Selasa, 24 September 2019

Sepucuk Surat (Ada Cinta Di Papua)

Sepucuk Surat, Seuntai Nasehat
(Tanggal 6 Juli 2019 Hingga Kini 23 September 2019)


Cinta Di Papua

Abu Fatihah (6 Juli 2019)

Bismillah..
Menulis sedikit kegundaan yang ada dari hamba yang hina, hanya bisa berharap dan memohon pada Rabb semesta alam.

Banyak dakwah yang ada di indonesia dari ujung barat sampai ujung timur, namun demi Allah yang memegang segala-Nya, tidak lah di indonesia memiliki tantangan masing-masing di setiap daerah dengan para pejuang islam yang menegakkan dakwah untuk membuktikan cinta pada Allah dan Rasul-Nya.

Namun jujur dari dalam hati yang terdalam,  banyak sudah daerah dan pulau yang di jelajah.. dengan banyak problem yang ada di dalam dakwah, hanya di papua ini kami merasakan kesedihan yang sangat, bagaimana tidak.. problem dakwah dimanapun di indonesia ini terutama di pedalaman adalah akses transportasi, sosial dan terutama ekonomi yang membuat masyarakat muslim di pedalaman indonesia berat menjalani kehidupanya.. tapi itu semua sudah biasa menurut saya, sebab terkadang dengan segala kekurangan tersebut mereka masih aman untuk menegakkan agamanya, masih mudah mengakses ke penjuru kota, masih muda mendapatkan bantuan dari mana saja, masih bisa melakukan hal apapun tanpa haris khawatir tentang nyawanya bahkan jauh dari intimidasi suku dan agama, tapi tidak sedikit dari mereka masih malas mengenal islam dan enggan melaksanakan perintah Allah jalla wa 'ala., ini yang aaya rasakan sebelumnya saat berada di daerah indonesia lainya.

Namun di papua pedalaman ini berbeda.. selain ekonomi yang jauh dari kata pantas, masalah transportasi yang sangat sulit,dan sosial yang jauh dari kata baik, jauh dari peradaban, ada dimana masa kami selalu harus khawatir dengan nyawa, keamanan yang jauh dari kata layak, bahkan tidak ayal kami sering mendapatkan intimidasi yang kadang hampir membuat kami menyerah, belum lagi watak keras yang di miliki masyarakat asli yang tidak mengenal dunia luar, dan primitif., sering sekali kami ingin berhenti dan pindah dari tempat ini, dan banyak saudara-saudara yang sudah tau dan lama tinggal mengatakan hal2 yang membuat hati ingin jauh dari pedalaman ini, misal  "sudahlah...jangan urusi mereka, mereka keras, dan bahaya kalau sering mengunjungi mereka,nyawa taruhanya daerah kita ini tidak pernah aman dari hal apapun, biarkan mereka,kita usaha saja,menabung dan setelah itu kembali ke kampung halaman", , itulah salah satu bahasa yang sering di ungkapkan pada kami.. bahkan sering kami mengalami hal2 yang tidak bail di perjalanan menyangkut keamanan bahkan hampir bertaruh nyawa. Di luar itu segala harga barang2 kebutuhan disini lebih mahal 5 - 8 kali lipat mahalnya daripada daerah lain di indonesia. Kadang Tangis,sedih, gundah dan rasa takut kami alami., selalu mengusik hati.

Tapi kami selalu berharap ada cahaya indah dan penjagaan Allah jalla wa 'ala disana, bagaimana kami meninggalkan mereka (masyarakat pedalaman muslim papua) yang cinta kepada islam dengan cara yang istimewa, mereka mempertaruhkan jiwa, dan raga bukan hanya untuk menjalankan keislaman dan menegakkan islam, bahkan untuk menjalani kehidupan mereka pun sangat berat, namun mereka tidak pernah menyerah... mereka tidak mengeluh, mereka cinta dengan islam.. mereka menunjukkan keislaman mereka dengan tegas walaupun banyak intimidasi dan larangan baik dari suku dan keluarga mereka sendiri, bahkan tak ayal sering terjadi kekerasan (antar suku mereka yang islam dan yang bukan islam) di sebabkan mereka menjalankan ke islaman mereka,. mereka menerima kami dengan cinta, mereka memangis dan memeluk dengan kasih sayang.. bahkan sering sekali kalimat yamg indah keluar dari mulut mereka..
"Jangan tinggalkan kami, kami tidak punya apa-apa... kami islam, kami muslim", 
dan dari hal tersebutlah cinta untuk pedalamam ini hadir untuk terus bersama menggapai ridho Allah jalla wa 'ala.





