Saya punya kawan seorang muslim Amerika. Suatu saat dia berkunjung ke Indonesia. Di mobil dia cerita tentang bapaknya yang sudah sering dia ajak masuk Islam tapi tak kunjung mau.
Ketika dia meninggalkan Amerika untuk berkerja di Timur Tengah, pada diri sang bapak belum ada ketertarikan sama sekali terhadap islam. Tapi dia terus menerus dakwah via telepon sambil menunjukkan akhlaq yang baik kepada sang bapak.
Waktu kami masih di mobil, tiba-tiba dia mendapat SMS dari kakaknya di Amerika bahwa sang bapak sedang sekarat. Memang berita terakhir yang beliau dapati bapaknya sedang sakit.
"I have to make a phone call bro.."
Kami pun melipir ke sebuah wartel. Ya, zaman telkomnet instan masih jaya, yang pakai HP masih sedikit, wartel pun masih bertebaran saudara.
"Please make duaa for my Dad.." katanya sebelum masuk ke wartel.
Kami pun menunggu selama hampir setengah jam di luar. Sampai kemudian dia keluar dalam keadaan matanya berkaca-kaca.
"He already passed away. But alhamdulillah he took shahadah before he died..."
Alhamdulillah, bapak beliau meninggal dalam keadaan muslim.
Kadang memang kita harus sabar dalam berdakwah. Bisa jadi buah dakwah kita baru Allah berikan di akhir kehidupan orang yang kita dakwahi.
[Cerkiis.blogspot.com, Sumber : Ustadz Wira Bachrun]