Jumat, 11 Oktober 2019


Ayah . . . 


Tangisan ayah tidak pernah kamu dengar. Itu karena ayah selalu ingin terlihat kuat dan tegar; agar kamu dan ibumu tetap mempercayai ayah.

Ayah terkadang lebih merasa bangga akan adanya kamu dibandingkan ibumu. Ayah lebih ke bangga, (dan) ibu lebih ke sayang. Karena itu, ayah dulu kadang memberimu tempat duduk tertinggi, di bahunya... dengan bangganya akan (kehadiran) kamu. Dan ibumu cukup menggendongmu, lebih dekat ke dada, lebih dekat ke hati, lebih dekat ke perasaan sayang.

Ayah, yang kadang terseok-seok di jalanan mencari nafkah, yang kadang tidak mau (men) ceritakan bagaimana ia telah menelan debu jalanan kehidupan... tidak mau (men)ceritakan pada ibumu dan kamu. Karena ayah kadang terlalu tulus dan pengorbanannya tak mau ditangisi di depannya.

Yang mungkin nanti setelah ayah sudah tidak ada lagi, kamu baru mengerti tentang ayah.

♻  Ustadz Hasan al Jaizy
๐ŸŒ  WA Group : 08561456012
๐ŸŒ  Webs : http://cerkiis.blogspot.com
๐ŸŒ  Fb : https://www.facebook.com/cerkiisOfficial/
๐ŸŒ  Youtube : https://www.youtube.com/channel/UC_7jNhODU-Y9_VjTxbaI7qw

๐ŸŒน  *CERITA KEHIDUPAN ISLAMI*  ๐ŸŒน