-----------------------------------------------

Surat Dari Pedalaman Papua "3"

Abu fatihah (23 September 2019)

Bismillahirrahmanirrahim..

Terjadi lagi pecah keributan 23 september 2019/senin di daerah kami, Wamena-papua, dimana seharusnya kami menikmati pagi dengan indah.

Kami percaya ini adalah takdir dari Allah subhana wa ta'ala, sudah tertulis, namun semua tetaplah di sebabkan dari perbuatan manusia.

Gerombolan masyarakat menyerang dari arah manapun, menuju kota, tidak jelas apa pemicunya, semua berhamburan, anak kecil dan wanita menangis, toko hancur, gedung-gedung terbakar, dan para suami dengan penuh takut tetap harus berdiri tegak menjaga harga diri dan keluarganya, ada yang memegang parang, pisau, kapak dll untuk mempertahankan drinya.

Sudah cukup daerah kami ini penuh dengan konflik, yang kabarnya tidak pernah keluar, dan tidak pernah orang di luar tau. jangan ada hal seperti ini, dalam keseharian saja kami sudah sering di liputi rasa takut., kecewa, sedih dan khawatir, belum lagi ekonomi yang tidak wajar yang kami alami disini, kami(pendatang) dan msyarakat asli disini sudah muak dengan kelakuan *Kalian*.. yang selalu mengatasnamakan dan menjual segala sesuatu demi kepentingan kalian.

Kami tidak menyalahkan apa yang terjadi, apalagi takdir Allah subhana wa ta'ala, yang kami sesalkan adalah mereka yang duduk enak di kantor dan tempat tinggalnya, bermain dengan politiknya, membuat rancangan-rancangan untuk kepentingan diri dan kelompoknya dengan mengatasnamakan apapun, apakah kalian tidak melihat banyakya darah tertumpah, anak kecil dan wanita menangis.. bagaimana jika hal itu menimpa kalian.. yang dimana harta tidak lagi berharga, kalian membuat rancangan yang seolah-olah ini karena Alam, atau beberapa konflik daerah antar kepentingan, padahal kalian lah yang merancang semua itu., iya kalian yang sudah hidup enak, duduk dan berbaring di atas penderitaan orang lain demi memuaskan nafsu kalian.. *DEMI APA*?? , demi harta, jabatan,..?? Sampai kapan itu bertahan..??

Demi Alloh kami menerima jika Alloh memang sudah menakdirkanya, dan kami yakin Alloh melihat semua ini.

Dan demi Alloh.. kalian juga akan mendapatkan balasan atas perbuatan kalian.. *Ya.. kalian yang serakah, kalian yang buta dan gila*, karena kami percaya

وَلَا تَقْفُ مَا لَـيْسَ لَـكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗ اِنَّ السَّمْعَ وَا لْبَصَرَ وَا لْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰٓئِكَ كَا نَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا

"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. *Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya."* (QS. Al-Isra' : Ayat 36)

Semoga *Kalian* tidak merasakan apa yang kami rasakan karena ulah kalian, namun kami yakin *kalian* akan mendapatkan balasan dari Allah subhana wa ta'ala.

Jangan sampai Alloh hinakan *kalian*, kalian yang memainkan makar politik duduk tenang dengan tujuan *Kalian*, dan Allah subhana wa ta'ala adalah maha segalanya, semoga Alloh berikan semuanya kebaikan., insyaa Allah.

Wallahu'alam..

Saudaramu : @bu fatihah (23 september 2019)

-----------------------------------------------

PASAR TEMPAT MENGADU NASIB MEREKA UNTUK MENCARI SESUAP NASI HANGUS TERBAKAR YANG SEBELUMNYA CUKUP RAMAI.
LIHAT GAMBAR SEBELUM TERBAKAR








Ya Allah curahkan kasih sayangMu pada mereka yang ingin mempertahankan agamaMu yang haq

SEMOGA HABIS GELAP TERBIT TERANG DI PAPUA








[Cerkiis.blogspot.com, Disusun dari artikel fb Ustadz Zainal Abidin, LC, M.M mengenai kabar yang terjadi di papua]

● 6 juli 2019 : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2412193989016354&id=1401460410089722
● 23 september 2019 https://www.facebook.com/1401460410089722/posts/2471222576446828/