menuntut ilmu, terutama memperbanyak belajar Tauhid dan pengukuhan aqidah, karena saat ini kita hidup di zaman penuh fitnah, banyak ujian dan didominan hawa nafsu.

✍ Habibie Quotes, 06/12/2016

๐ŸŒ Cerkiis.blogspot.com